Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produsen Kripik Tempe Asal Batu Ekspor 1 Ton Produk ke Negara-negara Asean

Kompas.com - 07/11/2022, 18:31 WIB
Nugraha Perdana,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KOTA BATU, KOMPAS.com - Lebih dari 1 ton produk keripik tempe asal salah satu UMKM Kota Batu diekspor ke berbagai negara di Asean. Ekspor dari produk jenis tersebut baru pertama kali dilakukan.

Kasi UMKM Diskumdag Kota Batu, Yossi Hendrawan mengatakan, produk keripik tempe tersebut diproduksi oleh UMKM Arjuna Citra Indonesia dengan bermitra bersama produsen lainnya.

Ekspor itu dilakukan pada Sabtu (5/11/2022) lalu, dengan jumlah sebanyak 20.000 kemasan keripik tempe yang dikirim.

Baca juga: Tas Berbahan Baku Goni Berpadu Kain Endek Bali jadi Souvenir G20

Pengiriman dilakukan ke negara-negara seperti Malaysia, Singapura, Hongkong dan Brunei Darussalam.

"Tetapi pengirimannya masih lewat shipping dari Surabaya. Keripik tempe yang diekspor jenis sagu. Untuk varian rasa, keripik tempe ini memiliki dua varian, yakni pedas dan original," kata Yossi saat dihubungi via telepon pada Minggu (6/11/2022).

Yossi menyampaikan, produk keripik tempe tersebut dapat tembus ke pasar luar negeri setelah produsen dikenalkan buyer (pembeli) asal Malaysia melalui supplier dari Surabaya.

"Kemudian juga mengurus administrasi surat-surat, beberapa sampel keripik tempe juga dikirim ke Malaysia, karena kualitas produksi menyesuaikan dari mereka. Setelah cocok, kirim dari forwarder shipping dari Surabaya," katanya.

Dia mengatakan, sebenarnya produsen UMKM tersebut sudah pernah mengirim produk olahan makanan lainnya ke luar negeri, tetapi dengan skala kecil.

"Sebelumnya sudah pernah, beliau kirim ke luar negeri tapi perorangan saja paling 3-4 dus, beliau sudah pernah kirim rempeyek ke Jepang dengan skala kecil," katanya.

Yossi mengungkapkan, produsen UMKM Arjuna Citra Indonesia sudah memiliki kelengkapan administrasi seperti izin BPOM, sertifikasi Halal dan lainnya. Kondisi itu membantu memudahkan kegiatan ekspor keripik tempe bisa dilakukan.

Sebelumnya, produsen tersebut juga aktif menjadi binaan dari Diskumdag Kota Batu.

"Produksi olahan tempe dari Bu Hari Mastuti ini di Desa Sidomulyo, sudah lama menjadi binaan Diskumdag dan PLUT. Produksinya bermitra juga dengan UMKM keripik tempe lainnya. Beliaunya juga aktif untuk ikut sosialisasi kegiatan kita (pelatihan ekspor impor)," katanya.

Baca juga: Indef: Resesi Global Tahun 2023 Bisa Turunkan Ekspor Produk UMKM

Rencananya, untuk selanjutnya, ekspor keripik tempe akan dilakukan secara berkelanjutan.

"Selanjutnya dia sudah kontrak untuk kontainer 40 feet ekspor, harapannya juga produk lainnya seperti keripik sayur tanpa digoreng bisa diekspor juga dalam skala besar," katanya.

Lebih lanjut, menurutnya, UMKM asal Kota Batu memiliki potensi untuk mengekspor hasil produksinya dalam skala besar. Namun, perlu dibutuhkan jaringan untuk mencari buyer atau pembeli. Kemudian, dinilainya rata-rata para pelaku UMKM masih enggan untuk mengurus proses administrasi yang dibutuhkan.

"Sebenarnya kelemahannya harus ada buyer, pengiriman kemudian masih lewat Surabaya atau ada penghubung, karena malas untuk mengurus dokumen yang ribet, makanya saya koordinasi dengan bea cukai untuk bisa membantu melengkapi dokumen," katanya.

Disisi lain, bahan baku juga dinilainya menjadi faktor kendala dalam melakukan ekspor besar untuk memenuhi minimal satu kontainer pengiriman.

"Kendala bahan baku, disini juga sudah ada yang pernah kirim keripik nangka 5 ton dalam sebulan lewat Surabaya, tapi bahan baku enggak bisa stabil atau kontinyu ya kesulitan," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com