Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Pedagang Mi dan Bakso Curhat ke MenKopUKM Teten Masduki...

Kompas.com - 22/08/2022, 20:00 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Paguyuban Pedagang Mi dan Bakso (Papmiso), Bambang Haryanto mengutarakan curahan hatinya (curhat) soal berbagai masalah yang dihadapi oleh anggotanya kepada Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (MenKopUKM), Teten Masduki.

Masalah yang paling dirasakan para pedagang mi dan bakso yakni mahalnya harga kebutuhan pokok yang membuat ongkos produksi makin mahal.

“Kami mohon kemudahan akses permodalan yang sekarang ini KUR (Kredit Usaha Rakyat) tanpa agunan. Mudah-mudahan bisa dilaksanakan karena teman-teman ini tidak punya agunan di Jakarta. Mereka hanya merantau, agunannya di kampung halamannya. Jadi mungkin ini Pak Menteri bisa menyampaikan kemudahan KUR tanpa agunan buat pedagang mi dan bakso,” kata Bambang dalam siaran pers yang diterima Kompas.com.

Curhat kedua Bambang adalah soal krisis daging. Bambang mengatakan, para pedagang mi dan bakso meminta pemerintah untuk segera mengatasi masalah tersebut.

Menurut Bambang, pedagang mi dan bakso kesulitan mengakses daging dengan harga yang terjangkau dan memenuhi keekonomian untuk berdagang bakso.

Baca juga: Pedagang Mi dan Bakso Didorong untuk Jualan Online

Teten mengatakan, KemenKopUKM siap membantu pedagang untuk mendapatkan Nomor Induk Berusaha (NIB) dan memfasilitasi mereka mengakses perbankan. Dengan demikian, para pedagang mi dan bakso untuk mendapatkan bantuan permodalan melalui skema kredit usaha rakyat (KUR) klaster, mendapatkan izin edar, dan sertifikasi halal.

Teten menyebutkan, 1.200 dari 50.000 anggota Papmiso sudah mencoba berjualan online. Berdasarkan data milik Go Food, ada 62.700 pedagang mi dan bakso yang berjualan di platform tersebut.

"Grab Food juga sekitar 120.000. Jadi sebenarnya sudah cukup banyak, nanti kita ada PR dengan Papmiso bagaimana 50.000 (anggota Papmiso) dalam dua tahun kita targetkan semua go online,” ucap Teten.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Aria Bima yang juga Ketua Dewan Pembina Papmiso mengatakan Papmiso yang membawahi sekitar 50 ribu pedagang mi dan bakso dari 34 provinsi itu telah membentuk koperasi. Menurut dia, awal mula koperasi ini lahir saat para pedagang diserang isu bakso tikus, bakso boraks, hingga bakso tak higenis dan tak sehat untuk dikonsumsi.

“Permintaan Ibu Megawati Soekarnoputri untuk kumpul bareng di Senayan untuk makan bakso bersama seluruh anggota Papmiso supaya membangkitkan kembali semangat pedagang dan atas Inisiatif itu Papmiso membuat koperasi,” kata Aria Bima.

Baca juga: Pedagang Mi dan Bakso Didorong untuk Jualan Online

Tujuan dibentuknya koperasi saat itu menurut Aria Bima, supaya para pedagang mie dan bakso lebih melembaga sehingga diharapkan kontrol terhadap kualitas mi dan bakso mudah dilakukan. Dengan begitu, para pedagang bisa dengan mudah mendapatkan label standar nasional Indonesia (SNI), dan izin edar dari pemerintah, serta mendapatkan sertifikasi halal.

“Bakso yang dibuat dalam industri koperasi nanti kita akan kontrol bareng-bareng supaya isu bakso tikus, isu bakso kena boraks, atau isu bakso yang kadang dianggap tidak sehat dan tidak higienis itu bisa teratasi. Untuk di Jabotabek saja 50 ribu pedagang bakso, saya kira itu akan mengatasi,” kata Aria Bima dengan optimistis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau