Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Lazada Ungkap 88 Persen Konsumen Membeli Barang Berdasarkan Rekomendasi AI

Kompas.com - 03/11/2024, 10:23 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Lazada, salah satu platform eCommerce di Asia Tenggara mengungkap pengaruh Artificial Intelegence (AI) terhadap pola perilaku konsumen berbelanja di e-commerce lewat survei yang dilakukannya.

Dibuat bersama Kantar, penelitian ini dilakukan dengan survei kepada 6,000 pelanggan eCommerce dari enam negara di Asia Tenggara, tempat Lazada beroperasi.

Penelitian ini menilik penggunaan dan adopsi AI pada platform eCommerce dengan analisis pada kesadaran, kepercayaan dan preferensi, kebiasaan belanja, dan kesulitan konsumen.

Laporan Lazada dan Kantar mengungkap bahwa hampir dua dari tiga responden atau sebanyak 63 persen konsumen di Asia Tenggara percaya bahwa AI telah diadopsi secara luas dalam belanja online.

Baca juga: 4 Kelebihan Strategi Pemasaran Menggunakan AI, Termasuk Lebih Efisien

Lebih dari separuh responden mengidentifikasi chatbot AI (63 persen), terjemahan (53 persen), dan visual product search (52 persen) sebagai fitur AI utama yang digunakan di eCommerce.

Kenyataannya, adopsi fitur-fitur ini masih di bawah 50 persen dengan masing-masing penggunaan chatbot AI (47 persen), visual product search (40 persen), dan terjemahan (40 persen). Selain itu, hanya satu dari tiga responden yang menilai fitur-fitur ini bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan mereka.

Kesenjangan antara persepsi dan adopsi realita fitur AI menunjukkan peluang bagi industri eCommerce untuk meningkatkan pengalaman belanja pengguna.

Dengan memanfaatkan AI dan wawasan berbasis data untuk menjembatani kesenjangan ini, platform eCommerce dapat menghadirkan pengalaman belanja yang sangat dipersonalisasi dan mulus di berbagai aspek untuk meningkatkan kepuasan dan loyalitas, serta membuka jalan baru untuk pertumbuhan dan keterikatan pelanggan.

Perilaku Konsumen saat Belanja Online

Laporan ini mengkaji perilaku konsumen saat berbelanja online untuk mengevaluasi bagaimana pelaku eCommerce dapat memanfaatkan AI dengan lebih baik untuk memenuhi prioritas dan kebutuhan pelanggan.

Laporan ini juga mengungkapkan tingkat kepercayaan yang sangat tinggi terhadap platform berbasis AI, dengan mayoritas responden mengandalkan AI untuk mendapatkan rekomendasi produk (92 persen) dan ringkasan produk (90 persen) yang dipersonalisasi.

Secara khusus, 88 persen responden membuat keputusan pembelian berdasarkan konten dan rekomendasi produk yang dihasilkan AI.

Baca juga: Memulai Bisnis Lebih Mudah dengan Bantuan AI, Ini 5 Manfaatnya

Laporan ini juga mengeksplorasi motivasi konsumen dalam memanfaatkan AI untuk belanja online,di mana lebih dari separuh responden (52 persen) di Asia Tenggara menyebutkan kemudahan belanja sebagai alasan utama mengadopsi penggunaan AI dalam kehidupan pribadi mereka.

Sebesar 51 persen menilai ulasan produk dan ulasan penjual sebagai fitur utama yang mereka prioritaskan, menyoroti peluang bagi penjual untuk memperlihatkan ulasan yang lebih mendalam, relevan, dan autentik dengan menggunakan teknologi AI.

Melihat peran AI yang semakin krusial, sebagian besar pembeli (83 persen) rela membayar lebih untuk merasakan peran AI ketika belanja online.

Hal ini dapat dikaitkan dengan manfaat penggunaan AI yang dirasakan pelanggan, dengan hampir separuh responden (49 persen) menyatakan bahwa AI memudahkan pencarian produk, meningkatkan layanan pelanggan, dan meningkatkan kenyamanan belanja online.

Halaman:

Terkini Lainnya

7 Perbedaan Modern Trade dan General Trade dalam Bisnis Ritel

7 Perbedaan Modern Trade dan General Trade dalam Bisnis Ritel

Training
Tantangan yang Sering Ditemui Bisnis Inklusif dan Strategi Mengatasinya

Tantangan yang Sering Ditemui Bisnis Inklusif dan Strategi Mengatasinya

Training
Bisnis Inklusif: Definisi, Imiplementasi, dan Ciri-Cirinya

Bisnis Inklusif: Definisi, Imiplementasi, dan Ciri-Cirinya

Training
Modern Trade dalam Bisnis Ritel: Karakteristik dan Keunggulannya

Modern Trade dalam Bisnis Ritel: Karakteristik dan Keunggulannya

Training
Ikut Lestarikan Lingkungan, Pelaku UMKM Perlu Kembangkan Model Bisnis Inklusif

Ikut Lestarikan Lingkungan, Pelaku UMKM Perlu Kembangkan Model Bisnis Inklusif

Program
Inovasi dalam Industri Batik, CV. Astoetik Buat Kompor Batik Listrik

Inovasi dalam Industri Batik, CV. Astoetik Buat Kompor Batik Listrik

Jagoan Lokal
Wamen UMKM Dorong Gen Z jadi Entepreneur Tangguh

Wamen UMKM Dorong Gen Z jadi Entepreneur Tangguh

Program
CEO Ini Ungkap Peluang dan Tantangan Industri Produk Kecantikan Indonesia

CEO Ini Ungkap Peluang dan Tantangan Industri Produk Kecantikan Indonesia

Training
Apa yang Penyebab Merek China Bisa Dominasi Pasar Lokal Saat Ini?

Apa yang Penyebab Merek China Bisa Dominasi Pasar Lokal Saat Ini?

Training
CEO Hypefast: 6 dari 10 Orang Indonesia Tak Bisa Bedakan Produk Indonesia atau China

CEO Hypefast: 6 dari 10 Orang Indonesia Tak Bisa Bedakan Produk Indonesia atau China

Program
Kementerian UMKM Akan Buat Super Apps 'Sapa UMKM'

Kementerian UMKM Akan Buat Super Apps "Sapa UMKM"

Program
 Perpanjangan PPh Final 0,5 Persen, Menteri UMKM Sebut Sudah Sepaham dengan Menteri Keuangan

Perpanjangan PPh Final 0,5 Persen, Menteri UMKM Sebut Sudah Sepaham dengan Menteri Keuangan

Training
Menteri UMKM Minta PPh Final 0,5 Persen untuk UMKM Diperpanjang

Menteri UMKM Minta PPh Final 0,5 Persen untuk UMKM Diperpanjang

Program
Menteri UMKM Sebut Judi 'Online' Jadi Biang Kerok Turunnya Daya Beli Masyarakat

Menteri UMKM Sebut Judi "Online" Jadi Biang Kerok Turunnya Daya Beli Masyarakat

Training
Menteri UMKM Pastikan Program Entrepreneur Hub Dilanjutkan di Masa Pemerintahannya

Menteri UMKM Pastikan Program Entrepreneur Hub Dilanjutkan di Masa Pemerintahannya

Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau