Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Perajin Topeng Kesenian Tradisional di Malang yang Tetap Eksis

Kompas.com - 30/09/2022, 08:41 WIB
Imron Hakiki,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Di tengah gempuran berbagai macam mainan modern, alat permainan tradisional tetap mendapatkan hati di masyarakat. Setidaknya hal itu yang dirasakan oleh Johan Untung yang juga perajin topeng tradisional.

Kegemaran masyarakat terhadap permainan tradisional membuatnya bisa terus mendapatkan pasar untuk produk-produk mainan tradisional Jawa Timur, seperti bantengan dan barongan.

Bantengan dan barongan adalah seni pertunjukan yang populer di kalangan masyarakat Jawa Timur. Pertunjukkan bantengan populer di kalangan masyarakat lereng Semeru, meliputi daerah Malang, Probolinggo, Pasuruan, dan Blitar.

Baca juga: Kisah Warga Desa Gunung Wangi, Olah Umbi Surinama yang Hampir Punah jadi Bernilai Ekonomi

Sedangkan Barongan populer di kawasan Jawa Tengah, khususnya di kawasan Blora.

Sebagaimana alat kesenian bantengan dan barongan aslinya, Johan membuat beberapa karakter dalam replika topeng kesenian tersebut, seperti Rampak Barong, Rampak Devil, Kucingan, dan Jambagan.

"Tapi karakter yang kita buat ini adalah replika topeng kesenian Bantengan dan Barongan khas Malang," ungkapnya saat ditemui di kediamannya, Kelurahan Penarukan, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kamis (29/9/2022).

Johan menjelaskan perbedaan karakter mainan topeng kesenian tradisional bantengan dan barongan khas Malang dengan alat kesenian dari daerah asalnya, hanya pada sisi barongnya.

"Kalau di Blora barongnya menggunakan bulu kuda. Tapi kalau khas Malang barongnya menggunakan mika plastik bergambar," tuturnya.

Hasil produksi replika topeng milik bapak dari dua anak itu kerap mendapat pesanan dari penjual mainan tradisional dari Malang Raya serta dari berbagai daerah, seperti Blitar dan Kediri.

"Kadang juga melayani pesanan dari luar Jawa, seperti Kalimantan dan Sumatera," tuturnya.

Johan bersyukur permintaan topeng mainan hasil kerajinannya itu meningkat dalam setiap tahunnya, sejak awal dirinya fokus membuat kerajinan tersebut tahun 2007 silam. Artinya permainan tradisional itu masih cukup diminati oleh generasi muda saat ini.

Baca juga: Dampak Harga BBM Naik, Ukuran Tempe di Kota Batu Mengecil

"Alhamdulillah setiap tahun tren permintaan hasil kerajinan kami meningkat setiap tahun. Meskipun di tengah gempuran berbagai macam permainan modern saat ini," tuturnya.

Dalam sepekan, ia mengaku bisa menjual sebanyak 300 item topeng mainan. Bahkan sampai kehabisan stok.

"Hanya saja pada masa pandemi Covid-19 selama dua tahun lalu, kita pernah sepi tidak mendapat pesanan sama sekali," katanya.

Proses pembuatan replika topeng itu, menurut Johan membutuhkan waktu sekitar 2-3 hari per 10 item, mulai dari tahap pemahatan, pengukiran, penghalusan, sampai pengecatan.

"Kalau harganya mulai dari Rp 75.000 per item paling murah sampai Rp 3 juta per item untuk topeng aslinya," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com