JAKARTA, KOMPAS.com - Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) menggagas proyek pengabdian masyarakat internasional, berkolaborasi dengan FarmHill Academy dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Seoul, Korea Selatan.
Kegiatan ditujukan untuk memberikan pelatihan dan memberdayakan pekerja migran Indonesia untuk bertani hidroponik modern.
Dekan FEB UI Teguh Dartanto mengatakan program pengabdian masyarakat (Pengmas) ini merupakan inovasi di FEB UI melalui Unit Riset dan Pengabdian Masyakarat (RPM) dengan memberikan skema hibah pengabdian masyarakat berskala internasional.
Dia menjelaskan, tim yang terlibat dalam program ini melaksanakan kunjungan lapangan ke lahan pertanian yang dikelola oleh PMI di Kota Ansan.
Baca juga: 7 Contoh Bisnis Pertanian, Cocok untuk Para Milenial
“Untuk memberikan berbagai masukan dan panduan tentang perawatan tanaman, perlakuan terhadap tanaman, dan bagaimana sistem hidroponik greenhouse dapat meningkatkan efisiensi dalam usaha pertanian. Kunjungan ini bertujuan untuk lebih memahami kondisi lapangan, tantangan yang dihadapi, serta mengevaluasi dan kemungkinan dalam pengaplikasian teknik pertanian hidroponik yang sesuai,” kata Teguh dalam keterangan resminya, Selasa (8/8/2023).
Kegiatan ini berlangsung pada 14 hingga 18 Juli 2023 lalu yang bertempat di Kota Ansan, Korea Selatan. Adapun tim FEB UI yang menggandeng Farmhill Academy dipimpin oleh Nanda Ayu Wijayanti, bersama dua dosen lainnya yaitu Dwi Nastiti Danarsari dan Irfani Fithria Ummul M.
Kegiatan ini juga mendapatkan dukungan penuh dari KBRI Seoul melalui Atase Pendidikan dan Kebudayaan Gogot Suharwoto, dan Atase Ketenagakerjaan, Yessi Kualasari.
Sementara itu, mitra Farmhill Academy adalah platform edukasi yang bekerja sama dengan praktisi berpengalaman di bidangnya untuk membudidayakan pertanian hidroponik dengan baik dan benar, serta dapat memberikan kebermanfaatan kepada masyarakat.
Teguh menjelaskan, selama kunjungan tersebut tim pelaksana memberikan berbagai masukan penting tentang perawatan tanaman dalam pertanian hidroponik.
Peserta yang merupakan pekerja migran juga diajarkan tentang pentingnya memberikan nutrisi yang tepat kepada tanaman, memastikan ketersediaan air yang cukup, dan menangani masalah hama dan penyakit tanaman secara efektif.
Selain itu, peserta juga diberikan wawasan tentang metode penyiraman yang efisien dan bagaimana menjaga kondisi optimal dalam lingkungan tumbuh tanaman. Peserta juga langsung diberikan contoh praktis tentang cara melakukan pemangkasan yang tepat pada tanaman tertentu, sehingga dapat menerapkannya dalam lahan pertanian mereka.
Baca juga: Tepis Sebabkan Kasus Lingkungan, Harita Nickel Berdayakan Petani di Pulau Obi
Lebih lanjut, dalam kegiatan ini juga dipaparkan manfaat dan cara mengaplikasikan sistem pertanian modern lainnya yaitu pemanfaatan greenhouse dalam pertanian hidroponik.
Tujuannya agar peserta dapat menciptakan lingkungan tumbuh tanaman yang lebih stabil dan terkontrol, terlepas dari fluktuasi kondisi cuaca. Penggunaan greenhouse juga dapat meningkatkan efisiensi penggunaan air dan nutrisi serta melindungi tanaman dari hama dan penyakit.
“Kegiatan Pengmas tersebut mendapat sambutan positif dan antusias dari pekerja migran Indonesia di Korea Selatan. Para peserta pekerja migran menyatakan mendapatkan pengetahuan dan keterampilan baru yang relevan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam usaha pertanian mereka,” kata Teguh.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.