RANGKASBITUNG, KOMPAS.com - Produksi gula aren dari Kediri, Jawa Timur "membanjiri" Pasar Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten untuk memenuhi permintaan konsumen.
Permintaan gula aren di Kabupaten Lebak cenderung meningkat untuk keperluan bahan baku pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) produksi aneka makanan camilan serta minuman pemanis.
Selain itu juga kebutuhan konsumsi keluarga, seperti untuk kolak dan rujak.
"Kami mendatangkan gula aren dari Kediri, Jatim sehubungan pasokan gula lokal menurun," kata Fahri (65) pedagang besar di Pasar Rangkasbitung, Lebak, Minggu (21/7/2024) seperti dilansir dari Antara.
Produksi gula aren lokal dari Kabupaten Lebak mengalami penurunan, sehingga harga di pasaran melonjak dan tak bisa memenuhi permintaan pasar.
Oleh karena itu, pihaknya mendatangkan gula aren dari Kediri agar memenuhi penuhi kebutuhan konsumen.
Selain itu juga harga gula aren Kediri lebih murah dibandingkan gula lokal.
Harga gula aren Kediri dijual Rp 150.000, sedangkan guna aren lokal Rp 300 ribu /toros dengan kapasitas satuan 100 gula.
"Sekarang omzet pendapatan kami naik menjadi Rp50 juta dari sebelumnya Rp25 juta per pekan," kata Fahri.
Menurut dia, pihaknya mendatangkan gula aren Kediri,Jatim itu sebanyak 8 ton per pekan.
Baca juga: Manfaatkan Potensi Desa, Kades di Sulsel Ini Berhasil Jual 500 Kg Gula Aren Sebulan
Gula aren itu, kata Fahri, dibeli pelanggan tetap yang kebanyakan para pedagang pengecer pasar tradisional Rangkasbitung.
Selama ini, permintaan gula aren itu cenderung meningkat setelah produksi gula lokal menurun, terlebih curah hujan tinggi.
"Jika ada juga gula aren lokal dipastikan relatif kecil," katanya.
Seorang pedagang lainnya, Yusuf (45) mengatakan dirinya kini merasa kewalahan melayani permintaan konsumen cenderung meningkat sehingga omzet penjualan terjadi kenaikan 100 persen.
Biasanya, kata dia, omzet pendapatan Rp40 juta kini menjadi Rp80 juta/bulan.