JAKARTA, KOMPAS.com - Smesco Indonesia mendorong pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) memiliki website untuk mengatasi sepinya penjualan produk.
Direktur Bisnis dan Pemasaran SMESCO Indonesia, Wientor Rah Mada mengatakan, harus terampil memanfaatkan berbagai macam traffic digital untuk mengatasi lesunya penjualan.
“Website, ini memberikan alternatif traffic karena UMKM bisa mempunyai kendali atas proses penjualan mereka sendiri,” ujar Wientor dalam keterangannya, Minggu (28/1/2024).
Wientor menyebutkan, umumnya pelaku UMKM mulai memasarkan produk lewat e-commerce. Namun, pelaku UMKM tak bisa hanya mengandalkan marketplace untuk mendapatkan traffic penjualan.
“Kalau konsumen beli di website milik UMKM itu sendiri-kan tidak ada potongan dari marketplace, tidak ada biaya lain-lain dari proses penjualan, jadi kendalinya ada di UMKM, ujungnya UMKM menjadi mandiri,” ujar Wientor.
Wientor menambahkan, perilaku konsumen terus berubah dengan cepat seiring meningkatnya bisnis online.
Baca juga: 5 Manfaat Menggunakan Website untuk Bisnis bagi Pelaku UMKM
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang kebutuhan pasar, pelaku UMKM dapat mengembangkan strategi pemasaran yang efektif.
Smesco tak memungkiri kebanyakan pelaku UMKM dihadapkan adanya keterbatasan kemampuan literasi digital dalam mengembangkan pemasaran online untuk memperluas pangsa pasar.
SMESCO memberikan banyak pelatihan pada tahun 2024 terkait pembuatan website. Pelaku UMKM nantinya akan didampingi oleh para instruktur lewat grup WhatsApp.
Kemudian di pertengahan tahun akan diadakan pelatihan lanjutan mengenai bagaimana cara membawa traffic masuk ke landing page yang sudah dibuat oleh peserta.
“Setelah ini kami akan keliling dengan pelatihan yang sama di Semarang, kemudia ada Solo, kemudian ada Surabaya, ada Bali dan kemudian Medan.” ujar Wientor.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya