Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kacang Sacha Inchi, Komoditas yang Mulai Jadi Primadona Petani

Kompas.com - 25/07/2023, 09:30 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Berbisnis di sektor pertanian seolah tak ada habisnya. Ada saja komoditas yang bisa dikembangkan dan menghasilkan cuan.

Salah satu komoditas yang belakangan ini mulai booming di kalangan petani adalah kacang sacha inchi. Ini merupakan jenis kacang-kacangan yang belum banyak dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia.

Mengutip website Kemendikbud.go.id, kacang sacha inchi memiliki kandungan asam lemak seperti omega 3, omega 6, dan omega 9 yang tinggi, yang sangat bermanfaat bagi kecerdasan anak. Selain itu, kacang inchi memiliki nilai ekonomis yang relatif tinggi karena seliter minyak sacha inchi dapat terjual hingga jutaan rupiah.

Baca juga: 5 Sumber Daya yang Dibutuhkan untuk Memulai Bisnis

Kacang ini sebenarnya berasal dari hutan tropis amazon. Dalam perkembangannya, sacha inchi menyebar ke berbagai belahan dunia dan banyak dibudidayakan di China, Vietnam, Malaysia, Thailand, dan baru-baru ini di Indonesia.

Kacang sacha inchi memiliki beberapa manfaat, salah satunya daunnya mengandung antioksidn dan dapat dimakan sebagai sayur ataupun diolah menjadi teh, biji buah/kacangnya memiliki kandungan asam lemak dan minyak hasil ekstraksi biji/kacang sacha inchi memilikimberbagai manfaat baik untuk kosmetik sebagai pelembab kulit.

Selama ini permintaan pasar Indonesia akan sacha inchi sangat tinggi. Namun, suplai dari petani lokal terbilang minim

Sementara itu mengutip Kementan.go.id, minyak yang dihasilkan dari kacang sacha inchi juga memiki berbagai manfaat untuk kesehatan, seperti penurun kolesterol dan asam urat, peningkat kecerdasan, dapat mengurangi resiko jantung bengkak, risiko stroke, menurunkan aktivitas tumor, radang sendi dengkul, meningkatkan penglihatan (katarak), dan menurunkan rasa kesemutan.

Dibudidayakan di Kalsel

Di Indonesia, para petani sudah mulai membudidayakan kacang sacha inchi ini, salah satunya di Kalimantan Selatan.

Seorang petani Desa Nalui, Kecamatan Jaro, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan Husaini mengaku mengembangkan budi daya kacang sacha inchi sejak Januari 2023.

Husaini mengaku tertarik menanam kacang sacha inchi atau lebih dikenal sebagai kacang inka atau kacang gunung karena khasiatnya yang cukup banyak untuk mengobati berbagai penyakit, seperti diabetes dan kolesterol.

Selain itu, kacang yang buahnya berbentuk bintang ini, memiliki nilai ekonomis yang relatif tinggi karena harga minyak olahan kacang yang berasal dari hutan Amazon ini mencapai jutaan rupiah per liter.

Baca juga: 6 Tips Merintis Bisnis Cake & Bakery, Pemula Wajib Tahu

Dalam pengembangan budi daya kacang sacha inchi, ia mengaku menjalin kemitraan dengan PT Setia Alam Raya (SAR) di Kabupaten Tanah Laut, selaku pembeli.

"Hasil panen kacang Sacha Inchi nantinya kami jual ke PT SAR dengan jumlah tak terbatas sesuai perjanjian kemitraan," katanya sebagaimana dikutip dari Antara, Selasa (25/7/2023).

Ia mengatakan, harga jual yang disepakati dalam program kemitraan ini Rp 8.000 per kilogram untuk kacang sacha inchi belum terpisah kulit dan jenis kupas biji coklat mencapai Rp 20.000 per kilogram.

Untuk kemitraan antara PT SAR dan Husaini selaku petani, perjanjian jual beli selama sembilan tahun dengan luas lahan 5.000 meter persegi.

Sebagai petani, ia juga berharap, dukungan pemerintah daerah dalam upaya mengembangkan tanaman kacang Sacha Inchi, seperti alat pencacah sabut kelapa untuk pembuatan pupuk organik.

"Peralatan masih minim untuk pembuatan pupuk organik dalam pembuatan bibit kacang sacha inchi," katanya.

Dia mengaku sebagai satu-satunya petani di Kabupaten Tabalong yang berani membudidayakan kacang sacha inchi meski modal yang dibutuhkan dalam satu hektare mencapai Rp 99 juta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com