Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Oma, Telur Gabus Olahan Ibu yang Kini Mendunia

Kompas.com - 12/03/2025, 19:45 WIB
Zintan Prihatini,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Tak pernah terpikirkan dalam benak Furiyanti, bahwa telur gabus buatan ibunya akan mendunia seperti saat ini. Produk yang mulanya dibuat sang ibu untuk sanak keluarga itu, telah terjual ke beberapa negara yakni Amerika, Australia, Filipina, dan Malaysia.

“Saya sangat terharu karena dari awal saya tidak pernah ada ambisi bahkan mimpi untuk punya produk yang olahan dari ibu untuk bisa dijual di Indonesia apalagi sampai ke luar negeri,” kata Furiyanti dalam acara bertajuk Ayo UKM, Tunggu Apa Lagi? yang digelar di Jakarta Selatan, Selasa (11/3/2025).

Di usia senjanya, ibunda Furiyanti mementingkan gizi keluarga dengan meracik sendiri olahan telur gabus untuk camilan dengan bahan yang terjamin kebersihannya. Beranjak dari sana, camilan tersebut mulai terkenal dan dicicipi lebih banyak orang termasuk rekan kerja Furiyanti.

Baca juga: Kampoeng Ramadhan Jogokariyan Semarak, Hampir 400 UMKM Ikut Meramaikan

Seiring berjalannya waktu, bisnis dimulai pada 2016 silam di mana beberapa teman Furiyanti memesan telur gabus dengan sistem pre-order (PO). Bisnis ini juga memiliki misi yaitu membuat orang yang memakannya teringat dengan keluarga.

“Kalau dicobain kayak ingat rumah, kayak buatan nenek, buatan eyang. Nah itu yang ingin kami bawa, supaya semua orang kembali lagi ke rumah ke keluarga mereka merasa dikasih dan dicintai,” kata dia.

Lalu, pada 2018 Furiyanti mengganti merek produk telur gabus dari Cocok menjadi Kata Oma. Kemasan yang sebelumnya berupa tabung mika pun disulap menjadi plastik yang lebih aman untuk dijual.

Di tahun berikutnya, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) ini menjual telur gabus produksinya kepada reseller dengan omzet hingga ratusan juta rupiah. Kata Oma Telur Gabus pun masih berjejer di pedagang kaki lima.

“Kami baru mulai di kuartal IV memasuki jalur pasar modern, supermarket. Di sini saya baru mengenal Unifam, dan produk sudah dimulai distribusikan oleh Unifam ke supermarket yang ada di Indonesia,” tutur Furiyanti.

Inovasinya tak berhenti sampai di situ, Kata Oma Telur Gabus mengembangkan varian rasa otentik Indonesia antara lain keju, gula aren, balado, serta telur asin pada 2020.

Baca juga: 3 Tips Pilih Bahan Makanan Berkualitas untuk Jualan, Cocok Buat UMKM

Pada tahun yang sama, jelas Furiyanti, pihaknya merambah dunia penjulan di e-commerce. Jerih payahnya itu membuahkan hasil, lantaran Kata Oma Telur Gabus meraih penghargaan dari Bank Rakyat Indonesia (BRI).

“2020 Kata OMA dipercaya dan menang salah satu penghargaan best UMKM award dari Brillianpreneur,” ucap Furiyanti.

Tingginya angka penjualan dan mitra reseller yang mencapai 1.000 orang saat itu, tak membuat Furiyanti berpuas diri. Dia memutuskan merambah pasar internasional dengan mengekspor produknya ke sejumlah negara.

“Pasar internasional adalah tantangan kami yang selanjutnya. Bukannya tanpa tantangan, ini sangat panjang, lama, berliku. Karena ini mau deal satu negara saja panjang, lama banget,” ungkap Furiyanti.

Kendati demikian, ia berhasil menembus pasar empat negara. Kini, manajemen Kata Oma Telur Gabus tengah berupaya agar produknya bisa terjual ke Korea Selatan, Singapura, Kamboja, dan Vietnam.

Adapun Kata Oma Telur Gabus menargetkan penjualan naik 30 persen di 2025.

Halaman:

Terkini Lainnya
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Program
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
Program
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau