Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profesor UB Temukan Nilai Ekonomi Jahe, Kunyit, dan Temulawak Bagi Peternak

Kompas.com - 18/03/2024, 08:50 WIB
Nugraha Perdana,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Dosen Fakultas Kedokteran Hewan (FKH), Universitas Brawijaya, Prof Herawati menemukan manfaat Jahe, Kunyit dan Temulawak atau Jakute bagi peternak unggas.

Wanita yang baru dikukuhkan sebagai profesor ini pada Minggu (17/3/2024) ini memaparkan pidato ilmiahnya berjudul 'Jakute Sebagai Additive Pakan Pengganti Antibiotic Growth Promoter (AGP) dengan Docking Molekuler Untuk Meningkatkan Kesehatan Unggas'.

AGP merupakan antibiotik sebagai bahan tambahan pakan (feed additive) yang kerap diberikan pada unggas untuk memperbaiki efisiensi pakan dan menurunkan mortalitas pada hewan ternak tersebut.

Baca juga: Usaha Ternak Domba Punya Peluang Besar, Tertarik Mencoba?

Penggunaan antibiotik sebagai growth promoter dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan resistensi bakteri seperti Escherichia coli dan Salmonella Sp. yang patogen pada unggas.

"Pemerintah sendiri melalui Permentan yang ada telah melarang penggunaan tambahan pakan antibiotik. Daging itu banyak ditemui mengandung residu antibiotik, kita tidak tahu habis ayam sakit terus disuntik, dipotong," kata Prof Herawati, pada Sabtu (16/3/2024).

Inovasi penambahan pakan pada unggas yang berbahan dasar Jakute dapat meningkatkan imunitas dan produktifitas unggas.

Pengganti Antibiotik

Kombinasi serbuk JAKUTE yang dicampurkan dalam pakan unggas berperan sebagai agen imunomodulator atau agen preventif terhadap infeksi bakteri dan kandidat alternatif pengganti AGP (Antibiotic Growth Promoter).

Metode docking molekuler digunakan untuk mengetahui hasil uji in silico zat aktif dari jahe merah, kunyit dan temulawak guna mengidentifikasi potensinya sebagai imunomodulator.

"JAKUTE ini untuk alternatif yang sudah tidak dibolehkan, sebagai bentuk pencegahan, jadi diberikan sebelum unggas itu sakit. Ini mudah didapat, dengan ditanam, diambil menjadi serbuk, digunakan 5 persen dari pakan normal," katanya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa zat aktif (gingerol-6, shogaol-6, curcumin, demetoksicurcumin, tetrahidrocurcumin, bisdemeteoksicurcumin) yang terdapat pada jahe merah, kunyit, dan temulawak.

Baca juga: 5 Tips Memulai Usaha Hewan Ternak

Hal ini mengalami interaksi selama proses docking molekuler, sehingga menemukan potensi Jakute yang salah satunya bersifat sebagai imunomodulator, yang dapat digunakan sebagai bahan tambahan pakan unggas dan sebagai alternatif pengganti AGP.

Keunggulan dari Docking molekuler antara lain untuk mengevaluasi efek dari kombinasi JAKUTE ke dalam pakan unggas sebagai imunomodulator.

Penggunaan senyawa Jakute sebagai pengganti AGP dalam pakan unggas sebagai imunomodulator memiliki keuntungan karena tidak menimbulkan residu pada daging unggas.

"Waktu saya S3 hanya meneliti untuk penggunaan jahe itu kan ada tiga jenis, paling bagus jahe merah karena mengandung minyak atsiri tinggi, ini berpengaruh signifikan terhadap kenaikan berat badan ayam, yang harusnya panen 35 hari tetapi 28 hari sudah memenuhi kelayakan berat badan. Ada percepatan yang dapat menguntungkan peternak," jelasnya.

Banyak Ditemukan di Indonesia

Jahe merah, kunyit, dan temulawak merupakan jenis tanaman yang banyak ditemukan di Indonesia dan memiliki beragam manfaat, seperti sifat antioksidan, antiinflamasi, dan imunomodulator.

Untuk itu, pemanfaatan Jakute sebagai additive pakan pengganti AGP dapat menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan kesehatan unggas.

Sementara itu, kelemahan dari docking molekuler seharusnya menggabungkan beberapa jenis makromolekul yang terlibat dalam proses inflamasi. Sehingga penting untuk menganalisis perbandingan antara obat antiinflamasi dan ligan kompetitor, seperti kurkumin demetoksikurkumin dan bisdemetoksikurkumin yang ditemukan dalam kombinasi Jakute.

Baca juga: Bersiap Jadi Pebisnis, Warga Binaan di LP Malang Belajar Ternak Ayam

Imunomodulator sangat penting manfaatnya zat-zat yang terkandung dalam kombinasi serbuk laos, kencur, atau jenis tanaman obat lainnya sebagai pengganti AGP untuk meningkatkan kesehatan unggas.

"Memang belum dipatenkan, rencana selanjutnya supaya bisa diberikan ke peternak. Jakute ini menjadi preventif ke penyakit seperti radang, menjadikan ketahanan hewan tinggi dan menekan mortalitas, kita berani mengatakan pengganti antibiotik," katanya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang


Terkini Lainnya
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Perkuat Koperasi dan UMKM, Mantan Gubernur BI Luncurkan BACenter
Perkuat Koperasi dan UMKM, Mantan Gubernur BI Luncurkan BACenter
Program
Dompet Dhuafa Kenalkan Potensi Ekonomi Kaki Gunung Lawu lewat 'Fun Run'
Dompet Dhuafa Kenalkan Potensi Ekonomi Kaki Gunung Lawu lewat "Fun Run"
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau