Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tantangan Rintis Bisnis Minuman Teh di Indonesia, Teh Kualitas Bagus Justru Diekspor

Kompas.com - 18/11/2022, 21:06 WIB
Gabriela Angelica,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tren teh yang sedang berkembang membuat masyarakat untuk dapat menemukan produk teh berkualitas.

Namun, banyak dari mereka yang tidak mengetahui cara atau di mana mereka bisa mendapatkan teh berkualitas tersebut.

Founder and Owner Pasarteh, Gitta A. Badruddin menjelaskan, teh memang memiliki kelas atau gradenya sendiri. Hal ini lah yang menentukan baik atau tidaknya kualitas bahan atau produk teh.

"Teh itu kan ada grade-gradenya ya ada gradasi kualitasnya. Nah teh-teh kemasan itu masuknya ke grade rendah. Sedangkan untuk orang-orang pencinta teh, mereka mencari produk teh yang berkualitas baik, bukan yang seperti itu (teh kemasan)" tutur Gitta saat diwawancarai tim Kompas.com pada Kamis (17/11/2022).

Tantangan Mencari Bahan Teh yang Berkualitas Baik

Gitta menyampaikan, kebanyakan bahan baku teh Indonesia yang berkualitas bagus justru dijadikan komoditi ekspor.

"Tanda kutipnya, yang tersisa di Indonesia kebanyakan hanya yang grade-grade tehnya rendah. Jadi yang berkualitas bagus dijadikan produk ekspor," tambah Gitta.

Hal tersebut menjadi salah satu tantangan untuk para pencinta teh. Mereka yang ingin mengaplikasikan skill-nya setelah mengikuti kelas teh, atau yang sedang merintis usaha teh, serta yang ingin menambah menu kedainya dengan minuman teh berkualitas memiliki kesulitan untuk mendapatkan bahan baku teh yang berkualitas baik.

Inilah yang menjadi ide dasar terciptanya Pasarteh sebagai sebuah usaha yang ingin menjadi solusi tantangan tersebut.

"Akhirnya kita berinisiatif untuk membuat Pasarteh ini. Seperti namanya, ya bukan secara fisik ya, tapi kami menjadi pasar atau tempat di mana orang bisa mendapatkan teh-teh dari berbagai macam kebun di Indonesia yang sudah terkurasi," ungkap Gitta.

Proses kurasi ini dilakukan untuk mendapatkan bahan teh pilihan yang terbaik dan berkualitas bagus serta bisa digunakan untuk dijual kembali atau dijadikan bahan racikan minuman.

Pasarteh sendiri memiliki akses ke perkebunan teh di Indonesia untuk melakukan pembelian hasil kebun.

"Sedangkan, masyarakat umum tidak memiliki akses langsung untuk membeli teh dari kebun. Mereka hanya melayani pembelian dengan jumlah yang sangat besar hingga ratusan kilo," ujar Gitta.

Gitta menyampaikan hal tersebut terjadi karena pihak perkebunan biasanya tidak memiliki divisi untuk mengurus sistem retail.

Teh dengan Grade Rendah Tetap Dibutuhkan dan Jadi Produk yang Dicari

Meskipun Pasarteh fokus mencari bahan teh berkualitas, bukan berarti usaha ini tidak menyediakan produk teh dengan grade rendah. Gitta menegaskan, teh dengan grade rendah tak berarti memiliki kualitas yang buruk.

"Jadi, teh grade rendah itu bukan berarti buruk ya. Tapi dari bentuknya, semakin rendah gradenya, bentuknya akan semakin halus. Jadi kami pun juga menyediakan teh grade rendah, tapi dengan kualitas yang bagus," pungkas Gitta.

Menurut Gitta, teh dengan grade rendah tetap diperlukan dalam sebuah usaha atau kedai karena berguna sebagai bahan racikan atau campuran bersama bahan teh lain.

Harapannya, Pasarteh bisa hadir di tengah tren sebagai usaha yang dapat memenuhi kebutuhan teh untuk para pencinta teh, termasuk para pegiat usaha teh lain yang mencari bahan baku berkualitas.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Terkini Lainnya
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Program
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
Program
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau