Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua UMKM Kuliner asal Jawa Tengah Tembus Ekspor Pasar Eropa

Kompas.com - 14/05/2023, 07:00 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Dua produk milik Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) kuliner asal Jawa Tengah berhasil menembus pasar ekspor wilayah Eropa. Dua UMKM binaan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KemenKopUKM) melalui Smesco Indonesia tersebut berasal dari Wonosobo dan Kebumen.

Adapun UMKM tersebut adalah UMKM Agritek Desa Indonesia sebagai produsen kripik buah dan sayur organik asal Wonosobo, Jawa Tengah.

Satu lagi adalah UMKM Aristokrat Indonesia Global, asal Kebumen, Jawa Tengah, produsen keripik lanthing yang terbuat dari singkong.

Dua produk makanan ringan tersebut dinilai telah memenuhi berbagai syarat mutlak produk layak konsumsi dan mendapatkan pesanan ekspor ke Eropa untuk memenuhi kebutuhan pasar makanan ringan.

Keberhasilan dua UMKM Smesco Indonesia untuk masuk dalam rantai pasok makanan ringan di Eropa merupakan hasil kerja sama KemenKopUKM dengan Program Promosi Impor Swiss (SIPPO) dalam kerangka kerja sama pembangunan ekonomi untuk memperkuat dan mempermudah integrasi para UMKM masuk ke dalam sistem perdagangan dunia.

“Indonesia memiliki keunggulan sebagai pemasok utama berbagai produk hasil pertanian tropis di pasar global, sehingga Smesco melihat adanya permintaan pasar global. Dengan latar belakang itulah kemudian Smesco menyeleksi para pelaku UMKM yang memiliki produk eksotis lokal Indonesia untuk pasar ekspor," ucap Direktur Utama Smesco Indonesia Leonard Theosabrata dalam keterangan resminya.

Baca juga: Eiger Buka Toko di Swiss, Hadirkan 138 Produk untuk Langkah Awal Go International

Hal ini sejalan dengan arahan Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki yang mendorong UKM agar berkontribusi dalam pasar ekspor sehingga target kontribusi ekspor produk UMKM Indonesia tahun 2024 dapat menembus 17 persen.

Program Promosi Impor Swiss atau SIPPO telah menyeleksi produsen produk UMKM mitra Smesco Indonesia sebanyak 431 UMKM terdaftar, lalu SIPPO dan tim kurasi Smesco menyaring sebanyak 111 UMKM yang memenuhi kriteria standar produksi produk dan pangan yang baik.

Pelaku UMKM tersebut tersebar di D.I Yogyakarta, Kulon Progo, Boyolali, Surabaya, Malang, dan Pasuruan dengan berbagai latar produk unggulan, di antaranya UMKM herbal dan jamu, UMKM produsen kecap manis kelapa, UMKM rempah vanilla, koperasi produsen gula kelapa semut, dan UMKM produsen tepung singkong.

“Setelah melalui proses kurasi produk yang ketat berstandar internasional, Program Promosi Impor Swiss atau SIPPO memilih UMKM Agritek Desa Indonesia sebagai produsen kripik buah dan sayur organik asal Wonosobo, Jawa Tengah, serta UMKM Aristokrat Indonesia Global, asal Kebumen, Jawa Tengah, produsen keripik lanthing yang terbuat dari singkong sebagai UMKM terpilih yang akan mendapatkan fasilitasi ekspor terintegrasi," tutur Leonard.

Pasar Eropa khususnya Swiss memiliki standar keamanan pangan yang holistik dengan tingkat keamanan pangan tinggi. Adanya ekspor ke Swiss merupakan sebuah prestasi tersendiri bagi UMKM ketika produknya kini bisa menembus pasar Eropa.

Setidaknya ada dua belas poin penilaian yang dilakukan oleh tim audit dari Program Promosi Impor Swiss yang menjadi acuan, apakah sebuah produk UMKM layak konsumsi dan aman.

Baca juga: Teten Dorong Asmindo Manfaatkan Fasilitas Bebas Bea Masuk Pasar Swiss hingga Seluruh Eropa

Untuk pasar ekspor, UMKM utamanya kini harus memiliki sertifikat Hazard Analysis Critical Control Point atau HACCP yaitu sebuah sistem berstandar internasional untuk memastikan keamanan produk pangan hasil produksi UMKM.

Program Promosi Impor Swiss menerapkan sistem seleksi independen yang sangat detil terhadap calon UMKM mitra terpilih, selain isu keamanan pangan, kebersihan ruang produksi dan originasi bahan baku, dampak sirkulasi ekonomi terhadap petani serta masyarakat sekitar menjadi poin yang sangat penting dalam proses seleksi.

“Keunggulan UMKM terpilih tersebut yakni tidak hanya sehat dan aman untuk dikonsumsi. Perbedaan signifikan ada di ekosistem bisnisnya yang berdampak terhadap peningkatan ekonomi petani, dengan komposisi setiap petani bukan hanya sebagai pemasok saja, namun juga menjadi bagian dari porsi pemilik saham, sehingga model bisnis UMKM seperti ini memberikan dampak peningkatan ekonomi berkesinambungan bagi petani dan masyarakat sekitar," kata Leonard.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

Terkini Lainnya
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Program
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
Program
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau