JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyelenggarakan ajang tahunan Anugerah Buatan Indonesia (ABBI) 2022.
Ajang ini merupakan wujud apresiasi terhadap pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) serta para artisan atas kontribusinya menghasilkan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang positif.
“Kegiatan ABBI 2022 ini turut melibatkan partisipasi dari masyarakat Indonesia. Tiga besar finalis yang sudah terpilih dari serangkaian seleksi ketat akan ditentukan oleh publik untuk menempati posisi 1, 2, dan 3,” ujar Loto Srianita Ginting, Staf Ahli Bidang Keuangan dan Pengembangan UMKM Kementerian BUMN dalam siaran pers, Selasa, (22/11/2022).
Baca juga: Produk UMKM Alumni IPB University Diboyong ke Pameran di Belanda
ABBI 2022 ini turut melibatkan publik untuk ikut serta dalam memilih pemenang dan finalis yang telah diseleksi secara ketat. Harapannya, ajang yang merupakan dukungan program Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) ini dapat mendorong masyarakat untuk mencintai dan menggunakan produk lokal.
“Dengan kita bersama-sama mengampanyekan Bangga Buatan Indonesia, mencintai produk lokal, dan belanja produk lokal, akan menyerap produk UMKM lebih besar lagi,” sambung Loto.
Penganugerahan yang rencananya akan berlangsung di Jakarta pada 13 Desember 2022 mendatang ini, merupakan program lanjutan dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.
Selain sebagai wujud apresiasi, ABBI 2022 merupakan stimulus agar UMKM di Indonesia dapat beradaptasi dan siap menghadapi prediksi perlambatan ekonomi.
“Para UMKM diharapkan menjadi makin siap menghadapi ancaman resesi global maupun ancaman perlambatan pertumbuhan ekonomi ke depan,” lanjut Loto.
Baca juga: Prediksi Tren Minuman Teh, Cocok Buat Ide Bisnis
Lebih lanjut, Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kemenko Marves, Odo RM Manuhutu turut memberikan pernyataan serupa.
Menurutnya, para pelaku UMKM yang mampu bertahan sudah selayaknya mendapat apresiasi dan perhatian, mengingat proses yang dilewati saat pandemi hingga saat ini cukup berat.
“Pengusaha UMKM, industri kecil dan menengah, serta para artisan selayaknya mendapat perhatian seperti ini karena proses mereka untuk melewati pandemi jauh lebih berat dibanding krisis ekonomi 1998,” ujar Odo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.