Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Wahyuni, Bangkitkan Potensi Warung Kelontong dengan Aplikasi B2B

Kompas.com - 07/11/2022, 20:00 WIB
Putri Sophia,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebagai pemilik warung kelontong asal Gresik, perkenalan Wahyuni dengan ekosistem online tak disangkanya dapat berbuah manis.

Kondisi terbatas akibat pandemi Covid-19, membuat Wahyuni memutuskan untuk membuka jalan usaha melalui Ula, E-commerce B2B (business to business) yang memberikan akses agar warung kelontong mendapat barang yang lebih lengkap.

“Awalnya kan saya jualan seadanya, terus dikenalin Ula yang banyak produknya. Waktu itu pandemi, pas untuk UMKM kaya saya buat menambah penghasilan di rumah,” tutur Wahyuni, dalam kesempatan wawancara dengan Kompas.com, pekan ini.

Langkah yang ia ambil sejak Juli 2021 inilah yang membuat Wahyuni mendapat akses ke produk-produk yang harganya terjangkau, berkualitas, dan efisien untuk dijual di warung kelontongnya.

Wahyuni menyadari, keputusannya merambah ke ekosistem online dapat mempermudah dan memaksimalkan potensi warung yang masih konvensional ini.

“Jauh lebih efisien waktunya saat bergabung Ula, produk-produk sayur, buah, sembako ini sembari saya konsumsi pribadi juga saya jual online,” sambung Wahyuni.

Edukasi Pegiat Warung Kelontong dengan Teman Ula

Tak hanya bertindak sebagai pengguna, Wahyuni pun turut aktif mengedukasi dan berbagi pengalaman dengan pelaku warung kelontong di sekitarnya melalui komunitas Teman Ula.

Wahyuni berhasil membina para pelaku warung kelontong mengenai cara mengakses Ula, menggunakan aplikasi, hingga melakukan transaksi.

“Adanya komunitas dari berbagai kota di pulau Jawa itu bersatu, setiap harinya itu kita ngobrolin produk. Saling tukar edukasi produk yang fresh dan sembako, jadi kita semangat,” ungkapnya.

Persis seperti efek domino, eksistensi warung kelontong milik Wahyuni semakin meluas dan kerap menjadi ‘panutan’ bagi pelaku usaha yang sama.

Ia mengaku, kerap didatangi oleh para ibu-ibu pemilik warung kelontong untuk didampingi dan dibina olehnya agar paham dalam mengakses produk dan promosi di Ula.

“Saya edukasi juga di tempat saya, bagaimana mendapat produk di Ula dengan harga lebih murah, dan tanpa beli banyak tidak seperti agen-agen besar, banyak yang suka,” tuturnya.

Kekuatan Komunitas

Menjadi bagian dari komunitas Teman Ula membuat Wahyuni selangkah lebih terdepan dari segi aksesibilitas produk dan harga yang terjangkau.

Selain itu, ia pun mengaku kekuatan komunitas dan saling edukasi ini lah yang membuat usaha warung kelontongnya semakin eksis.

“Dengan ikut Ula awalnya cuma bisa dikenal di sekitaran rumah, nah sekarang ini bisa kenal banyak orang, di kelurahan, kecamatan itu tahu produk jualan saya banyak karena Ula,” tutur Wahyuni.

Kekuatan peran komunitas untuk memaksimalkan potensi warung kelontong ini juga diakui oleh Co-Founder Ula, Derry Sakti, yang menyampaikan hal serupa.

“Kurang lebih 20-30 persen total pengguna Ula dari semuanya yang lewat program Teman Ula, kami bermitra dengan Teman Ula untuk bisa menyebarkan program dan saling mengajarkan,” jelas Derry, dalam kesempatan yang sama.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Terkini Lainnya
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Program
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
Program
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau