KOMPAS.com – Gurih, dagingnya banyak dan lembut, serta bumbunya meresap hingga ke dalam. Itulah sekelumit testimoni pelanggan Rendang Buya asal Sawahlunto, Sumatera Barat (Sumbar).
Berlokasi di Jalan Lubuk Simalukuik, Kota Sawahlunto, Rendang Buya merupakan salah satu usaha mikro kecil (UMK) binaan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Unit Pertambangan Ombilin.
Rendang Buya bukan rendang biasa. Berdiri sejak 2017, produk ini dibuat dengan resep istimewa hasil riset selama tiga tahun.
Resep tersebut berasal dari keturunan sesepuh Minangkabau dan telah disesuaikan dengan selera masyarakat modern.
Tanpa menggunakan bahan pengawet atau penyedap rasa kimia, Rendang Buya tetap gurih dan mampu bertahan hingga 1,5 tahun dalam suhu ruangan.
Baca juga: Suhu Udara Tanah Suci Capai 41 Celsius, Jemaah Diminta Sering Konsumsi Air
Berkat pembinaan dari PTBA, pasar Rendang Buya terus meluas. Pemilik Rendang Buya, Mhd Shalahuddin Abdul Jabbar mengungkapkan bahwa awalnya penjualan produk stagnan.
Namun setelah menjadi UMK binaan PTBA, penjualannya meningkat signifikan.
"Setelah menjadi binaan PTBA, penjualan Rendang Buya meningkat hingga 58 persen dan terus bertumbuh. Sebelumnya hanya sekitar 100 paket per bulan, kini rata-rata bisa mencapai 150 hingga 200 paket," ujar Abdul melalui siaran persnya, Selasa (6/5/2025).
Perluasan pasar itu juga didukung oleh keikutsertaan Rendang Buya dalam berbagai pameran berskala nasional hingga internasional.
Baca juga: Kemiskinan di Jateng Lebih Tinggi dari Nasional, Luthfi: Tenang Aja, Masih Satu Digit
PTBA membuka akses pemasaran yang lebih luas bagi produk rendang tersebut.
"Kami jadi mendapat relasi baru untuk pemasarannya secara menyeluruh, dan memperoleh kesepakatan-kesepakatan kolaborasi yang sangat menguntungkan bagi Rendang Buya," tambah Abdul.
Rendang Buya bahkan mulai menembus pasar luar negeri. Pada 2023, produk ini ikut serta dalam Festival Pasar Senggol di Turkiye.
"Awalnya kami menyasar Timur Tengah dan Asia. Sekarang mulai masuk pasar Eropa seperti Turkiye dan lainnya," jelas Abdul.
Baca juga: Kota Terbesar di Turkiye Lockdown untuk Cegah Demo Hari Buruh
Untuk meningkatkan nilai jual, Rendang Buya kini juga menghadirkan inovasi kemasan khusus berbentuk boks eksklusif. Strategi ini merupakan hasil pendampingan dari Tim Sustainability PTBA.
Nama "Buya" memiliki makna tokoh panutan dalam budaya Minangkabau. Nama ini dipilih karena Abdul Jabbar ingin menjadikan Rendang Buya sebagai produk rendang unggulan yang dikenal luas hingga mancanegara.