Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepi Pembeli saat Pandemi, Penjual Buku di Blok M Square Fokus Jualan di Marketplace

Kompas.com - 20/08/2023, 20:12 WIB
Fransisca Mega Rosa Mustika,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Membaca buku adalah kegiatan yang dapat memperkaya pengetahuan sekaligus menyenangkan serta menawarkan banyak manfaat.

Dengan membaca buku, artinya kamu bisa meningkatkan pengetahuan, merangsang imajinasi, dan meningkatkan keterampilan kognitif seperti konsentrasi dan pemikiran kritis.

Untuk memaksimalkan momen membaca, penting untuk memilih buku yang selaras dengan minat pribadi.

Sayangnya, kini buku bacaan yang berbentuk cetakan fisik semakin tersaingi dengan hadirnya beragam platform buku digital yang memudahkan penggunanya untuk mendapatkan bacaan yang diinginkan.

Ditambah lagi, tiga tahun kebelakang seluruh dunia terkurung akibat pandemi Covid-19, yang semakin menurunkan tingkat penjualan. Kenyataan pahit ini dirasakan betul oleh para penjual buku di Blok M, tepatnya di lantai basement Blok M Square, Jakarta Selatan.

Setelah menemui beberapa pemilik toko buku, mereka mengakui bahwa saat terjadi pandemi Covid-19, mereka tidak bisa berjualan sebagaimana mestinya. Mereka terpaksa tidak berjualan hingga satu tahun lamanya.

Jimmy, yang merupakan salah seorang penjual buku di Blok M Square menjelaskan gambaran di saat pandemi Covid-19 terjadi.

Baca juga: Penjual Pertanyakan Kebijakan Pemerintah Larang Pakaian Bekas Impor

“Pada saat pandemi Covid, toko sempat tutup satu tahun, karena gedungnya (Blok M Square) ditutup oleh manajemen. Setelah covid, emang ada penurunan sih, pasti. Jangankan kita yang kecil, yang besar aja, kan juga pada enggak stabil,” kata Jimmy kepada Kompas.com pada Sabtu (19/08/2023).

Berbeda dengan yang disampaikan Jimmy, Adi Irawan, pemilik toko buku Berdikari mengungkapkan, bahwa ia telah beralih berjualan buku melalui marketplace sejak pandemi melanda pada tahun 2020.

Di tempat ini, harga buku yang ditawarkan rata-rata berkisar mulai dari 10.000 hingga ratusan ribu. Kebanyakan dari para penjual buku ini pun, mendapat supply buku dari penerbit dan dari orang-orang yang menjual buku usangnya maupun yang akan pindahan.

“Banyak sumbernya. Ada yang ngantar, kayak orang yang sudah baca atau yang mau pindah rumah. Ada juga yang dari penerbit, kalau mereka lagi cuci gudang, ada,” ungkap Juliarto, pemilik toko buku BS saat diwawancarai Kompas.com, Sabtu (19/08/2023).

Baca juga: Peluang Usaha Buku Bekas, Begini Tips Menjalankannya

Dampak dari pandemi dan hadirnya platform buku digital, membuat para pemilik toko buku tersebut mengalihkan fokus penjualannya dari berjualan secara offline, menjadi jualan online melalui marketplace. Dengan cara inilah, mereka bisa mempertahankan usaha yang telah dibangunnya sejak lama.

Tentu saja, dalam hal penjualan produk melalui media dan tanpa media terdapat perbedaan rasio. Kendati demikian, perbedaan rasio penjualan secara offline dan online ini masih bisa ditoleransi sebab masih adanya pendapatan yang mereka hasilkan.

“10:1 (perbandingan penjualan secara offline maupun online) lah, lebih banyak di online, karena kan dia seluruh Indonesia. Kalau enggak ada online, pasti dijamin enggak stabil untuk para pelaku UMKM. Rata-rata harus dibantu online,” tegas Jimmy.

“Peminat di online itu tergantung sih, ya. Kebanyakan ya kalau dia memang minat, ya mungkin dia mau beli. Tapi kalau dia hanya sekedar cari informasi, bisa saja dia cari di internet, gitu,” papar Juliarto.

Jadi, dasarnya kenapa pembeli buku berkurang, bukan hanya karena media online, namun juga karena tersedianya layanan seperti e-book, sehingga masyarakat lebih condong mencari informasi dari sana, daripada beli materi buku.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau