Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Euis Rohaini, Kembalikan Kejayaan Batik Maos Cilacap

Kompas.com - 10/11/2022, 19:00 WIB
Gabriela Angelica,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Batik Maos asal Cilacap, Jawa Tengah ini sempat berada pada era kejayaannya. Sekitar tahun 1980-an, Batik Maos cukup digemari dan menjadi buah tangan khas Cilacap.

Namun, seiring berjalan waktu, eksistensi jenis batik ini mulai terkikis. Batik Maos Rajasamas akhirnya lahir pada 2007 untuk menghadirkan kembali produk batik model ini di tengah masyarakat.

Pemilik Batik Maos Rajasamas, Euis Rohaini menyampaikan, Batik Maos memiliki kelebihan utama dari segi filosofi dan sejarah yang terkandung di dalamnya.

"Batik Maos ini sudah ada sejak pasca masa Pangeran Diponegoro. Jadi sudah lama sekali, dan ternyata dalam sebuah kain Batik Maos mengandung filosofi yang sangat tinggi ya sehingga saya merasa sayang sekali jika (batik) ini sampai penuh," ujar Euis di acara Ngobrol Bisnis (Bronis) UMKM yang disiarkan lewat layanan streaming media sosial Kompas.com, Kamis (10/11/2022).

Filosofi sejarah ini juga termasuk cerita dari para pejuang yang pada masanya berjuang dan memiliki kisah di wilayah Maos.

Menurut Euis, masa kejayaan Batik Maos sempat terkikis karena modelnya yang masih berupa batik tulis tradisional. Akhirnya, Batik Maos kalah bersaing dengan perkembangan model lain pada 1990-an.

Euis menceritakan, ide usahanya ini dimulai saat ia ikut kembali ke kampung halaman sang suami di Cilacap.

"Ketika saya kembali ke kampung suami di Cilacap pada 2005, saya melihat sayang sekali ada batik, tapi tidak bisa tergali dengan maksimal. Padahal itu adalah suatu warisan budaya. Akhirnya saya dan suami memutuskan untuk mengembangkan," tutur Euis.

Euis mengakui, saat ia pertama merintis usaha Batik Maos miliknya ini tidak langsung berjalan mulus dan besar.

"Butuh proses gitu. Di 2007 saat kita mulai mengembangkan, ketika kita koordinasi dengan teman-teman pembatik dan pihak desa mereka hanya iya-iya saja dan menjanjikan batik saat selesai masa panen saja," kata Euis.

Bagi Euis, hal itu tentu menjadi sebuah concern karena usahanya akan sulit berkembang. Hanya saja, pada akhirnya ia berhasil meyakinkan para pembatik tersebut dan bisa memberdayakan mereka sampai saat ini.

Bahkan sekarang sudah terdapat sekitar 100 pekerja freelance dan 12 pekerja tetap yang ada di dalam usaha Batik Maos Rajasamas.

Batik Maos Rajamas pun akhirnya bisa tembus pasar ekspor. Euis pun berhasil mengirimkan lima kontainer berisi kerajinannya ke Arab Saudi dalam kurun waktu satu tahun.

Keunikan Batik Maos Dibandingkan dengan Model Batik Lain

Batik Maos Rajamas.Dok. Instagram Euis Rohaini Batik Maos Rajamas.

Saat ditanyakan terkait perbedaan Batik Maos dengan jenis batik lain, Euis menjelaskan bahwa pembeda utama terdapat pada filosofi dari Batik Maos sendiri.

Mungkin jenis Batik Maos itu hanya satu, tapi setiap motifnya memiliki kisah atau cerita yang berbeda-beda, misalnya motif Cebong Kumpul, motif Sakral, dan berbagai motif lain beserta ceritanya.

Selain itu, perbedaan lain Batik Maos ada pada proses pewarnaannya.

"Kita proses pewarnaan kita itu masih menggunakan sistem kerok. Jadi, zaman dulu itu masih memakai sistem kerok, kalau zaman sekarang kan sudah jarang," ungkap Euis.

Euis mengungkapkan bahwa usaha batiknya ini masih mempertahankan sisi tradisional Batik Maos. Hal ini disebabkan, proses itulah yang menjadi ciri khas batik.

Warna gelap yang mendominasi Batik Maos juga menjadi ciri lain yang membedakan dengan batik lain.

"Kita (mendapatkan) pengaruh Yogya ya jadi warnanya lebih ke gelap. Kita berbeda dengan Banyumas, tetangga sebelah. Mereka lebih banyak dapat pengaruh ke Solo, kalau kita lebih ke arah Yogya," pungkas Euis.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Terkini Lainnya
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Program
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
Program
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau