JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Usaha, Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sukses menyelenggarakan Networking and Appreciation Day 2024, sebagai tahap akhir Program Entrepreneur Development (Entredev) yang sekaligus menjadi penutup seluruh rangkaian kegiatan Program Entredev 2024.
Deputi Bidang Kewirausahaan Kementerian UMKM Siti Azizah mengatakan, Program Entredev 2024 berhasil menjembatani perluasan pasar global peserta program ke negara Malaysia dan Jepang. Serta sebanyak 45 persen peserta mampu berkolaborasi lintas peserta dan dengan stakeholder.
“Sepanjang tahun ini, Program Entredev 2024 telah menunjukkan manfaat nyata dengan 89 persen peserta program, mampu meningkatkan omzet rata-rata mencapai 85 persen per bulan,” kata Siti Azizah dalam acara Networking and Appreciation Day 2024 di Hotel Akmani, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (5/12/2024) seperti termuat dalam siaran pers.
Ia mencontohkan salah satu peserta Entredev yang meraih pembiayaan dari PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) sebesar Rp1 milliar yakni Digibook.
“Lalu, pembiayaan Sistem PO dari ALAMI sebesar Rp500 juta. Dan direct buyer dari Jepang dengan nilai kontrak 35.000 dolar AS kepada Semesta Agro,” kata Siti.
Siti Azizah mengungkapkan, gambaran capaian tersebut mempertegas bahwa wirausaha dalam negeri memiliki peranan yang sangat penting sebagai penggerak perekonomian nasional.
“Namun tidak dipungkiri, bahwa kita masih dihadapkan pada tantangan untuk meningkatkan wirausaha baru yang berdaya saing dan rasio kewirausahaan yang lebih baik,” ucapnya.
Baca juga: Tingkatkan Inovasi Wirausaha Muda, Program Lanjutan Entredev 2024 Digelar
Jika dibandingkan negara-negara ASEAN, Singapura telah mencapai rasio wirausaha sebesar 8,76 persen, Thailand sebesar 4,26 persen, dan Malaysia sebanyak 4,74 persen. Sementara Indonesia, posisi rasio wirausaha masih di angka 3,35 persen dari total penduduk Indonesia.
Konsistensi komitmen, kerja keras, dan kolaborasi menjadi kekuatan bersama untuk meningkatkan rasio dan penumbuhan wirausaha baru. “Indonesia butuh lebih banyak wirausaha untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan mendorong kemajuan negara,” katanya.
Siti Azizah mengatakan, Entredev 2024 berfokus kepada perbaikan tata kelola usaha dan keberlanjutan usaha dengan memfasilitasi konsultasi bisnis dan pendampingan usaha bagi wirausaha sektor agrikultur, kesehatan, beauty & wellness, dan teknologi.
Kegiatan tersebut berlangsung sekitar lima bulan. Dimulai pada Juni 2024 dikemas secara terstruktur dengan rangkaian kegiatan seperti tahapan Case Session/Online Consultation (2.300 peserta), tahapan Growth Sprint/Online Consultation & Offline Consultation (300 peserta), tahapan Stakeholder Meet up (90 peserta), dan tahapan Networking Day (30 peserta).
Ia menyampaikan, sejak tahun 2021 sampai menjelang akhir 2024, Program Entredev 2024 telah memberikan akses konsultasi bisnis dan pendampingan bagi 8.300 wirausahawan, dengan melibatkan 282 pendamping dan lebih dari 500 stakeholder sebagai kolaborator, akselerator, dan agregator.
“Ini menjadi bagian dari upaya penguatan dan pengembangan ekosistem kewirausahaan nasional, untuk kemajuan bisnis para pengusaha UMKM sebagai wirausahawan, dan berkontribusi terhadap peningkatan ekonomi nasional dan penciptaan lapangan usaha yang lebih berkualitas,” kata Siti Azizah.
Untuk itu, Pemerintah melalui Kementerian UMKM akan melanjutkan kebijakan dan program strategis kewirausahaan secara utuh dari hulu-hilir seperti pengembangan ekosistem bisnis (eHub), pengembangan wirausaha melalui lembaga inkubator dan inkubasi usaha (iStartUp.id).
Kemudian, Program Pembiayaan Alternatif Wirausaha (Entrepreneur Financial Fiesta) dan fasilitasi lainnya seperti kemudahan akses legalitas dan sertifikasi usaha, perluasan promosi, akses pasar dan pemasaran, serta perlindungan wirausaha.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya