MALANG, KOMPAS.com - Sejumlah 25 penyandang disabilitas di Malang Raya tengah berjuang menuju kemandirian finansial dengan menjalani usaha mikro. Mereka ada yang berwirausaha keset, kue kering, batik ciprat, kopi, miller, telur asin, susu kedelai dan lainnya.
Project Leader Empower Academy Malang, Andina Paramitha mengatakan, para penyandang disabilitas tengah menjalani program inkubasi wirausaha selama 8 bulan. Kegiatan tersebut dimulai sejak Agustus 2024 hingga Maret 2025 ini.
"Mereka ini tergabung dalam program Empower Academy merupakan kegiatan yang diselenggarakan oleh Bangun Bangsa berkolaborasi dengan Ngalup Collaborative Network," kata Andina, Selasa (25/3/2025).
Baca juga: Rano Karno Janji Fasilitasi Penyandang Disabilitas di Bidang Seni
Seluruh peserta program kegiatan tersebut merupakan penyandang disabilitas seperti netra, tuli, daksa, dan lainnya baik yang sudah memiliki usaha awal atau belum sebelumnya.
"Ini diluar ekspektasi kami, awalnya target kami 8 peserta, karena kami khawatir terhadap adanya keterbatasan kemauan, komitmen, tetapi ternyata 25 peserta ini luar biasa memiliki semangat yang tinggi untuk mau dan mampu melakukan strategi marketing," ungkapnya.
Mereka diberi pendampingan mulai dari mentoring ide bisnis, hingga membantu pembuatan sederet kebutuhan aset berbisnis.
"Mulai dari logo, katalog, foto video, microsite, google my business sampai pada kebutuhan legalitas dan izin usaha. Kami membantu mereka membuat marketing kit. Sehingga, setelah lulus program, mereka sudah mudah berjualan, menemukan target market-nya," katanya.
Dia mengatakan, beberapa penyandang disabilitas seperti Fatah asal Polehan, Kota Malang dengan disabilitas daksa yang memiliki usaha produksi keset dari kain perca.
Kemudian juga ada Yulia asal Ciptomulyo, Kota Malang dengan disabilitas wicara mata kiri yang memiliki usaha batik ciprat dengan merk Yulis Prat.
Baca juga: Ciri-ciri Jiwa Wirausaha, Apa Kamu Termasuk?
"Juga ada Yesi asal Singosari, Kabupaten Malang penyandang disabilitas intelektual dengan produk kue kering. Usaha ini sudah dititipkan ke toko oleh-oleh, selama lebaran juga melayani hampers dari salah satu perusahaan stakeholder dan karyawan, itu sampai ratusan toples, setiap produk harga Rp 55 ribu," ungkapnya.
Adanya program kegiatan ini, para penyandang disabilitas diharapkan mampu menjalankan bisnis dengan baik dan memberikan kontribusi terhadap perekonomian atau mandiri secara finansial.
"Serta, diharapkan, segala bentuk pendampingan bisnis yang telah diberikan bisa menjadi semangat baru bagi penyandang disabilitas untuk menjalankan bisnisnya agar tak dipandang sebelah mata," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.