Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisnis Pengelolaan Sampah, Ini Cara Denny Pertahankan Layanan

Kompas.com - 24/06/2024, 12:30 WIB
Alfiana Rosyidah,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Beberapa orang masih mengenal sampah hanya sebatas sampah organik, anorganik, serta limbah bahan beracun dan berbahaya (B3). Padahal, ada sampah spesifik yang dikeluarkan secara periodik, seperti kasur dan lemari yang tidak terpakai lagi. 

Supaya tidak dibuang sembarangan, Denny M Pondiu (41) berusaha memberikan fasilitas pengelolaan sampah spesifik. Sejak terbentuk dari social movement pada 2014, layanan Jagatera yang ia dirikan telah banyak menerima berbagai macam sampah spesifik. 

Beberapa sampah spesifik tersebut kemudian diubah menjadi produk baru seperti bata dekoratif dan sepatu dengan komposisi daur ulang. Namun, ada juga sampah spesifik yang diberikan pada industri untuk dicacah lagi menjadi raw material

Baca juga: Ubah Sampah Jadi Perhiasan Lewat Usaha Limbah Kaca

Ketika berbincang bersama Kompas.com, Denny membagikan cerita cara mempertahankan layanan pengelolaan sampah hingga kini. Menurutnya, perlu ada upaya edukasi pada masyarakat agar mereka berkenan mengirimkan sampah spesifik pada Jagatera. 

Terus Mengedukasi Lewat Konten Instagram

Untuk mengumpulkan orang-orang yang berkenan menyetorkan sampah, Denny melakukan upaya berupa membuat konten di Instagram. Konten tersebut berisi edukasi mengenai pengelolaan sampah spesifik. 

"Cara mengumpulkan orang-orang ini ya kami kencengin di media sosial. Apalagi 'kan, sekarang the power of social media itu benar. Cuma tergantung konten apa yang mau dinaikin," ucap Denny pada Minggu (23/6/2024). 

Baca juga: Berawal dari Keresahan, Komunitas Ini Sulap Sampah Organik Jadi Briket

Denny pun bersyukur sejauh ini konten-konten Jagatera dapat diterima oleh para audiens dan masyarakat diluar sana. Bahkan saat ini, Jagatera sedang menyusun konten "Obrolan Sampah" yang berisi pembahasan manajemen sampah dan ekonomi sirkular. 

"Yang lagi kita campaign-kan ini ada yang namanya 'Obrolan Sampah'. Konten ini berbicara tentang hulu-hilir manajemen sampah dan ekonomi sirkular. Kami juga mengajak pemulung buat bikin konten, bahas soal mereka bisa bertahan dari limbah," lanjutnya. 

Lebih lanjut, Denny mengatakan pembuatan konten tidak pernah keluar dari hal-hal yang Jagatera lakukan. Menurutnya, perlu untuk menjadi diri sendiri saat membuat konten dan tidak meniru konten-konten orang lain. 

Baca juga: Di Tangan Argo dan Vera, 3 Sampah Tak Terpakai ini jadi Cuan

Buat Program Member

Jagatera pun juga menyediakan program member bagi donatur tetap. Para member akan mendapatkan harga yang lebih ekonomis jika menyetorkan sampah secara on the spot di Jagatera.

Selain itu, bagi orang-orang yang tergabung dalam member, mereka sudah membayar sampah di awal sebelum sampah di-pick up oleh Jagatera. Denny menyebut para member membayar sampah untuk tiga bulan ke depan. 

"Jadi member ini mereka akan bayar di awal. Sebelum sampahnya dijemput mereka akan bayar untuk tiga bulan ke depan. Lalu nanti sampahnya akan di-pick up terjadwal setiap bulan," lanjut laki-laki asal Sulawesi tersebut. 

Baca juga: Kisah Artisa Merintis Tiga Mata Sapi, Buat Tas dari Karung Beras untuk Kurangi Sampah

Denny mengatakan ada alasan dibalik pembuatan program member ini. Ia merasa perlu memberikan kepastian bagi para donatur mengenai penjemputan sampah. 

"Jadi biar membangun kepercayaan mereka dan memberikan kepastian. Mereka enggak perlu khawatir cuma mengumpulkan tapi gak di-pick up oleh kami," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau