Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Program Pertamina Ini Buka Peluang UMKM Jadi Distributor Elpiji Non-Subsidi

Kompas.com - 22/05/2022, 11:00 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com – PT Pertamina (Persero) mengembangkan program Pinky Movement untuk memastikan pelaku UMKM bisa memperoleh pasokan LPG.

VP CSR & SMEPP Pertamina, Fajriyah Usman menuturkan, pengembangan program menjadi “New Pinky Movement” ini telah memasuki fase pembinaan program.

“Para Mitra Binaan diberikan kesempatan mengikuti pelatihan product knowledge Bright Gas, pelatihan tentang layanan home service produk retail Pertamina (PDS/MyPertamina/dan lain-lain), pelatihan digitalisasi pembukuan atau arus kas, serta pelatihan e-commerce/modern digital marketing,” tutur Fajriyah Usman dalam keterangan resmi, Jumat (20/5/2022).

Baca juga: Kisah Yusrizal, Belajar Membatik Lewat Youtube hingga Kini Beromset Rp20 Juta

Program Pinky Movement telah berjalan sejak 2020. Program ini merupakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) perusahaan sebagai upaya perluasan jaringan distribusi resmi produk LPG nonsubsidi.

Sejak program ini dijalankan sampai dengan tahun 2021, Pinky Movement telah menyasar 293 outlet dan 544 usaha kecil pengguna LPG subsidi dengan total penyaluran mencapai lebih Rp 54,2 miliar.

Fajriyah menjelaskan target program ini adalah pangkalan, outlet, toko pengecer LPG dan UMKM pengguna atau konsumen LPG agar beralih ke produk LPG nonsubsidi.

Bisa Menjadi Agen

Menurut Fajriyah, mitra binaan di segmen outlet dapat dikembangkan untuk menjadi point of sales maupun point of distribution bagi jaringan pemasaran LPG Pertamina.

Adapun untuk UMKM dapat didorong agar dapat naik kelas sehingga usahanya dapat maju dan semakin berkembang serta menjadi konsumen loyal LPG non-PSO Pertamina.

Dalam program ini, Pertamina juga menyediakan pembiayaan bagi mitra binaan untuk memperkuat permodalan.

Baca juga: Sempat Viral dan Ditangkap, Ratu Keraton Agung Sejagat Purworejo Kini Buat Produk UMKM

 

“Pagu pinjaman yang disediakan untuk segmen outlet antara Rp15 juta-Rp 75 juta sementara bagi segmen nonoutlet dan UMKM maksimal Rp 250 juta,” paparnya.

Fajriyah menjelaskan target jumlah binaan pada 2022 diharapkan bisa mencapai minimal 400 mitra binaan yang terdiri atas 249 segmen outlet dan sisanya sebanyak 151 dari segmen UMK.

Calon penerima pembiayaan masih disyaratkan untuk memiliki agunan yang diutamakan berupa aset tetap dengan minimal nilai agunan satu kali nilai pinjaman yang diajukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau