BANYUWANGI, KOMPAS.com - Pusat oleh-oleh PT Oreng Osing merupakan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) olahan pangan hasil pertanian, yang fokus memproduksi produk khas Banyuwangi.
Owner Oreng Osing, Alan Ahmad Maulana mengatakan, Oreng Osing ini menjadi tempat untuk menawarkan produk hasil panen petani lokal, seperti sale buah naga, sale pisang berlin, hingga sandal mangrove.
Dengan skema terbesar business to business (B2B), Oreng Osing telah bermitra dengan 270 pusat oleh-oleh maupun retail modern yang tersebar di Jawa Timur dan Bali.
Baca juga: 3 Oleh-oleh Khas Pekalongan, Ada Batik dan Kopi Rempah
Selain B2B, ia juga memasarkan produknya melalui daring, kepada pemerintah, maupun langsung ke konsumen, meski dalam ukuran lebih kecil.
Penjualan produk hasil petani lokal Oreng Osing laku keras. Dari sekian banyak produk, rata-rata tiap produk bisa terjual 6.000-8.000 buah per bulan, dan menghasilkan keuntungan besar.
“Omzet Oreng Osing (bisa mencapai hingga) Rp 1,5 miliar untuk semua produk,” ujar Alan saat ditemui Kompas.com di lokasi toko, Jalan Raya Jember, Kaligondo, Kecamatan Genteng, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (8/8/2024).
Berdiri sejak 2020, Alan mengaku usahanya berangkat dari permasalahan lokal petani Banyuwangi, terutama komoditas buah naga.
Saat itu, hasil panen buah naga sejak 2020 mengalami over supply dan belum ada solusi produk turunan yang dapat menyerap dalam jumlah yang signifikan.
Baca juga: Potensi Devisa Rp 1,3 Triliun, Oleh-oleh Sandiaga dari UEA dan Korsel
“Hal ini Alhamdulillah mendorong sekaligus menjadikan kami inovator pertama di Indonesia yang menciptakan produk sale buah naga,” tambahnya.
Tak hanya populer di tingkat lokal dan nasional, produk Oreng Osing juga telah merambah pasar luar negeri.
Pihaknya telah mengantongi kontrak ekspor rutin dengan total produk 100-200 buah, per dua bulan sekali, untuk diekspor ke Jepang dan Australia.
“Kemarin ekspor mikro, memang masih sedikit, tapi sudah ekspor rutin dua bulan sekali ke Jepang dan Australia," ujar Alan.
Ia menyampaikan, capaian-capaian yang dirasakannya tak lepas dari dukungan Astra melalui pembinaan Yayasan Dharma Bakti Astra (YDBA).
Dengan binaan YDBA, Alan menyebut salah satu prinsip yang dijalankan oleh pihaknya adalah pelatihan 5R, yakni Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin.
Baca juga: Perjalanan Bisnis Tahu Baxo Ibu Pudji, Oleh-oleh Legendaris Semarang
Prinsip tersebut dan beberapa pelatihan lainnya menghasilkan efisiensi biaya produksi usaha. Sehingga, dapat dimanfaatkan untuk peningkatan produksi dan distribusi, sekaligus memenuhi kebutuhan karyawan.