Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/11/2024, 08:49 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

DI PASAR tradisional, di sudut gang sempit, dan di kamar mungil, banyak pelaku UMKM menghadapi banyak tantangan berat.

Mereka tidak memahami konsep deflasi dan inflasi, tetapi mengalami situasi yang pahit. Bahan baku kian mahal, daya beli konsumen menurun, pesaing datang silih berganti. Bisa bertahan saja sudah cukup baik.

Lalu, sampai kapan kondisi ini akan berubah?

Bahkan ada satu hal yang sangat mendasar: Keterbatasan dalam akses teknologi, terutama yang terkait untuk ruang pengembangan usaha. Mulai dari pembukuan, pemasaran dan analisis lainnya.

Selama ini, ‘UMKM Naik Kelas’ hanyalah jargon belaka. Dari banyak ruang untuk pengembangan, teknologi jadi hal yang mahal dan asing.

Padahal, mayoritas negara lain sudah terlihat transformasi UMKM ke dunia digital, yang terlihat sekali hasilnya.

Dari sini muncul gagasan ‘Subsidi Digitalisasi’, kebijakan yang akan menjadi game changer di lanskap perekonomian di Indonesia.

“Kadang-kadang, perubahan kecil bisa menghasilkan dampak yang besar,” kata penulis Malcolm Gladwell dalam buku The Tipping Point.

Negara tetangga Singapura memiliki program "Go Digital", yang sukses melatih para pelaku UMKM untuk mengadopsi perangkat lunak managemen dan pemasaran digital.

Program ini sudah ada sebelum pandemi covid-19. Lalu semakin pesat digunakan saat pandemi berlangsung.

Selain membuat peningkatan efisiensi bisnis yang signifikan, program ini berhasil membawa pelaku usaha kecil melebarkan sayap ke kancah global.

Pelaku UMKM mendapatkan layanan pencatatan keuangan dan analisis bisnis dengan teknologi mumpuni.

Sementara di Korea Selatan, negara yang pada 1970 masih sangat miskin, sekarang menjadi negara hebat.

Dengan semangat Saemaul Undong, prinsip yang mirip dengan Gotong Royong di Indonesia, Korea membangun sistem yang terorganisir dan sistematis dengan campur tangan langsung dari pemerintah.

Dengan semangat kolektif, pemerintah bertujuan meningkatkan kesejahteraan dengan memberikan pelatihan. Salah satu pengembangan yang luar biasa adalah mengubah wajah UMKM dengan subsidi digitalisasi.

Pemerintah memberikan dukungan langsung dengan membuat program teknologi, yaitu dengan mengadakan pelatihan digital dan akses ke e-commerce.

Inisiatif digital sebenarnya sudah banyak diinisiasi oleh banyak perusahaan. Sayangnya kemampuan UMKM untuk membeli atau berlangganan masih sangat minim.

Akses gratis dan pelatihan intensif masih sangat minim, meskipun ada banyak perusahaan yang mulai menjalankan program Corporate Social Responsibility, yang didukung yayasan dan komunitas, seperti Womanpreneur Community, Brand Adventure, Benih Baik, Kita Bisa dan lainnya.

Sayangnya gerakan ini masih sporadis. Belum holistik menjangkau semua pelaku UMKM, karena diperkirakan saat ini ada sekitar 66 juta unit usaha di Indonesia.

Di sinilah subsidi digitalisasi bisa menjadi akselerasi luar biasa untuk kemajuan UMKM. Tidak hanya sukses di kancah lokal, tetapi punya potensi besar untuk bersaing di level global.

Bila program subsidi ini diterapkan dengan pendampingan penuh dari pemeritah, efeknya akan luar biasa terasa sampai ke seluruh pelosok Nusantara.

Pelaku usaha akan terus meningkatkan kualitas dengan lebih modern dan efisien. Tidak perlu anggaran yang luar biasa dari pemerintah.

Ada kutipan menarik dari buku The Lean Start Up karya Eric Ries, “inisiatif yang dijalankan dengan anggaran kecil dapat tetap membawa dampak besar, asalkan memiliki arah yang sangat jelas”.

Program ini berpotensi menjadi Quick Wins, karena memberikan solusi yang sangat praktis. Pemerintah dapat mulai merancang melalui beberapa tahap.

Pertama, mengidentifikasi pelaku UMKM yang sangat membutuhkan. Ini jelas sangat mudah, mengingat besarnya jumlah pelaku usaha kecil di Indonesia.

Kedua, mulai memberikan akses dan pelatihan gratis dengan mengajak local heroes di masing-masing daerah untuk terlibat.

Jejaring komunitas terbukti kuat membawa bangsa ini sampai sekarang. Dengan semangat gotong royong, yang didukung dan dimonitor secara penuh oleh pemerintah, niscaya dampaknya akan terasa dalam waktu singkat.

Satu langkah kecil ini akan dilanjutkan dengan langkah kecil lainnya. Seiring dengan waktu, UMKM Indonesia maju bukan lagi wacana, tetapi keniscayaan.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

Terkini Lainnya
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Program
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
Program
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau