Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marketplace Halu App Buka Peluang Konten Kreator Wibu Hasilkan Cuan

Kompas.com - 27/01/2024, 07:00 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Marketplace online berbasis web dan aplikasi yang berfokus di bidang Anime, Comic, dan Gaming (ACG), Halu App memberikan peluang untuk para konten kreator wibu atau penggemar budaya Jepang untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Para konten kreator baik pemula maupun profesional bisa menjual konten dan mendapatkan donasi uang di ekosistem Halu App.

"Untuk existing creator, dengan adanya platform Halu App bisa mempermudah mereka mendapatkan penghasilan dengan semua fitur yang ada di kami. Jadi ada tools mulai dari video, foto, dan streaming di Halu App," ujar Co-Founder Halu App, Andre Wijaya kepada Kompas.com di Jakarta beberapa waktu lalu.

Andre mengatakan, semua konten kreator berkategori ACG (Anime, Comic, Gaming) seperti fotografer, live streamer, ilustrator, gamer, music idol, V-tuber bisa bergabung ke Halu App. Mereka bisa bertemu dan memasarkan kontennya para penggemar atau konsumennya di Halu App.

"Kami tak membatasi jam terbang para konten kreator, tak membatasi jumlah follower. Kami hanya melihat pure potensinya mereka. Kurasinya case by case dan ada profiling konten kreator. Mereka harus cantumin Instagram, Tiktoknya. Kami ada tim untuk cek engangement rate-nya berapa, real atau tidak," kata Andre.

Baca juga: 7 Ide Bisnis Digital yang Paling Cuan pada Tahun 2024

Sementara itu, Co-Founder Halu App, Marcell Tee menambahkan, para konten kreator anime bisa menjual digital photo pack dan voice note kepada para fans di Halu App. Selain itu, para konten kreator juga bisa menerbitkan wishlist yang bisa diwujudkan oleh para fans.

"Memang produk yang kami pikirkan bersama jadi bagaimana caranya orang mau beli foto mereka (konten kreator) itu tak perlu nunggu event tahunan. Jadi bisa beberapa bulan. Jadilah jual digital photo pack," tambah Marcell.

Andre menyebutkan, konten-konten yang dipasarkan di Halu App telah melalui proses kurasi yang ketat. Menurutnya, Halu App melarang konten kreator mengunggah konten dewasa dan SARA (Suku, Ras, Agama, dan Antargolongan). 

"Kami bisa proudly say di Halu App adalah we are the most family friendly platform untuk wibu di Indonesia. Karena dari daftar untuk kreator, ada kurasi," tambah Andre.

Selain itu, Halu App juga memfasilitasi para konten kreator untuk mendapatkan donasi saat melakukan live streaming. Andre mengklaim, saat ini sudah ada beberapa konten kreator yang sudah menghasilkan penghasilan hingga ratusan juta rupiah.

"Yang tertinggi di Halu App bulan lalu itu penghasilannya Rp138 juta. Dia rajin banget jual foto, lalu fansnya itu, saking nge-fans, ketika ada wish list-nya selalu dipenuhi. Dia lagi mau beli kamera, itu ada yang menuhi. Di Halu App award itu selama 5 minggu, itu dia sudah terima uang sekitar Rp200 juta," kata Andre.

Andre menegaskan, Halu App akan menjadi jembatan bagi para kreator ACG di Indonesia dengan brand ternama baik lokal maupun internasional. Ia menambahkan, Halu App juga memberikan pelatihan untuk para konten kreator agar bisa memaksimalkan konten yang menarik dan berpotensi untuk terjual.

Peluang Terbuka

Para Co-Founder Halu App, Marcell Tee (batik kanan); dan Andre Wijaya (batik kiri) bersama dua konten kreator anime.Dok. Halu App Para Co-Founder Halu App, Marcell Tee (batik kanan); dan Andre Wijaya (batik kiri) bersama dua konten kreator anime.

Andre mengatakan, potensi konten kreator anime di Indonesia untuk mendapatkan penghasilan tambahan sangat besar. Menurutnya, ada perbedaan yang mendasar antara konten kreator biasa dan konten kreator anime.

"Saya lihat ada perbedaan antara konten kreator biasa dan konten kreator cosplayer. Karena ada yang kami sebut itu emotional spending," kata Andre.

Saat konten kreator anime dan fans berinteraksi muncul koneksi yang bersifat emosional (emotional connection). Para fans akan merasakan sesuatu yang nyata saat bertemu karakter-karakter anime di dunia nyata.

"Itu emotional attachment-nya double. Yang pertama Intelectual Property (karakter) dan kedua, orangnya. Jadi orang lebih ingin spending dan bantu (donasi) di market anime. Kami sebutnya simping economy," tambah Andre.

Baca juga: 7 Tips Memulai Bisnis Digital Agar Bisa Lebih Awal Hasilkan Cuan

Peluang menjadi konten kreator anime didorong adanya cosplayer new generation. Mereka saat ini melihat cosplayer sebagai peluang monetisasi alias menghasilkan uang.

"Mereka suka tapi bisa monetize. Mereka tak purely melihat sebagai art. Tapi they enjoy dan make money. Itu yang jadi peluang." kata Andre.

Kini, umur para konten kreator anime mayoritas berumur 18-24 tahun. Sementara itu, fans dunia anime berumur 28-38 tahun.

"Saat ini, Halu App memiliki 8.500 konten kreator yang mayoritas berasal dari kategori anime," kata Andre.

Berdasarkan analisa Andre, ada sekitar 30-50 juta penggemar anime di Indonesia. Jumlah tersebut berdasarkan irisan antara penggemar anime dan komunitas-komunitas anime.

"Sekitar 30-40 juta orang di Indonesia itu sebenarnya wibu (pencinta anime). Kami lihat market-nya besar, belum terlalu di-expose, masih lautan biru, belum banyak tap in," kata Andre.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Dukung Usaha Digital, Kemenko PM Gandeng Google-Meta Luncurkan Program Pemberdayaan
Dukung Usaha Digital, Kemenko PM Gandeng Google-Meta Luncurkan Program Pemberdayaan
Program
Menteri UMKM Janji Dampingi Pengusaha 'Outdoor' untuk Perluas Akses Pasar
Menteri UMKM Janji Dampingi Pengusaha "Outdoor" untuk Perluas Akses Pasar
Training
Kualitas Peralatan Outdoor Lokal Tak Kalah dari Produk Luar
Kualitas Peralatan Outdoor Lokal Tak Kalah dari Produk Luar
Training
Beri Perlindungan Hukum ke UMKM, Pemerintah Gandeng Kongres Advokat Indonesia
Beri Perlindungan Hukum ke UMKM, Pemerintah Gandeng Kongres Advokat Indonesia
Program
Kreasi Pala Nusantara Manfaatkan Limbah Kayu Jadi Produk Bernilai saat Ekonomi Lesu
Kreasi Pala Nusantara Manfaatkan Limbah Kayu Jadi Produk Bernilai saat Ekonomi Lesu
Jagoan Lokal
Usia 25, Yoel Punya 3 Gerai Makanan Sehat Berkat Kebiasaan Lama
Usia 25, Yoel Punya 3 Gerai Makanan Sehat Berkat Kebiasaan Lama
Jagoan Lokal
Panen Tebu di Blitar Melimpah, Pabrik GulaIni  Naikkan Target Giling
Panen Tebu di Blitar Melimpah, Pabrik GulaIni Naikkan Target Giling
Program
Budi Daya Maggot, Paiman Berhasil Raup Omzet Puluhan Juta Per Bulan
Budi Daya Maggot, Paiman Berhasil Raup Omzet Puluhan Juta Per Bulan
Jagoan Lokal
SMBC Indonesia Gandeng Komunitas Lokal Perkuat Perempuan Pelaku UMKM
SMBC Indonesia Gandeng Komunitas Lokal Perkuat Perempuan Pelaku UMKM
Training
Suadesa Festival 2025 Dorong Perputaran Ekonomi di Desa Karangrejo hingga Rp3 Miliar
Suadesa Festival 2025 Dorong Perputaran Ekonomi di Desa Karangrejo hingga Rp3 Miliar
Program
Kembangkan Ruang Ekonomi Baru, PGN Gelar Suadesa Festival di Borobudur
Kembangkan Ruang Ekonomi Baru, PGN Gelar Suadesa Festival di Borobudur
Program
Dana Indonesia Berdayakan UMKM Perempuan dan Penyandang Disabilitas
Dana Indonesia Berdayakan UMKM Perempuan dan Penyandang Disabilitas
Program
Rendang Buya, UMK Binaan PTBA yang Siap Mendunia
Rendang Buya, UMK Binaan PTBA yang Siap Mendunia
Jagoan Lokal
Yayasan Astra bersama Pemerintah Dorong Transformasi IKM Lokal
Yayasan Astra bersama Pemerintah Dorong Transformasi IKM Lokal
Program
Dorong Rantai Pasok Berkelanjutan, Yayasan Astra Tingkatkan Kapasitas IKM Nasional
Dorong Rantai Pasok Berkelanjutan, Yayasan Astra Tingkatkan Kapasitas IKM Nasional
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau