BANDUNG, KOMPAS.com - Bagi pecinta pakaian muslim, nama Elzatta sudah sering didengar. Tokonya ada di berbagai daerah di Indonesia, begitu pula keagenannya.
Kekuatan perusahaan yang dibangun 2012 dari nol ini ada di offline. Meski Elzatta sudah menggunakan penjualan online, namun offline mereka sangat kuat.
Itulah yang kemudian membuat Elzatta tergopoh-gopoh saat pandemi Covid-19 melanda Indonesia.
Baca juga: Tips Menjadi Wirausaha yang Sukses
"Pandemi ini cobaan berat buat Elzatta. Tidak mudah memenuhi kewajiban terutama pada pegawai," ujar CEO Elcorps, Elidawati kepada Kompas.com, Kamis (24/2/2022).
Apalagi pandemi datang menjelang Ramadhan saat perusahaannya menyetok banyak barang. Sebab ketika stok menumpuk, utang terhadap suplier pun tengah tinggi-tingginya.
"Omzet anjlok, hanya tersisa 40 persen dibanding tahun sebelum pandemi Covid-19," beber Elidawati.
Toko-toko milik Elzatta pun banyak yang tutup. Setidaknya ada 40 toko yang tutup. Karena kebanyakan toko milik Elzatta ada di mal.
"Mal menjadi salah satu yang paling terkena dampak. Makanya toko kami banyak yang tutup. Toko milik agen kami masih pada buka dan bertahan," ucap dia.
Bagi sebagian pengusaha fashion, omzet Elzatta ini masih mending. Karena banyak pengusaha fashion yang terjungkal dan bangkrut.
Namun dengan pegawai berjumlah 1.000 orang, tidak mudah bagi Elzatta. Untuk bertahan, ia memotong gaji pegawai.
Bahkan ia sempat akan menjual gedung miliknya dan sudah ada yang menawar serius. Namun ia berat melepaskan hingga akhirnya batal menjual.
Hal paling menyesakkan adalah ketika ia harus melepas 600 pegawainya. Ia terpaksa melakukannya karena kondisi perusahaan yang sulit.
Hingga suatu hari ia dipertemukan dengan Komisaris Utama PT Lembur Sadaya Investama (LSI), Asep Sulaiman Sabanda.
Setelah melakukan berbagai pengecekan laporan keuangan dan lainnya, PT LSI sepakat menyuntikkan modal. Berbagai perbaikan dan strategi bisnis pun siap dilakukan.
Baca juga: Omzet Rp 30 Juta Per Bulan, Slamet Suryadi Sukses Berbisnis Madu sambil Lestarikan Alam
Seperti relokasi sejumlah toko, pengoptimalan penjualan, IPO, hingga go internasional ke Malaysia sampai Eropa.
"Selama dalam kesulitan kami tetap berkarya. Kami tetap mengeluarkan produk baru dan costumer loyal tetap ada, namun pengembangan bisnis tidak bisa maksimal," beber dia.
Menjelang Ramadhan ini, pihaknya sudah menyiapkan produk-produk baru seperti pakaian sarimbit hingga scarf nusantara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.