SURAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki menekankan, pentingnya percepatan program pengembangan ekosistem bagi koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Di antaranya adalah meningkatkan kemitraan usaha antara UMKM dengan usaha besar, serta meningkatkan kapasitas usaha dan akses pembiayaan.
"Sebanyak 93 persen usaha mikro dan kecil belum menjalin kemitraan dengan usaha besar. Di sisi lain, akses pembiayaan juga dirasa masih cukup sulit bagi UMKM," ucap Teten dalam acara Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Bidang Koperasi, UMKM, dan Kewirausahaan Tahun 2022, di Surakarta, Jawa Tengah seperti termuat dalam siaran pers.
Hadir dalam acara tersebut Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Arya Bima, Staf Khusus Presiden RI Putri Tanjung, Walikota Solo Gibran Rakabuming Raka, dan seluruh kepala dinas bidang KUMKM seluruh Indonesia.
Teten menegaskan, hal tersebut menjadi tantangan besar bagi UMKM untuk meningkatkan produktivitasnya ataupun masuk ke dalam rantai pasok.
Untuk itu, diperlukan dukungan serta kolaborasi dari seluruh stakeholder untuk mengatasi tantangan tersebut.
"Kemudian, diharapkan dapat memaksimalkan output potensial, sehingga pertumbuhan ekonomi mampu kembali secara berkelanjutan," kata MenKopUKM.
Teten mengatakan, akses pembiayaan bagi koperasi dan UMKM akan diperbesar dengan target sebesar 30 persen kredit perbankan untuk pelaku UMKM.
"Memang, ada KUR Rp100 juta yang tanpa agunan. Namun, praktiknya di lapangan masih sulit," ucap MenKopUKM.
Oleh karena itu, Teten meminta pihak perbankan untuk mengubah pendekatan kredit, dari agunan ke kelayakan usaha.
"Harus dengan sistem digital dalam menilai kinerja UMKM, sehingga memudahkan bagi credit scoring UMKM," kata Teten.
Maka, Teten mendorong laporan keuangan UMKM dengan sistem digital. Sebab, selama ini, masih banyak UMKM dengan model laporan keuangan keluarga.
"Dengan sama-sama digital, maka akan klop bertemu antara UMKM dengan perbankan," kata Menteri Teten.
Lebih dari itu, MenKopUKM juga mendorong UMKM untuk memiliki business plan untuk memudahkan investor masuk, selain memudahkan bank menyalurkan kredit.
"Kami sudah membangun Smesco Hub Timur di Bali untuk mengembangkan pasar produk UMKM wilayah Timur Indonesia," kata Menteri Teten.
Untuk UMKM naik kelas, Teten meminta agar lebih selektif, terkait UMKM yang memang memenuhi syarat untuk bisa scalling up.