Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soto Lamongan Bu Hj Kuwat, 60 Tahun Layani Pembeli hingga Lakukan Digitalisasi

Kompas.com - 10/01/2023, 17:43 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

KOMPAS.com - Soto menjadi salah satu kekayaan kuliner nusantara. Berbagai daerah memiliki soto yang khas yang bisa memuaskan lidah-lidah yang menikmatinya.

Salah satu soto yang cukup banyak memiliki penggemar adalah soto lamongan. Makanan khas dari kota di Jawa Timur ini tak pernah gagal membuat penikmatnya ketagihan.

Bagi konsumen yang ada di kota besar seperti Jakarta, mereka tidak perlu jauh-jauh pergi ke Lamongan untuk menikmatinya. Sebagai kota heterogen, penjual soto Lamongan cukup mudah untuk ditemui di Jakarta. Meskipun harus diakui tidak semua mampu menyuguhkan rasa khas seperti di tempat asalnya.

Salah satu rumah makan soto Lamongan yang menawarkan rasa khas Jawa Timuran di Jakarta adalah Depot Surabaya Bu Hj. Kuwat, yang berlokasi di Jalan Penyelesaian Tomang III Blok 10A, Meruya Utara, Kembangan, Jakarta Barat.

Baca juga: Tren Belanja Online Meningkat, Tanda Pentingnya Digitalisasi UMKM

Tidak hanya soto, rumah makan yang saat ini dikelola oleh generasi kedua Bu Hj Kuwat, yakni Nany Setiawati ini juga menawarkan rujak cingur, nasi rawon, dan menu khas Jawa Timur lainnya.

60 Tahun Melayani

Sudah sekitar 60 tahun tempat makan Depot Surabaya Bu Hj. Kuwat berdiri. Dengan lugas Nany menceritakan, usahanya ini sudah dimulai oleh orang tuanya sejak hijrah ke Jakarta. Dari sebelum sekolah, Nany sudah bantu-bantu orang tuanya berjualan.

Bahkan saat ia bekerja di sebuah perusahaan setelah lulus kuliah, Nany masih aktif membantu mengelola.

Pada Oktober 2014, lulusan Sarjana Manajemen Informatika ini akhirnya memutuskan untuk mengundurkan diri dari tempatnya bekerja dan memilih untuk fokus mengembangkan usaha orang tuanya.

“Setelah Bapak saya tiada pada Desember 2020, pada awal-awal tahun 2021 barulah saya dipercaya untuk meneruskan usaha Depot Surabaya Bu Hj. Kuwat ini, karena ibu saya juga sudah tua juga,” ucap Nany sebagaimana dikutip dari keterangan pers Telkom Indonesia, Selasa (10/1/2023).

Baca juga: Tips Sukses jadi Wirausahawan Digital

Digitalisasi Rumah Makan

Nany menyadari bahwa orang tuanya tidak mengikuti perkembangan era digital. Padahal menurutnya menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman merupakan keharusan agar usahanya terus berjalan dan maju sesuai harapan.

Digitalisasi yang saat ini dilakukan Nany untuk Depot Surabaya Bu Hj. Kuwat dimulai dari sistem pembayaran. Nany mengakui, pembelinya yang kebanyakan anak muda sudah banyak yang bergeser ke non-tunai, karena telah beralih menggunakan sistem pembayaran digital atau cashless.

Tak ingin ketinggalan, Nany memanfaatkan SooltanPay untuk membantu usahanya dalam sistem pembayaran digital.

“Semoga ke depannya juga tidak ada kendala dari aplikasi SooltanPay. Soalnya ini kan berkaitan dengan uang,” tandas Nany.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Terkini Lainnya
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Perkuat Koperasi dan UMKM, Mantan Gubernur BI Luncurkan BACenter
Perkuat Koperasi dan UMKM, Mantan Gubernur BI Luncurkan BACenter
Program
Dompet Dhuafa Kenalkan Potensi Ekonomi Kaki Gunung Lawu lewat 'Fun Run'
Dompet Dhuafa Kenalkan Potensi Ekonomi Kaki Gunung Lawu lewat "Fun Run"
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Terpopuler
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau