Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Industri Kopi Diprediksi Bangkit dari Mati Suri Pasca-Pandemi Covid-19

Kompas.com - 12/11/2022, 07:00 WIB
Gabriela Angelica,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dampak pandemi terhadap industri kopi tak membuat tren dan potensi untuk para pengusaha di dalamnya terhambat di masa depan.

Co-Founder Jakarta Coffee Week sekaligus founder dari ABCD School of Coffee Hendri Kurniawan menyampaikan, dampak dari pandemi cukup besar bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) industri kopi. Dampak terasa dari sisi hasil penjualan harian yang jadi sumber pendapatan utama mereka.

"Kami waktu pandemi kan terhambat PPKM ya. Jadi orang gak boleh dine-in dan lainnya. Sedangkan industri kopi ini kan pendapatannya lewat sales harian. Semua memang sama lewat sales harian tapi kan kalau cafe, orang gak bisa dateng," kata Hendri kepada Kompas.com di sela acara Livin Jakarta Coffee Week 2022 by Mandiri di Pondok Indah Mall 3, Jakarta, Jumat (11/11/2022).

Menurut Hendri, memang terdapat masa penjualan online melonjak pesat, tapi sebenarnya hal itu lahir dengan tujuan sebagai back up plan saja.

Baca juga: Enggak Cuma Kekinian, Ini yang Harus Diperhatikan Jika Ingin Buka Warung Kopi

Sementara itu, industri kopi adalah industri yang seharusnya bertemu langsung. Penyebabnya karena penjualan online sebelumnya tidak seperti saat ini. Orang perlu mencicipi bagaimana rasa kopi yang ingin dibeli dan tidak bisa menilai hanya dari visualnya saja.

Itulah sebabnya, Hendri menganjurkan untuk setiap pengusaha kopi tetap mengutamakan protokol kesehatan di masa pandemi ini.

"Itu yang kita coba dengan sistem seperti ini sekarang. Meski protokol sudah mulai longgar, tapi tetap saya minta menjaga diri dari Covid-19. Jadi protokol kesehatan tetap terjaga," tutur Hendri.

Saat ditanya perihal tren industri kopi ke depannya, terutama dalam hal perkembangan UMKM, Hendri menyampaikan bahwa akan terjadi kemajuan yang lebih baik dari sebelumnya.

"Saya yakin ini (industri kopi) akan jauh lebih baik dari sebelumnya. Apalagi, kita melihat ini sebagai masa pembalasan dendam setelah masa mati suri. Jadi banyak sekali sekarang sebentar-sebentar buka cafe," ujar Hendri.

Hendri melihat tren tersebut tidak hanya di jakarta tapi meluas di sekitar Jabodetabek. Ia menilai, artinya semakin banyak orang yang berani untuk bermain atau membuka usaha di dalam industri kopi.

Jakarta Coffee Week 2022, Upaya Bangkitkan Industri Kopi

Ratusan pegiat kopi dari kalangan industri dan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) meramaikan acara Jakarta Coffee Week (Jacoweek) 2022 di City Hall, Pondok Indah Mall 3, Jakarta.
KOMPAS.com/WAHYU ADITYO PRODJO Ratusan pegiat kopi dari kalangan industri dan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) meramaikan acara Jakarta Coffee Week (Jacoweek) 2022 di City Hall, Pondok Indah Mall 3, Jakarta.

Ratusan pegiat kopi dari kalangan industri dan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) meramaikan acara Jakarta Coffee Week (Jacoweek) 2022 di City Hall, Pondok Indah Mall 3, Jakarta.

Acara Jacoweek 2022 yang bertema "Brewing for Sustainable Future" digelar selama tiga hari mulai 11 hingga 13 November.

Hendri mengatakan, acara Jacoweek digelar untuk membangkitkan industri kopi yang terdampak akibat pandemi Covid-19 dua tahun lalu.

“Dua tahun pandemi salah satu industri yang paling terpukul adalah jadi industri kafe kopi. Jadi sekarang kita mau balik lagi, kita mau kasih semangat lagi,” tutur Hendri.

Baca juga: Ratusan Pelaku Industri dan UMKM Kopi Ramaikan Jakarta Coffee Week 2022

Hendri menambahkan, ratusan tenant yang hadir pada Jacoweek 2022 mayoritas merupakan pelaku UMKM.

Hal ini merupakan salah satu misi Jacoweek 2022 untuk memperkenalkan UMKM, khususnya di industri kopi dan kafe pada masyarakat.

“Mayoritas tenant di acara ini adalah UMKM, kita fokus ke yang kecil. Menampilkan yang belum pernah terdengar sebelumnya,” sambung Hendri.

Acara yang digelar selama tiga hari ini memberikan kesempatan dari hulu ke hilir pelaku industri kopi agar lebih dikenal.

Diketahui, Jacoweek 2022 turut menghadirkan para petani lokal, UMKM, hingga pelaku industri yang sudah berskala besar.

“Kita mau Jacoweek 2022 jadi one stop experience, kalau misalnya kita mau buka kafe, kita datang ke Jacoweek, semuanya ada di sini,” jelas Hendri.

Selain pegiat industri yang berbasis lokal, Jacoweek 2022 berkesempatan untuk menghadirkan tenant-tenant dari mancanegara seperti Singapura, Kanada, Malaysia dan Korea Selatan.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Terkini Lainnya
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
Program
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Perkuat Koperasi dan UMKM, Mantan Gubernur BI Luncurkan BACenter
Perkuat Koperasi dan UMKM, Mantan Gubernur BI Luncurkan BACenter
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau