JAKARTA, KOMPAS.com - Lazada, salah satu platform eCommerce di Asia Tenggara mengungkap pengaruh Artificial Intelegence (AI) terhadap pola perilaku konsumen berbelanja di e-commerce lewat survei yang dilakukannya.
Dibuat bersama Kantar, penelitian ini dilakukan dengan survei kepada 6,000 pelanggan eCommerce dari enam negara di Asia Tenggara, tempat Lazada beroperasi.
Penelitian ini menilik penggunaan dan adopsi AI pada platform eCommerce dengan analisis pada kesadaran, kepercayaan dan preferensi, kebiasaan belanja, dan kesulitan konsumen.
Laporan Lazada dan Kantar mengungkap bahwa hampir dua dari tiga responden atau sebanyak 63 persen konsumen di Asia Tenggara percaya bahwa AI telah diadopsi secara luas dalam belanja online.
Baca juga: 4 Kelebihan Strategi Pemasaran Menggunakan AI, Termasuk Lebih Efisien
Lebih dari separuh responden mengidentifikasi chatbot AI (63 persen), terjemahan (53 persen), dan visual product search (52 persen) sebagai fitur AI utama yang digunakan di eCommerce.
Kenyataannya, adopsi fitur-fitur ini masih di bawah 50 persen dengan masing-masing penggunaan chatbot AI (47 persen), visual product search (40 persen), dan terjemahan (40 persen). Selain itu, hanya satu dari tiga responden yang menilai fitur-fitur ini bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan mereka.
Kesenjangan antara persepsi dan adopsi realita fitur AI menunjukkan peluang bagi industri eCommerce untuk meningkatkan pengalaman belanja pengguna.
Dengan memanfaatkan AI dan wawasan berbasis data untuk menjembatani kesenjangan ini, platform eCommerce dapat menghadirkan pengalaman belanja yang sangat dipersonalisasi dan mulus di berbagai aspek untuk meningkatkan kepuasan dan loyalitas, serta membuka jalan baru untuk pertumbuhan dan keterikatan pelanggan.
Laporan ini mengkaji perilaku konsumen saat berbelanja online untuk mengevaluasi bagaimana pelaku eCommerce dapat memanfaatkan AI dengan lebih baik untuk memenuhi prioritas dan kebutuhan pelanggan.
Laporan ini juga mengungkapkan tingkat kepercayaan yang sangat tinggi terhadap platform berbasis AI, dengan mayoritas responden mengandalkan AI untuk mendapatkan rekomendasi produk (92 persen) dan ringkasan produk (90 persen) yang dipersonalisasi.
Secara khusus, 88 persen responden membuat keputusan pembelian berdasarkan konten dan rekomendasi produk yang dihasilkan AI.
Baca juga: Memulai Bisnis Lebih Mudah dengan Bantuan AI, Ini 5 Manfaatnya
Laporan ini juga mengeksplorasi motivasi konsumen dalam memanfaatkan AI untuk belanja online,di mana lebih dari separuh responden (52 persen) di Asia Tenggara menyebutkan kemudahan belanja sebagai alasan utama mengadopsi penggunaan AI dalam kehidupan pribadi mereka.
Sebesar 51 persen menilai ulasan produk dan ulasan penjual sebagai fitur utama yang mereka prioritaskan, menyoroti peluang bagi penjual untuk memperlihatkan ulasan yang lebih mendalam, relevan, dan autentik dengan menggunakan teknologi AI.
Melihat peran AI yang semakin krusial, sebagian besar pembeli (83 persen) rela membayar lebih untuk merasakan peran AI ketika belanja online.
Hal ini dapat dikaitkan dengan manfaat penggunaan AI yang dirasakan pelanggan, dengan hampir separuh responden (49 persen) menyatakan bahwa AI memudahkan pencarian produk, meningkatkan layanan pelanggan, dan meningkatkan kenyamanan belanja online.