Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tingkatkan Kapasitas Ekspor, LPEI Resmikan Desa Devisa Bulu Mata di Purworejo

Kompas.com - 09/02/2023, 14:30 WIB
Bayu Apriliano,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

 

PURWOREJO, KOMPAS.com - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank meresmikan Desa Devisa Bulu Mata di Purworejo, Jawa Tengah. Program Desa Devisa Bulu Mata Purworejo ini merupakan proyek kolaborasi LPEI bersama PT Astra Internasional Tbk, dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.

Kepala Departemen Divisi Jasa Konsultasi LPEI, Nilla Meiditha menjelaskan, LPEI mendampingi perajin bulu mata palsu di Purworejo karena komoditasnya berorientasi ekspor. Bulu mata palsu, lanjut Nila, merupakan salah satu dari delapan komoditas utama yang diprioritaskan oleh LPEI untuk didampingi.

"Sebagian besar perajin bulu mata itu adalah wanita. Itu juga menjadi keunggulan desa Devisa Klaster Bulu Mata Purworejo," ujar Nila kepada Kompas.com di sela peresmian Desa Devisa Klaster Bulu Mata Purworejo pada Kamis (8/2/2023).

Nila menambahkan, bulu mata di Purworejo menggunakan bahan baku dari rambut asli manusia. Nila menambahkan, bahan baku yang tergolong limbah itu justru dapat dimanfaatkan jadi barang yang bernilai jual dan tembus pasar ekspor.

"Yang kita dampingi khususnya adalah produk bulu mata yang ada di Purworejo yang sudah berorientasi ekspor," kata Nila.

Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank secara resmi meluncurkan Desa Devisa Bulu Mata di Purworejo pada Kamis (8/2/2023). selain melakukan peresmian desa devisa klaster bulu mata, LPEI juga melakukan pendampingan kepada para UMKM dan perajin bulu mata.KOMPAS.com/WAHYU ADITYO PRODJO Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank secara resmi meluncurkan Desa Devisa Bulu Mata di Purworejo pada Kamis (8/2/2023). selain melakukan peresmian desa devisa klaster bulu mata, LPEI juga melakukan pendampingan kepada para UMKM dan perajin bulu mata.

Selain melakukan peresmian Desa Devisa Klaster Bulu Mata Purworejo, LPEI juga melakukan pendampingan kepada para UMKM dan perajin bulu mata.

Pada program Desa Devisa Bulu Mata Purworejo, LPEI melakukan kegiatan pendampingan dan pelatihan kepada 80 pelaku dan pengrajin bulu mata yang tersebar di empat kecamatan di kabupaten Purworejo yaitu Desa Popongan, Desa Semawung, Desa Pekutan dan Desa Clapar.

"Tujuan adanya desa devisa di Purworejo ini adalah peningkatan kapasitas ekspor bulu mata. Hal ini tentunya harus dibarengi dengan peningkatan kapasitas produksi," kata Nila.

Nila menjelaskan, kegiatan pendampingan dan pelatihan yang akan diberikan LPEI berupa pelatihan Manajemen Mutu Usaha, pelatihan Branding dan Marketing serta pemberian Bantuan Mesin Knitting yang dilaksanakan pada tanggal 9 Februari 2023.

Tujuan pelatihan ini untuk meningkatkan pemahaman mengenai pentingnya standarisasi dan mutu produk serta meningkatkan kompetensi para pengrajin dalam mempromosikan dan memasarkan produk ekspor khusunya bulu mata ke pasar global.

Dengan diresmikannya Program Desa Devisa Bulu Mata di Purworejo ini menambah daftar jumlah desa devisa yang tersebar di Indonesia yang tengah dibina dan diberikan pendampingan oleh LPEI yakni sejumlah 192 desa.

Adapun komoditas-komoditas unggulan yang diprioritaskan LPEI untuk pendampingan seperti kopi, fashion, kakao, kelapa dan turunannya, furniture & home decor, perikanan & hasil laut, rempah-rempah dan makanan dan minuman.

"Kami berharap dengan pendampingan ini dapat mengakses lebih banyak negara tujuan ekspor," kata Nila.

Sementara itu Dewi Ekha Harlasyanti salah satu UMKM yang mendapat pendampingan LPEI mengatakan, saat ini produk bulu mata dari Purworejo sudah merambah ke 16 negara mulai dari Amerika Serikat, Kanada, Turkiye, Zimbabwe, Nigeria, Belanda, Jepang, India, Meksiko hingga Perancis.

"Harapannya di 2023 ini bisa merambah ke lebih banyak negara lagi. Kita sudah masuk ke 4 benua yang belum itu ke benua Australia semoga kedepannya bisa," kata Dewi yang juga CEO PT. Diva Prima Cemerlang.

Dewi menyebut, kapasitas produksi bulu mata miliknya per bulannya saat ini masih 50.000 buah. Ia menargetkan dalam tahun 2023 kapasitas produksi bulu mata miliknya dengan pendampingan LPEI dapat meningkat hingga 100 persen.

"Dengan bantuan pendampingan dan alat dari LPEI kita menargetkan 1 juta pieces perbulannya," kata Dewi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau