Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berdayakan Ekonomi Maluku, Bank Indonesia Siap Kembangkan Komoditas Kelapa

Kompas.com - 14/04/2023, 17:00 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Editor

MALUKU, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku akan mengembangkan komoditas kelapa untuk memberdayakan perekonomian di provinsi tersebut.

"Berdasarkan penelitian pada 2021, di Maluku kelapa merupakan komoditas perkebunan nomor satu diantara sembilan komoditas lainnya," ujar Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku, Rawindra Ardiansah di Ambon, Jumat seperti dilansir dari Antara

Rawindra menjelaskan, berdasarkan hasil penelitian Komoditas Produk Jenis Usaha (KPJU) yang telah dilakukan, kelapa memiliki banyak potensi yang dapat dioptimalkan lebih lanjut untuk menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru di Provinsi Maluku.

“Kami berharap ini bisa memberikan pandangan terhadap kondisi perekonomian Provinsi Maluku serta dapat menjadi masukan bagi pemerintah daerah dalam perumusan kebijakan terkait perkembangan Perekonomian Provinsi Maluku ke depan," kata Rawindra.

Baca juga: Cerita Febri Yunarta, Pengrajin Lukisan Sabut Kelapa Asal Medan

Tanaman kelapa sendiri secara tradisional maupun modern banyak digunakan untuk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Maluku. Mulai dari buah kelapa, pengolahan menjadi kopra, hingga inovasi lainnya.

Apalagi berdasarkan data terakhir Badan Pusat Statistik (BPS), luas areal tanaman perkebunan kelapa di Maluku juga menjadi yang terbesar diantara komoditas lainnya, yakni 115,16 juta hektare pada 2020.

Namun, meski produksinya menurun, luas areal tanaman kelapa di Maluku justru meningkat 0,64 persen dibandingkan pada 2019 yang sebesar 114,42 juta hektare.

Berdasarkan wilayah, produksi kelapa terbanyak berada di Kabupaten Maluku Tenggara, yakni 20,9 juta ton pada 2020.

Kabupaten Kepulauan Tanimbar dan Maluku Tengah berada di posisi selanjutnya dengan produksi kelapa masing-masing sebesar 19,51 juta ton dan 18,77 juta ton.

Baca juga: Unik, Pria asal Desa Wadas ini Olah Buah Kelapa jadi Keripik

Oleh karena itu, Ardiansah menyampaikan Bank Indonesia selalu siap dan terbuka untuk bersinergi dan berkolaborasi dengan Provinsi Maluku dalam upaya mendorong perekonomian Maluku yang lebih kuat ke depannya.

Sementara itu Sekretaris daerah (Sekda) Maluku, Sadali Ie menyatakan pihaknya mendukung program Bank Indonesia tersebut sebagai wujud mendorong gerakan perekonomian melalui pemberdayaan UMKM.

“Semoga apa yang dilakukan ini bisa mendorong sektor lain untuk bergerak bersama dalam menunjang ekonomi di daerah ini, kami berharap Bank Indonesia, dapat memainkan peran bagi pengembangan usaha kecil dan mikro di Provinsi Maluku tidak sebatas pada pengembangan kelapa tetapi juga pada beberapa komoditas unggulan di Maluku," kata Sadali.

Selain kelapa, sembilan komoditas lainnya yang menjadi unggulan di Provinsi Maluku ada pada perdagangan hasil laut, ikan tuna, ikan cakalang, rumput laut, warung nasi campur, ikan asin, cengkeh, dan kayu besi.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang


Terkini Lainnya
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Perkuat Koperasi dan UMKM, Mantan Gubernur BI Luncurkan BACenter
Perkuat Koperasi dan UMKM, Mantan Gubernur BI Luncurkan BACenter
Program
Dompet Dhuafa Kenalkan Potensi Ekonomi Kaki Gunung Lawu lewat 'Fun Run'
Dompet Dhuafa Kenalkan Potensi Ekonomi Kaki Gunung Lawu lewat "Fun Run"
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau