Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Ketakutan Membangun Bisnis yang Sering Jadi Penghalang

Kompas.com - 26/02/2023, 17:10 WIB
Zalafina Safara Nasytha,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Banyak orang ingin memulai bisnisnya sendiri, tapi tak semua orang punya keberanian yang besar.

Ada berbagai ketakutan yang kerap muncul, yang akhirnya menjadi penghalang membangun bisnis.

Padahal, seharusnya hambatan tersebut tidak menjadi penghalang, melainkan menjadi dorongan untuk mencari lebih banyak pengetahuan, skill, dan jumlah modal awal, meski tentu saja hambatan dan tantangan akan tetap ada saat membangun bisnis.

Baca juga: 3 Elemen Penting dalam Membangun Merek Bisnis

Melansir The Balance Money, ada lima ketakutan yang sering jadi pengahalang membangun bisnis.

1. Tidak memiliki uang

Banyak orang yang berpikir dalam memulai bisnis diperlukan uang yang banyak sebagai modal.

Padahal, tidak perlu memiliki uang yang banyak untuk memulai suatu bisnis berskala kecil.

Bahkan, bukan tidak mungkin kamu dapat memulai bisnis tanpa modal.

2. Tidak memiliki waktu

Keterbatasan waktu juga banyak menjadi penghalang bagi banyak orang, terutama mereka yang bekerja kantoran.

Kebanyakan orang memang sibuk setiap harinya, terutama saat hari-hari kerja. Tetapi, kamu bisa mengorbankan sedikit waktu luangmu di akhir pekan untuk merintis bisnis selangkah demi selangkah.

Misalnya, karena keterbatasan waktu, kamu bisa membuka pesanan beberapa menu makanan seperti pudding, kue, atau bahkan lauk pauk di saat akhir pekan.

Dengan begitu, waktu bukan lagi sebuah penghalanuntuk membangun bisnis.

3. Tidak memiliki jaminan kesehatan

Dengan memulai bisnis sendiri, maka kamu tidak akan mendapatkan asuransi kesehatan seperti yang diberikan perusahaan, selama kamu sbekerja.

Hal ini ebenarnya bukan masalah yang sangat mengganggu, apalagi jika kamu adalah seorang yang masih muda dan sehat.

Kamu bisa membangun bisnis secara perlahan sambal tetap bekerja. Ketika bisnismu sudah semakin mapan, kamu bisa meninggalkan pekerjaan dan mendaftarkan diri untuk ikut asuransi kesehatan secara mandiri.

Baca juga: 6 Tips Membangun Bisnis Coffee Shop yang Berpotensi Cuan

4. Tidak adanya dukungan keluarga

Jika keluarga tidak mendukung kamu yang keluar dari perusahaan, untuk memulai bisnis sendiri, maka kamu perlu ‘mencuri’ hati mereka dengan cara yang tepat.

Jelaskan bisnis yang akan kamu jalankan dan buat rencana yang dapat meyakinkan mereka terhadap bisnismu.

5. Tidak percaya diri dengan kemampuan sendiri

Setiap ketakutan pasti bisa dihadapi dan diatasi. Orang yang paling mengenal kamu adalah diri kamu sendiri, maka kamu perlu menghadapi rasa takutmu.

Bahkan, kamu dapat menjadikannya sebagai motivasi yang mendorong, agar kamu dapat benar-benar mulai menjalankan bisnis yang diinginkan.

Baca juga: 5 Cara Mendapatkan Modal Usaha untuk Membangun Bisnis

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Terkini Lainnya
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
Program
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Perkuat Koperasi dan UMKM, Mantan Gubernur BI Luncurkan BACenter
Perkuat Koperasi dan UMKM, Mantan Gubernur BI Luncurkan BACenter
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau