Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peluangnya Menjanjikan, Begini Untung Rugi Bisnis Jastip

Kompas.com, 12 November 2023, 09:30 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

KOMPAS.com - Pengen jalan-jalan dan tetap bisa hasilkan cuan? Buka bisnis Jastip atau jasa titip, bisa jadi pilihan menarik untuk dicoba, lho. Jastip sendiri merupakan salah satu model bisnis yang kini cukup banyak diminati dan memiliki peluang menjanjikan.

Pelaku bisnis ini biasanya akan menawarkan jasa untuk membeli barang atau produk tertentu dengan imbalan biaya jasa. Target konsumennya sendiri biasanya lebih spesifik.

Cara jastip dilakukan oleh orang-orang yang ingin membeli barang atau produk dan hanya bisa dibeli di tempat atau daerah tertentu, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

Produknya pun cukup beragam, mulai dari baju, tas, sepatu, kosmetik, hingga makanan khas. Nah, calon pembeli bisa memilih barang yang diinginkan melalui beranda media sosial milik seller.

Namun meski terdengar menarik, ada banyak hal yang harus diperhatikan ketika ingin terjun ke bisnis ini. Buat Anda yang tertarik dengan bisnis jastip, simak dulu ulasan selengkapnya dilansir dari Cermati.com berikut ini:

Keuntungan Jalani Bisnis Jasa Titip

1. Modal Rendah

Salah satu kelebihan utama bisnis jastip adalah modal yang cukup minim, bahkan sering kali tanpa biaya (diluar biaya traveling). Modalnya hanya gadget, kemampuan marketing, serta pengalaman berbelanja.

Untuk menekan modal, coba terapkan sistem belanja hanya ketika klien sudah melunasi biaya pembelian barang plus tambahan biaya jasa yang ditetapkan. Tujuan utamanya, supaya bisa menekan kasus hit & run atau kaburnya konsumen.

2. Bisa Sekalian Travelling

Jasa ini sangat cocok untuk orang-orang yang ingin traveling tapi takut menguras tabungan. Dengan cara ini, Anda tetap bisa traveling dengan nyaman sambil menghasilkan cuan, lho. Bedakan anggaran untuk traveling dan anggaran untuk beli barang titipan supaya biayanya tidak tercampur dan lebih mudah dikelola, ya.

Apalagi jika orderannya banyak, biaya travelling-nya pun sudah bisa tercover dari fee jastip tadi, lho. Ide bisnis ini sangat cocok untuk Anda yang suka jalan-jalan ke berbagai kota atau negara, dan pastinya paham dengan sistem belanja disana.

Oh iya, tak semua orang punya kesempatan yang pas untuk beli barang idaman mereka sendiri. Oleh sebab itu, ide bisnis ini punya peluang yang cukup menjanjikan jika ditekuni dengan serius.

3. Dapat Keuntungan Menarik dari Fee

Hal menarik paling utama dari bisnis Jastip ini adalah adanya fee atau komisi yang akan diperoleh. Untuk persentasenya sendiri bisa disesuaikan dengan sejumlah faktor yang ada. Seperti jumlah barang yang dibeli, lokasi, hingga tingkat kesulitan untuk mendapatkan barang tersebut.

Agar tetap untung, pastikan persentase fee-nya jangan terlalu kecil, ya. Pertimbangkan baik-baik seluruh komponen biaya yang harus dikeluarkan, mulai dari biaya transportasi, akomodasi, pulsa, internet, tiket perjalanan dan lain sebagainya.

Mengingat judulnya adalah traveling sambil cari cuan, jadi pastikan Anda tetap dapat keuntungan lebih. Bahkan, kalau bisa keuntungannya harus melebihi budget traveling yang digunakan.

4. Menambah Relasi

Keuntungan lainnya dari bisnis jasa titip adalah bisa menambah relasi atau networking. Relasi ini bisa berupa konsumen, pelanggan tetap, agen wisata, agen perjalanan, toko-toko sekitar yang kerap dikunjungi, hingga berbagai merchant terkait.

Dengan memiliki relasi yang banyak, bukan tidak mungkin nantinya akan ada banyak keuntungan yang bisa diperoleh. Misalnya saja seperti potongan harga, promo hingga layanan prioritas.

5. Menambah Pengalaman

Bukan hanya semakin banyak relasi yang terjalin, bisnis ini juga akan membuat Anda mendapatkan banyak pengalaman menarik. Hal ini sangat penting, terutama jika Anda ingin menekuni bisnis Jastip ini dengan serius kedepannya. Bukan hanya jalan-jalan sambil hasilkan keuntungan, melainkan juga membuka jasa titip secara serius.

Baca juga: Mau Bisnis Jastip Lancar dan Gak Diciduk Bea Cukai? Jangan Curang Kayak Gini Ruginya Bisnis Jasa Jastip

Sama seperti lini bisnis lainnya, sekalipun banyak keuntungan yang bisa didapatkan dari jastip. Namun, bisnis ini juga memiliki beberapa kerugian yang harus dipertimbangkan.

Kerugian Jastip

1. Waktu Liburan Jadi Kurang Maksimal

Ketika membuka jasa ini saat traveling, otomatis waktu liburan akan terganggu bahkan sering kali jadi kurang maksimal. Liburan yang biasanya full untuk bersenang-senang, kini harus terganggu karena harus mencari barang-barang pesanan klien.

Itenerary perjalanan pun bisa sedikit berantakan, apalagi jika tempat wisata yang ingin dikunjungi tidak searah dengan toko tujuan. Solusinya Anda bisa menyebutkan secara spesifik lokasi traveling dan barang-barang apa saja yang bisa dibeli disana.

Misalnya ketika ingin pergi ke Labuan Bajo, promosikan jenis barang apa saja yang bisa titip beli disana. Kalau lokasi wisatanya di luar negeri, sebutkan secara spesifik negara dan kota apa yang akan dikunjungi.

Solusi lainnya bisa buka jasa jastip full, alias tanpa selingan traveling. Jadi, fokusnya memang untuk membelikan barang-barang titipan konsumen saja bukan jalan-jalan.

2. Harus Paham Tempat Terbaik untuk Belanja Titipan

Jastip lebih cocok untuk orang yang suka berpergian dan memiliki pengalaman berbelanja yang baik. Bagaimanapun juga, tugas utamanya adalah membeli barang yang diinginkan klien. Barang-barang unik dan langka biasanya membutuhkan tenaga ekstra untuk mendapatkannya.

Dalam hal ini, Anda tentunya harus tahu tempat mana saja yang menjual barang tersebut dan bagaimana cara untuk mendapatkannya. Beberapa jenis barang branded juga tidak bisa dibeli sembarangan, jadi pastikan Anda memahami soal produk apa yang akan dibeli lebih dulu sebelum terima pesanan.

3. Menguras Tenaga

Mengelola bisnis jastip tentunya sangat menguras tenaga, terutama jika bisnis sedang ramai dan banyak klien yang harus di-handle dalam satu waktu. Anda perlu memiliki manajemen waktu yang baik dan mampu mengatur semua pesanan dengan efisien.

Pertimbangkan juga kondisi fisik mengingat Anda harus membawa banyak barang nantinya yang pasti cukup berat. Jumlah koper yang seharusnya cukup satu pun jadi lebih banyak.

4. Risiko Kena Tipu Konsumen Hingga Barang Rusak Saat Perjalanan

Selama proses bawa barang atau pengiriman ke konsumen, resiko barang rusak selalu ada. Hal ini bisa membuat seller merugi karena konsumen tentunya tak akan mau menerima barang yang kondisinya rusak. Selain itu, ada juga beberapa konsumen nakal yang suka buat pesanan fake.

5. Risiko Salah Perhitungan

Kesalahan perhitungan biaya atau harga produk bisa sangat merugikan. Selain biaya jasa, tentu saja ada beberapa biaya lain yang perlu diperhitungkan, apalagi yang dari luar negeri.

Perhatikan regulasi soal pembelian barang, terlebih dari luar negeri, terutama menyangkut bea cukai, PPN, PPh, dan sejenisnya.

Sama halnya seperti bisnis lainnya, menjalankan bisnis jastip juga perlu persiapan yang matang. Selain itu, juga harus mempertimbangkan untung ruginya dengan cermat. Agar bisnis yang dirintis bisa menghasilkan cuan sesuai dengan apa yang diharapkan.

Ulasan terkait untuk rugi bisnis Jastip di atas bisa dijadikan sebagai referensi untuk mempelajari peluangnya. Dengan begitu, Anda bisa lebih cermat dalam memperhitungkan segala kemungkinan yang ada.

Artikel ini merupakan hasil kerja sama antara Kompas.com dengan Cermati.com. Isi artikel menjadi tanggung jawab sepenuhnya Cermati.com

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Terkini Lainnya
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Program
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
Program
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Terpopuler
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Rp
Minimal apresiasi Rp 5.000
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau