BOGOR, KOMPAS.com - Kopi Bah Sipit Cap Kacamata, merupakan kopi legendaris asal Bogor sejak 1925.
Menginjak usianya yang hampir memasuki satu abad, tentunya Kopi Bah Sipit sudah melewati berbagai perubahan zaman.
Berlokasi di Jalan Empang Kota Bogor, pertama kali didirikan oleh Yoe Hong Keng, seorang keturunan Tionghoa yang menetap di pemukiman penuh keturunan Arab. Kopi Bah Sipit menjadi bukti toleransi antaretnis di Kota Hujan itu.
Baca juga: Aroma Kopi Bah Sipit Harumkan Toleransi Antar-Etnis di Kota Bogor
Pasalnya, 'Bah Sipit' adalah julukan yang diberikan oleh masyarakat sekitar kepada Yoe Hong Keng. Kini Kopi Bah Sipit sudah dilanjutkan oleh generasi ketiga, yaitu Nancy Wahyuni.
Lintas generasi nyatanya tidak membuat Kopi Bah Sipit hilang pamor, justru Kopi Bah Sipit semakin banyak berinovasi mengikuti perputaran zaman. Misalnya membuat kopi ready to drink, serta menyediakan meja dan kursi untuk minum kopi di kedai.
Dengan melahirkan inovasi, ciri khas dari Kopi Bah Sipit tetap melekat dan tidak pernah dihilangkan hingga hari ini, yaitu menjual bubuk kopi 100 persen kopi tulen tanpa campuran.
Ini alasan mengapa Kopi Bah Sipit terus bertahan dan dicari-cari oleh pelanggan hingga hari ini.
"Ciri khas Kopi Bah Sipit adalah kami menjual kopi tulen, artinya 100 persen dari biji kopi tanpa campuran apapun. Biasanya ada kopi yang dicampur kadar jagung, kalau kami murni dari biji kopi saja. Itu yang kami jual sampai sekarang," ujar Nancy kepada Kompas.com, Jumat, (17/5/2024).
Di Kopi Bah Sipit, kebanyakan kopi bubuk yang dijual bedasarkan origin, jadi tidak dicampur dengan biji kopi daerah lain.
Misalnya untuk kopi Robusta, ada Robusta Lampung, Robusta Temanggung, Robusta Dampit, dan Robusta Gunung Arjuna. Kopi bubuk Robusta ini akan dijual per-origin dari biji kopinya masing-masing.
Begitu pun dengan kopi Arabica Gayo, Arabica Toraja, hingga Arabica Bali yang juga dijual berdasarkan origin.
Namun, Kopi Bah Sipit menyediakan satu varian yang hasil campuran kopi Robusta dan Arabica. Komposisinya 70 persen kopi Arabica dan 30 persen kopi Robusta.
Baca juga: Kisah di Balik Kopi Tjap Teko, Si Legedaris Lintas Generasi
"Kita sebut sebagai house blend-nya Kopi Bah Sipit, jadi kami campurkan antara Robusta dan Arabica," jelas Nancy.
Selain ciri khasnya yang terus dipertahankan, ada faktor lain yang membuat Kopi Bah Sipit terus bertahan, meskipun sudah hampir satu abad berjualan.
Bahkan, di tengah menjamurnya coffee shop dengan konsep kafe yang modern serta varian kopi yang beragam, kedai Kopi Bah Sipit dengan nuansa jadulnya tidak meredup.
Dapat dibilang, Kopi Bah Sipit memiliki segmentasi pasar yang kuat. Jadi, meskipun kini persaingan semakin ketat, Kopi Bah Sipit tidak khawatir karena telah memiliki pasar tersendiri.
Nancy mengatakan, kebanyakan yang membeli Kopi Bah Sipit adalah mereka yang ingin dan rutin minum kopi di rumah.
Para penikmat kopi rumahan ini, yang menjadi segmentasi pasar Kopi Bah Sipit. Jika kebanyakan orang datang ke coffee shop untuk ngopi sesekali saat datang ke tempat itu saja, pelanggan Kopi Bah Sipit lebih bersifat kontinuitas, karena membeli untuk konsumsi sehari-hari.
Baca juga: Pentingnya Segmentasi Pasar dalam Berbisnis, Ini Alasannya
"Segmentasi pasar kami adalah mereka yang membeli kopi untuk diseduh di rumah sehari-hari. Jadi ada pelanggan setia," jelas Nancy.
"Sementara itu banyak orang yang datang ke coffee shop untuk eksplor tempat nongkrong. Kalau sudah sekali datang, jarang ada yang kembali lagi, karena ingin mencoba tempat lain," lanjutnya.
Punya pelanggan setia merupakan salah satu kunci sebuah bisnis bisa terus bertahan.
Selama animo masyarakat dan permintaannya masih tinggi, maka bisnis tersebut masih bisa bersaing di pasaran.
Tidak heran mengapa Kopi Bah Sipit tetap eksis, banyak masyarakat sekitar Jalan Empang yang sudah menjadi pelanggan setia, rutin membeli dari kedai kopi ini.
Dapat disimpulkan, bahwa segmentasi pasar memiliki peranan penting dalam berbisnis. Jika segmentasi pasar masih konsumtif terhadap produk yang ditawarkan, maka besar kemungkinannya bisnis tersebut bisa terus bertahan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.