JAKARTA, KOMPAS.com - Dampak pandemi terhadap industri kopi tak membuat tren dan potensi untuk para pengusaha di dalamnya terhambat di masa depan.
Co-Founder Jakarta Coffee Week sekaligus founder dari ABCD School of Coffee Hendri Kurniawan menyampaikan, dampak dari pandemi cukup besar bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) industri kopi. Dampak terasa dari sisi hasil penjualan harian yang jadi sumber pendapatan utama mereka.
"Kami waktu pandemi kan terhambat PPKM ya. Jadi orang gak boleh dine-in dan lainnya. Sedangkan industri kopi ini kan pendapatannya lewat sales harian. Semua memang sama lewat sales harian tapi kan kalau cafe, orang gak bisa dateng," kata Hendri kepada Kompas.com di sela acara Livin Jakarta Coffee Week 2022 by Mandiri di Pondok Indah Mall 3, Jakarta, Jumat (11/11/2022).
Menurut Hendri, memang terdapat masa penjualan online melonjak pesat, tapi sebenarnya hal itu lahir dengan tujuan sebagai back up plan saja.
Baca juga: Enggak Cuma Kekinian, Ini yang Harus Diperhatikan Jika Ingin Buka Warung Kopi
Sementara itu, industri kopi adalah industri yang seharusnya bertemu langsung. Penyebabnya karena penjualan online sebelumnya tidak seperti saat ini. Orang perlu mencicipi bagaimana rasa kopi yang ingin dibeli dan tidak bisa menilai hanya dari visualnya saja.
Itulah sebabnya, Hendri menganjurkan untuk setiap pengusaha kopi tetap mengutamakan protokol kesehatan di masa pandemi ini.
"Itu yang kita coba dengan sistem seperti ini sekarang. Meski protokol sudah mulai longgar, tapi tetap saya minta menjaga diri dari Covid-19. Jadi protokol kesehatan tetap terjaga," tutur Hendri.
Saat ditanya perihal tren industri kopi ke depannya, terutama dalam hal perkembangan UMKM, Hendri menyampaikan bahwa akan terjadi kemajuan yang lebih baik dari sebelumnya.
"Saya yakin ini (industri kopi) akan jauh lebih baik dari sebelumnya. Apalagi, kita melihat ini sebagai masa pembalasan dendam setelah masa mati suri. Jadi banyak sekali sekarang sebentar-sebentar buka cafe," ujar Hendri.
Hendri melihat tren tersebut tidak hanya di jakarta tapi meluas di sekitar Jabodetabek. Ia menilai, artinya semakin banyak orang yang berani untuk bermain atau membuka usaha di dalam industri kopi.
Ratusan pegiat kopi dari kalangan industri dan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) meramaikan acara Jakarta Coffee Week (Jacoweek) 2022 di City Hall, Pondok Indah Mall 3, Jakarta.
Acara Jacoweek 2022 yang bertema "Brewing for Sustainable Future" digelar selama tiga hari mulai 11 hingga 13 November.
Hendri mengatakan, acara Jacoweek digelar untuk membangkitkan industri kopi yang terdampak akibat pandemi Covid-19 dua tahun lalu.
“Dua tahun pandemi salah satu industri yang paling terpukul adalah jadi industri kafe kopi. Jadi sekarang kita mau balik lagi, kita mau kasih semangat lagi,” tutur Hendri.
Baca juga: Ratusan Pelaku Industri dan UMKM Kopi Ramaikan Jakarta Coffee Week 2022
Hendri menambahkan, ratusan tenant yang hadir pada Jacoweek 2022 mayoritas merupakan pelaku UMKM.
Hal ini merupakan salah satu misi Jacoweek 2022 untuk memperkenalkan UMKM, khususnya di industri kopi dan kafe pada masyarakat.
“Mayoritas tenant di acara ini adalah UMKM, kita fokus ke yang kecil. Menampilkan yang belum pernah terdengar sebelumnya,” sambung Hendri.
Acara yang digelar selama tiga hari ini memberikan kesempatan dari hulu ke hilir pelaku industri kopi agar lebih dikenal.
Diketahui, Jacoweek 2022 turut menghadirkan para petani lokal, UMKM, hingga pelaku industri yang sudah berskala besar.
“Kita mau Jacoweek 2022 jadi one stop experience, kalau misalnya kita mau buka kafe, kita datang ke Jacoweek, semuanya ada di sini,” jelas Hendri.
Selain pegiat industri yang berbasis lokal, Jacoweek 2022 berkesempatan untuk menghadirkan tenant-tenant dari mancanegara seperti Singapura, Kanada, Malaysia dan Korea Selatan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.