Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pupuk Langka, Kelompok Tani di Trenggalek Bagikan Pupuk Organik Gratis ke Petani Lain

Kompas.com - 22/12/2022, 08:54 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

Sumber Antara

KOMPAS.com - Kelompok Tani di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur membagikan pupuk organik cair (POC) hasil pengolahan secara mandiri bagi seribu lebih petani di wilayah Kecamatan Gandusari, Trenggalek.

Kegiatan pembagian pupuk gratis ini dilakukan sebagai solusi untuk mengatasi persoalan kelangkaan pupuk.

"Sekarang mau cari pupuk subsidi susah, beli pupuk nonsubsidi mahal. Jadi pengembangan pupuk organik semacam ini bisa menjadi alternatif solusi untuk kami," kata salah satu petani di Desa Wonoanti, Sutarjo sebagaimana dikutip dari Antara, Kamis (22/12/2022).

Baca juga: Ketahui 2 Penyebab Bisnis Bangkrut, Salah Satunya Manajemen yang Buruk

Dalam kegiatan tersebut, banyak petani yang datang untuk mendapat jatah POC. Selain mendapat pupuk gratis, para petani juga diberi wawasan tentang cara membuat pupuk organik cair menggunakan bahan kotoran maupun limbah organik di sekitar rumah.

POC yang diproduksi Gapoktan Sedono Marmur telah mendapat apresiasi dan Penghargaan Pemprov Jatim maupun pemerintah pusat.

Diyakini, penggunaan pupuk dan pestisida organik yang dibuat Gapoktan Sedono Makmur jauh lebih murah dibandingkan pupuk di pasaran.

Sebab petani diajak membuat pupuk dan pestisida sendiri dengan memanfaatkan sampah organik yang ada di sekitar.

"Alhamdulillah untuk Kabupaten Trenggalek mendapat apresiasi khusus dari Pemerintah Pusat terkait tentang menggalakkan pupuk organik tidak hanya momen-momen tertentu. Saat ini Indonesia terancam krisis pangan karena dampak perang Rusia-Ukraina, tetapi ini seolah menjadi harapan kita," katanya.

Baca juga: Jalan Terang Menuju Transformasi Digital UMKM

Dalam kesempatan itu, Istri Bupati Trenggalek, Novita Hardini menuturkan bahwa saat ini yang diperlukan adalah melakukan pendampingan kepada petani mulai dari manajemen pupuk organik yang lebih profesional ke depan.

"Sampai dengan bagaimana pendampingan petani-petani ini bisa menjadi lebih optimal mulai dari hulu sampai hilirnya. Dari standar gabah yang harus dihasilkan sampai dengan kepastian pembelian di setiap hasil pertaniannya petani," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau