Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mandiri Institute: Lebih dari Separuh Pelaku UMKM Telah Pulih dari Dampak Pandemi

Kompas.com - 18/01/2022, 15:29 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com - Mandiri Institute dalam surveinya menunjukkan bahwa sebanyak 56,8 persen pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) telah berjalan normal dan pulih dari dampak pandemi COVID-19.

Head of Mandiri Institute Teguh Yudo Wicaksono mengatakan UMKM sudah lebih dapat beradaptasi dalam situasi pandemi COVID-19 pada akhir 2021.

"Menjelang akhir 2021, sekitar 56,8 persen UMKM telah berjalan normal, lebih tinggi dibandingkan dengan periode PPKM darurat di mana hanya 33,6 persen UMKM yang berjalan normal," kata Teguh Yudo Wicaksono dalam keterangan di Jakarta, Selasa (18/1/2021).

Baca juga: Cara Memilih Lokasi bagi Kamu yang Ingin Bisnis Kuliner

Sebagai dampak PPKM darurat, hampir seperlima usaha (19,3 persen) terpaksa berhenti beroperasi. Dari yang terpaksa berhenti, sebagian besar usaha (46,3 persen) mengalami vakum selama kurang dari dua bulan, sementara ada lebih dari sepertiga usaha (35,5 persen) yang terpaksa menutup operasi selama dua hingga empat bulan.

Kinerja penjualan UMKM, yang diukur dari kenaikan omzet, pada awal kuartal IV-2021 sudah lebih baik.

Sepanjang periode awal PPKM darurat pada Juli-Agustus 2021, 72 persen UMKM mengalami penurunan omzet. Namun, pada November-Desember 2021, UMKM yang omzetnya menurun hanya sebesar 11,7 persen. Sebaliknya, mayoritas UMKM (53,9 persen) justru mengalami kenaikan omzet.

"Digitalisasi dalam penjualan dan transaksi, serta kemampuan adaptasi dalam produk dan usaha yang dilakukan membantu UMKM tetap bertahan dan meningkatkan omzet usaha," ujar Teguh.

Dalam upaya melakukan adaptasi, sekitar 85,6 persen UMKM melakukan perubahan jenis produk dan cara berusaha, sementara sebesar 58,9 persen melakukan penghematan biaya operasional.

Selain itu, ada banyak UMKM yang juga terpaksa memberi diskon dan bonus untuk mempertahankan pangsa pasar.

Meningkatnya kemampuan adaptasi tersebut terlihat dari semakin banyak UMKM yang dapat mempertahankan omzet atau pendapatan usaha.

Sebanyak 49,3 persen dari responden memiliki akses penjualan digital. Pandemi COVID-19 mendorong kenaikan adopsi digital sebesar 9 persen angka terhadap UMKM yang baru berdiri sejak 2020. UMKM yang dimiliki perempuan ternyata lebih banyak yang mengadopsi penjualan secara digital.

Baca juga: 2022, BRI Dapat Alokasi KUR Sebesar Rp 260 Triliun

Meskipun demikian, masih cukup banyak UMKM yang mengalami kendala dalam penjualan secara daring. Masalah jaringan merupakan kendala terbesar dalam melakukan penjualan secara daring.

Sumber Pembiayaan

Terkait dengan sumber pembiayaan, pinjaman dari perbankan masih menjadi yang paling banyak diketahui dan dimiliki. Proporsi responden yang tertarik atau tidak tertarik untuk meminjam terbagi rata di antara para responden.

Lebih dari 60 persen responden sudah mengetahui pinjaman digital (fintech), tetapi baru 36 persen yang meminjam dari layanan tersebut. Sebagian besar UMKM yaitu 53 persen tidak tahu apakah fintech tempat mereka meminjam sudah memiliki izin. Hanya sekitar 24,2 persen UMKM yang mengetahui pinjaman mereka berasal dari fintech yang berizin, sementara sekitar 3,4 persen responden mengaku meminjam dari fintech yang tidak berizin.

Hanya 53 persen responden yang menerima program bantuan pada 2021, sebagian besar adalah restrukturisasi kredit. Bantuan restrukturisasi kredit dan BLT diterima oleh hampir 30 persen responden. Sedangkan untuk pelatihan dan pemasaran serta dana hibah merupakan bantuan yang paling sedikit diterima, yaitu kurang dari 2 persen responden.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau