Sementara private label membutuhkan modal awal yang lebih tinggi. Kamu membutuhkan biaya tambahan untuk mengembangkan produk, menyesuaikan spesifikasi produk dengan keinginanmu untuk menambah citra merek sehingga modal yang kamu keluarkan juga semakin mahal.
Berbicaya mengenai keuntungan, pada dasarnya memang tergantung dari tingkat penjualan itu sendiri.
Namun, jika dilihat dari spesifikasi produk, tentu private label tidak terlalu pasaran seperti white label, karena private label memiliki karakteristik yang membedakan produk dari pengecer yang satu dengan yang lainnya.
Margin keuntungan white label terbilang lebih rendah karena standarisasi dan persaingan. Ibaratnya meskipun merek yang beredar berbeda, tetapi produk memiliki standar yang sama karena dibuat oleh satu produsen dan merupakan produk siap jual.
Ada banyak pesaing yang menjual produk sama persis. Dari segi standarisasi produk juga sama seperti yang lain, tidak ada keunikan tersendiri.
Sementara private label memiliki peluang margin keuntungan yang lebih tinggi. Meskipun mereka menggunakan jasa produsen, tetapi pengecer yang menggunakan private label memiliki standarisasi produk yang berbeda dengan pengecer lain.
Ada karakteristik dan keunikan tersendiri yang membuat produk mereka tidak pasaran meskipun berasal dari produsen yang sama.
Baca juga: Pahami Perbedaan Strategi dan Taktik Bisnis, Jangan Sampai Salah
Masih berhubungan dengan penjelasan sebelumnya, mengingat white label menjual produk yang sama persis dan berbeda merek saja, tentu persaingan bisnis yang menggunakan white label akan lebih ketat.
Sementara bisnis yang menggunaka private label memiliki persaingan yang lebih rendah karena memiliki produk yang unik dan berbeda dengan pesaing lain.
White label memiliki keterbatasan dalam variasi produk, karena pengecer menerima produk yang sudah jadi dari produsen. Tidak banyak opsi yang bisa digunakan untuk penyesuaian produk karena mengikuti standarisasi dari produsen.
Sementara private label memiliki variasi produk yang lebih beragam, karena pengecer memiliki kemampuan untuk kustomisasi sehingga produk yang dihasilkan tidak berpatokan dengan standarisasi produsen.
Baca juga: Apa Perbedaan Owner dan Founder? Simak Penjelasannya
White label dan private label sering diaplikasikan untuk bisnis yang baru mencoba memasuki pasar tetapi tidak melakukan kegiatan produksi sendiri. Dengan kata lain, kedua startegi ini lebih banyak digunakan oleh para pemula.
Jika menggunakan white label, kamu bisa semakin cepat menembus pasar dan langsung melakukan kegiatan pemasaran. Hal ini karena produk sudah jadi dan siap ditambahkan merek saja. Dengan begitu kamu bisa langsung mulai berjualan lebih cepat.
Sementara private label membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menembus pasar, karena ada beberapa tahap dan persiapan yang lebih panjang.
Kamu perlu melakukan pengembangan dan penyesuaian produk terlebih dahulu, banyak uji coba hingga akhirnya mendapat standarisasi yang kamu inginkan. Sehingga lebih lama waktu yang kamu butuhkan untuk memasuki pasar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.