1. Risiko rusak
Kita enggak bisa mengawasi motor yang disewa selama 24 jam penu. Artinya, kita juga tidak mengetahui bagaimana penyewa menggunakan motor sewaan tersebut.
Jika mereka peduli, mereka tentu akan menggunakannya dengan hati-hati. Namun, enggak sedikit juga penyewa yang cara menyetirnya ugal-ugalan.
Risiko rusak karena kecelakaan juga sangat mungkin terjadi. Untuk menghindarinya, kamu bisa mengingatkan penyewa untuk memakai motor dengan hati-hati atau membuat surat pernyataan ganti rugi bila ada kerusakan.
2. Risiko kehilangan
Selain risiko kerusakan, ada juga risiko kehilangan. Ada beberapa kasus pengusaha penyewaan menjadi korban penipuan si penyewa.
Pelaku sengaja menyewa motor dengan memberikan identitas palsu dan membawa kabur motor yang disewanya.
Persaingan antar pemilik usaha sewa motor pasti tak terhindarkan. Kamu berarti harus siap-siap menghadapi persaingan antar pengusaha secara ketat.
Untuk menghadapinya, kamu perlu memikirkan strategi pemasaran agar bisa unggul dari yang lainnya.
1. Siapkan modal
Namanya bisnis tentu kamu harus mempersiapkan modal usahanya dulu. Kamu bisa mendapatkan modal dari pinjaman ke bank, pinjam kerabat, atau menggunakan tabungan pribadi.
Jika kamu memutuskan untuk menggunakan pinjaman bank, pastikan mampu membayar cicilan setiap bulannya. Jangan sampai cicilan mengganggu pos pengeluaran pokokmu, seperti makan, bayar listrik, bayar anak sekolah.
2. Tentukan lokasinya
Pilih lokasi penyewaan kalau bisa yang strategis, seperti misalnya di dekat stasiun, dekat bandara, atau dekat pelabuhan. Pokoknya, di area akses masuk pelancong, atau spot-spot wisata.
Dengan cara ini kesempatan persewaan motormu untuk dilirik bakal lebih besar. Namun, selain lokasi, yang menentukan laris tidaknya persewaan adalah sarana promosinya.