Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Omzet Naik saat Libur Lebaran, PKL di Alun-alun Kota Batu Girang

Kompas.com - 25/04/2023, 15:00 WIB
Nugraha Perdana,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

BATU, KOMPAS.com - Pedagang Kaki Lima (PKL) di seputaran Alun-alun Kota Batu merasa bersyukur dengan banyaknya pengunjung yang datang saat libur Lebaran 2023. Ratusan PKL bisa meraup omzet berkali lipat.

Hal itu diungkapkan oleh Ketua Paguyuban PKL Alun-alun Kota Batu, Puspita Herdysari pada Senin (24/4/2023). Dia mengatakan, kondisi tersebut berbeda ketika tiga minggu selama bulan Ramadhan 2023.

Saat itu, para PKL merasakan sepi pembeli setiap harinya, dengan penurunan omzet rata-rata mencapai 80 persen. Bahkan, sekitar 40 persen dari 524 PKL memilih untuk tidak berjualan. Selain itu, ada pedagang yang berjualan tetapi tidak dapat pembeli sama sekali dalam sehari.

Baca juga: Tips Bangun Bisnis dengan Sistem Partnership, Salah Satunya Transparan

"Sewaktu puasa ramadhan tiga minggu kami zonk karena dari awal puasa itu hujan, sepi banget, penurunannya 80 persen. Hampir 40 persen PKL dari awal puasa sampai akhir puasa, malam takbiran, enggak ada yang jualan," kata Pipit sapaan akrabnya saat ditemui pada Senin (24/4/2023).

Sedangkan, para pengunjung ramai datang ke Alun-alun Kota Batu pada Minggu (23/4/2023). Dikatakannya, keramaian mulai terlihat saat sore hingga malam hari. Pipit berharap, kondisi yang sama juga terjadi pada hari ini, Senin (24/4/2023).

"Juga pedagang jualan semua. Hari kedua luar biasa ramai, saya kontrol semuanya terlihat laris jualannya. Lebaran pertama masih landai karena wisatawan enggak terlalu ramai. Kami berharap, hari ini (Senin) kondisi juga sama ramai," katanya.

Dia mengatakan, awal libur Lebaran 2023 memberikan dampak positif terhadap para PKL. Menurut Pipit, waktu libur Lebaran merupakan masa panen para PKL Alun-alun Kota Batu untuk mengais rezeki dibandingkan dengan momen libur besar lainnya.

Para pedagang rata-rata diperkirakan bisa meraup omzet hingga tiga kali lipat. Pipit berharap, kondisi ramainya pembeli bisa sampai akhir libur Lebaran 2023.

Baca juga: Hindari 6 Kepribadian Buruk yang Berpotensi Merusak Bisnismu

"Semoga semakin ramai, kan liburannya sampai seminggu kedepan, semoga bisa memperbaiki kondisi pedagang yang kemarin tiga minggu sepi itu, karena seperti lalapan ini di dekat saya itu enggak berani jualan kemarin-kemarin, khawatir gambling," katanya.

Namun, kondisi yang ada saat ini lebih baik ketika libur Lebaran 2022.

"Tetapi dibandingkan tahun kemarin masih ramai tahun kemarin, ini ramai tapi tidak seramai tahun kemarin," katanya.

Lebih lanjut, meski ramai pembeli, Pipit mengatakan, bahwa pedagang tidak menaikkan harga dagangannya atau sama seperti hari-hari sebelumnya.

"Kami konsisten dengan dinas bahwa kami selalu mencantumkan harga (di lapak), tidak ada perubahan banner atau apapun, harganya tetap sama, mau liburan atau tidak," katanya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Terkini Lainnya
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
Program
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Perkuat Koperasi dan UMKM, Mantan Gubernur BI Luncurkan BACenter
Perkuat Koperasi dan UMKM, Mantan Gubernur BI Luncurkan BACenter
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau