Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tips Mempertahankan Bisnis Fesyen ala Owner Trick & Tricky

Kompas.com - 15/03/2024, 19:04 WIB
Alfiana Rosyidah,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Berbagai macam model fesyen semakin marak di kalangan masyarakat. Setiap orang berlomba-lomba untuk mendapatkan pakaian dengan model yang fashionable serta warna yang cantik dan menarik perhatian. 

Dengan tren pasar tersebut, akhirnya banyak brand fesyen yang mengeluarkan pakaian dengan model yang sama. Hal ini dilakukan agar dapat menggaet konsumen dengan menyesuaikan kondisi pasar saat ini. 

Maka dari itu, sebuah brand fesyen perlu untuk menerapkan tips mempertahankan produk di tengah kondisi tersebut. Tips tersebut disampaikan oleh Hilda Turaiza, pemilik brand fesyen Trick & Tricky dalam acara live Bronis UMKM Kompas.com pada Kamis (14/3/2024).

Baca juga: Berawal dari Senang Berfoto, Hilda Sukses Membangun Brand Fesyen

1. Konsisten Pertahankan Identitas Brand 

Hilda menyebut cara untuk bertahan di tengah gempuran era fesyen adalah dengan konsisten terhadap identitas brand. Meski nantinya ada brand fesyen yang menjual produk sejenis, brand kamu tetap dikenal dengan identitas yang kamu miliki. 

Contohnya dalam brand Trick & Tricky, Hilda mengatakan bahwa brand miliknya konsisten menjual pakaian dengan ukuran oversize. Jika ada brand lain mengeluarkan produk yang sama, orang-orang tetap akan mengenal Trick & Tricky sebagai brand pakaian oversize. 

2. Melihat Tren Warna 

Selanjutnya, hal yang dilakukan Hilda dalam mempertahankan bisnis fesyen adalah dengan memantau tren warna setiap tahunnya. Kemudian, Hilda memberi contoh melihat tren warna yang diterapkan di Trick & Tricky. 

Baca juga: Antarestar Bisa Survive Hadapi Perubahan di Pasar Fesyen, Apa Strateginya?

Pada tahun 2024, tren warna-warna salem sedang digandrungi oleh masyarakat. Hilda mencoba menjual pakaian dengan warna-warna tersebut dan langsung terjual habis. 

"Jadi aku selalu melihat tren warna setiap tahun, menurut aku itu penting juga sih di dunia fesyen," ujarnya. 

3. Buat Model Pakaian yang Benar-Benar Diminati

Hilda mengatakan bahwa untuk tampil beda dari brand lain, perlu membuat koleksi baru yang benar-benar diminati masyarakat. Hal ini bisa dilakukan dengan cara bertanya ke konsumen atau pelanggan tentang model pakaian yang sedang ingin dipakai. 

Baca juga: Sare Studio Mengubah Citra Baju Tidur Menjadi Produk Fesyen

"Kalau pengalamanku, biasanya aku tanya ke customerku, 'kamu lagi pengin dibuatin baju apa?' lalu kami juga tanya mau model seperti apa," tuturnya. 

Menurutnya, perlu untuk mendengarkan keinginan konsumen terkait model pakaian yang akan dibuat. Hal ini nantinya juga bisa memperakrab hubungan konsumen dengan penjual. 

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Terkini Lainnya
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Program
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
Program
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau