JAKARTA, KOMPAS.com - Ternate Maluku Utara kaya akan rempah-rempah yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Bahkan karena komoditas tersebut, daerah ini pernah berada di masa kejayaan karena menjadi sentra perdagangan rempah.
Namun seiring dengan pergantian zaman, Ternate perlahan-lahan berubah dan rempah tak lagi menjadi tulang punggung perekonomian daerah ini.
Meski begitu, sejumlah pelaku usaha di Ternate tetap setia untuk memanfaatkan rempah sebagai bahan baku produk olahan. Salah satunya seperti yang dilakukan oleh brand Tanawan, sebuah usaha rintisan seorang ibu di Ternate, Siti Sulastri.
Baca juga: Rempah-rempah yang Selalu Menghidupi Perekonomian Maluku Utara
Siti Sulastri bercerita, saat pertama datang ke Ternate, dia belum begitu paham dengan kekayaan dari daerah ini. Maklum, dia merupakan perempuan asal Jawa Tengah yang menikah dengan warga asli Ternate.
Ketika dia memulai usaha pada 2014, Siti Sulastri mengawali perjalanannya dengan menjual produk olahan ikan.
"Pertama kali usaha saya berdiri itu menjual produk olahan ikan dengan berbagai varian rasa," ujar Siti dalam kesempatan wawancaranya bersama Kompas.com pada Jumat (11/11/2022).
Siti menceritakan bahwa produk olahan ikan yang masih dijualnya sampai saat ini memiliki berbagai jenis olahan dan rasa khas Maluku Utara, seperti ikan tuna masak kering kayu yang dimasak dengan bumbu ragam rempah.
Dari situ, Siti mulai mengembangkan ide untuk membuat produk lain yang berbahan dasar rempah khas daerahnya.
"Seiring berjalannya waktu, kami membuat produk camilan dari kulit buah pala, yang kita sebut pala crispy. Kemudian ada juga produk minuman sari buah pala, sirup pala, dan minuman pala bersoda," jelas Siti.
Lewat produk-produk berbahan dasar pala itu, Siti terus mengembangkan ragam produknya dan berinovasi, misalnya lewat produk air goraka instan.
Goraka sendiri merupakan percampuran dari bahan dasar jahe merah, gula aren, dan campuran rempah lain, seperti kayu manis dan cengkeh.
Untuk bahan baku rempah yang digunakan oleh usahanya, Siti mengungkapkan bahwa dia mengambil rempah dari empat titik daerah kerajaan di Maluku Utara.
"Kita ambil bahan bakunya dari empat daerah kerajaan ya. Di Maluku Utara ini kan ada tiga kerajaan ya, Ternate, Tidore, ada juga Bacan sama Jailolo," ungkap Siti.
Misalnya untuk bahan jahe merah, ia biasanya mengambil dari daerah Jailolo. Lalu, untuk gula aren pun juga mengambil dari daerah Bacan yang cukup terkenal dengan produk gula arennya. Sama seperti bahan kenari untuk produk olahan lain, diambil langsung dari Pulau Kenari, di Pulau Makian.
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa hampir seluruh bahan dasar yang digunakan untuk produk Tanawan ini berasal dari daerah lokal Maluku Utara.
Baca juga: Industri Kopi Diprediksi Bangkit dari Mati Suri Pasca-Pandemi Covid-19
Siti menyebutkan, selain berasal atau terinspirasi dari nama sang anak, nama brand Tanawan juga mempunyai filosofi yang berasal dari bahasa Makian.
"Nama brand Tanawan mempunyai filosofi dari bahasa Makian, yaitu ingat atau baku (saling) ingat," ujar Siti.
Artinya, Siti selalu menghargai orang yang mengkonsumsi produk olahannya dan berharap mereka akan selalu mengingat serta membeli kembali produk tersebut dari brand Tanawan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.