BENGKULU, KOMPAS.com - Bank Indonesia mempertemukan agregator dengan pegiat dan petani dalam Bencoolen Fest Cerita Kopi 2024 sebagai langkah membuka akses pemasaran lebih luas komoditas pertanian masyarakat Bengkulu.
"Kami pertemukan langsung, berinteraksi langsung antara offtaker agregator dengan petani kita, langsung ditemukan pasarnya, karena walaupun petani produksi sebagus apapun, sebanyak apapun, kalau pasarnya tidak terbuka, tidak dipertemukan, juga susah untuk memasarkan hasil pertanian," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Bengkulu, Wahyu Yuwana di Bengkulu, Minggu (1/9/2024) seperti dilansir dari Antara.
Menurut Wahyu, hasil pertanian kopi Bengkulu berlimpah, tetapi hasilnya dijual ke provinsi tetangga seperti Lampung. Dengan demikian, kopi Bengkulu lebih sulit dikenal pasar nasional maupun internasional.
Dampaknya, harga yang didapat petani tidak sebanding karena tidak menjual langsung ke pasarnya. Malah, melalui perantara pengumpul di daerah lain.
Selain itu, komoditas unggulan Bengkulu tersebut juga kurang dikenal, yang akhirnya menurunkan nilai dari produknya.
Baca juga: Bank Indonesia Berikan Bantuan Alat Tenun dan Kemasan Produk ke UMKM Tenun di Sumba
Semakin dikenal sebuah produk, memiliki merek, karakter dan identitas tersendiri tentunya juga akan meningkatkan nilai produk termasuk komoditas kopi.
Oleh karena itu, Bank Indonesia lewat kegiatan Bencoolen Fest 2024 membuat acara khusus yakni cerita kopi, memperkenalkan kopi Bengkulu, lomba pengolahan kopi, kecakapan barista dan membuat bazaar stan UMKM Bengkulu pegiat kopi.
"Yang kedua kegiatan ini juga kolaborasi dengan pemerintah daerah, dengan Kementerian Keuangan, bahkan perbankan," ucap Wahyu.
Pelibatan perbankan, menurut Wahyu, juga untuk mempertemukan pegiat UMKM dengan sumber pendanaan. Hal tersebut diharapkan membuat UMKM Bengkulu semakin kuat dan naik kelas dengan kecukupan modal untuk memproduksi produk mereka.
"Perbankan juga dilibatkan, seperti business matching, jadi nanti teman-teman UMKM kalau perlu pendanaan, perlu fasilitasi kredit, perlu membangun tata kelola keuangan yang baik, nah ini bisa dengan para pihak tadi," ujar Wahyu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.