Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Sri Haryati, Ibu Rumah Tangga yang Tekuni Usaha Batik Tulis

Kompas.com - 01/09/2023, 16:31 WIB
Nur Wahyu Pratama,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Salah satu warisan kebudayaan Indonesia yang terkenal hingga penjuru dunia yaitu batik. Batik merupakan salah satu karya yang menurut sejarah berasal dari Jawa.

Batik memiliki ciri khas tersendiri yang menjadikannya sebagai peluang usaha yang menjanjikan. Bagaimana tidak? Batik memiliki corak dengan makna simbolik dengan variasi hias berbagai motif dan warna.

Selain itu, batik juga bisa dipakai di acara adat, pernikahan, kerja, dan aktivitas lainnya. Batik bukan hanya sebagai warisan kebudayaan dari nenek moyang bangsa Indonesia saja, melainkan sebagai sebuah karya industri untuk menjadi sandaran kehidupan atau lapangan kerja bagi masyarakat yang menekuninya.

Baca juga: Mastercard Strive Incar 25.000 UMKM untuk Dibina

Seperti halnya Ibu Sri Haryati, seorang ibu rumah tangga asal Cirebon yang saat ini menekuni usaha batik tulis. Batik tulis Sri Haryati didirikan sejak tahun 2017 dengan nama Trisha.

Berawal dari suka dengan motif batik tulis daerahnya, hingga saat ini Sri Haryati mempunyai brand batiknya sendiri.

“Awalnya suka karena banyak varian motif, kebetulan di desa kami ada showroom batik, di situ belom banyak pengrajin batiknya, akhirnya coba-coba bikin batik dan akhirnya terjual, dari situ ada pesenan-pesenan akhirnya sampai ke sini,” ungkap Sri Haryati pada pameran Mastercard Strive Indonesia : Strategic Partnership for Digital Future, Kamis (31/8/2023).

Sri Haryati mengatakan, pembuatan batik masih tradisional dengan ditulis menggunakan canting. Modal juga masih pribadi, pada tahun 2017 membutuhkan Rp3 juta, sedangkan untuk tahun 2023 sekitar Rp25 juta.

Baca juga: 7 Ide Bisnis dengan Bahan Dasar Kacang Hijau, Modal Kecil Cuan Besar

Bukan hanya itu, Sri Haryati juga menerima bantuan modal dari lembaga pemerintah pada tahun 2019 lalu.

“Kebetulan di tahun 2019 kami dapat bantuan dari UMKM Dinas Koperasi sebesar 10 juta. Bantuan modal iya, pelatihan khusus ngebatik juga,” jelas Sri Haryanti.

Batik karya Sri Haryati juga sudah dikenal luas di Cirebon. Untuk display batiknya sudah masuk di hotel dan perkantoran yang ada di Cirebon.

Sri Haryanta juga memanfaatkan platform online sebagai media penjualan dan pemasaran seperi Instagram (@trisha.batik.5) dan marketplace. Namun, Sri Haryati mengeluhkan penjualannya yang masih sepi di online shop.

Baca juga: Dukung Pelaku UMKM Perempuan Go Digital, Visa Luncurkan Program Ibu Berbagi Bijak

“Penjualan juga kita ada di marketplace namun belum berjalan karena toko sudah ada, cuma belom ada yang like dan belanja. Karena memang targetnya memang beda," kata Sri Haryati.

Menurutnya, karakteristik pengguna marketplace umumnya mencari barang yang murah. Sri Haryati menyebutkan, batiknya merupakan produk yang berbeda lantaran handmade.

Selain itu juga, ada banyak tantangan yang harus dihadapi oleh Sri Haryati dalam menjalankan usaha Batik Trisha kedepannya, seperti go digital, pesaing, modal, dan pemasaran yang belum efektif.

“Kami berpandangan, untuk tren UMKM sekarang dan tahun depan itu UMKM harus siap go digital,” Jelasnya.

Ia berharap semoga bisnis batik tulis Trisha bisa ada di kota-kota lain, bisa menambah relasi, dan juga penjualan di online mengalami peningkatan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau