"Harus bisa menjadi bagian dari rantai pasok yang terintegrasi dengan industri besar. Tanpa itu, UMKM susah untuk naik kelas," ucap Teten.
Saat ini, baru sekitar 4,1 persen UMKM yang masuk ke dalam Global Value Chain. Maka, ekspor UMKM pun terbilang masih rendah.
"Tapi, dengan kemitraan tadi, bila industri meningkat maka UMKM pun ikut terkerek naik," kata Teten.
Sementara untuk meningkatkan kualitas produk UMKM setara dengan industri, Teten sudah menggulirkan program Rumah Produksi Bersama (Factory Sharing) untuk sektor-sektor usaha seperti kuliner, kosmetik, dan fesyen.
Perguruan tinggi juga didorong untuk membangun inkubator bisnis yang terintegrasi dengan risetnya.
"Jadi, kami akan mendorong UMKM yang naik kelas itu yang berbasis high tech," kata Teten.
Program percepatan lainnya adalah memberikan kemudahan perizinan dari informal ke formal, termasuk di dalamnya izin edar produk UMKM dari Badan POM.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.