Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Cara Jitu Identifikasi Pesaing Bisnis, Pelaku UMKM Perlu Terapkan!

Kompas.com - 05/05/2022, 07:00 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Saat ini kesempatan berbisnis terbuka lebar. Akses informasi dan modal yang relatif terbuka lebar membuat setiap orang bisa memulai bisnis termasuk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

Nah tentu setiap bisnis akan muncul persaingan. Setiap pelaku bisnis pasti memiliki pesaing bisnis yang dijalani.

Untui memenangkan persaingan, kamu perlu menyiapkan sejumlah strategi. Salah satu strategi yang bisa dilakukanb adalah melakukan identifikasi pesaing.

Identifikasi pesaing biasa disebut dengan istilah competitive analysis. Proses identifikasi pesaing bukan soal menjatuhkan pesaing, melainkan melakukan perbandingan sebagai tolak ukur performa bisnis. 

Dikutip dari UKMIndonesia.id, competitive analysis adalah strategi pemasaran untuk mengidentifikasi kompetitor atau pesaing dengan meneliti dan mempelajari kualitas produk, penjualan, serta strategi yang pesaing lakukan.

Dari data-data yang dikumpulkan, kamu dapat menyimpulkan apa kekuatan dan kelemahan yang dimiliki pesaing dan seperti apa tren dari industri yang digeluti ke depan.

Ke depannya, kamu bisa mengetahui peluang apa yang dapat dioptimalkan terkait strategi-strategi yang akan dilakukan kelak.

Berikut langkah-langkah yang bisa kamu lakukan untuk mengidentifikasi pesaing seperti dirangkum dari UKMIndonesia.id.

1. Menentukan pesaing

Langkah pertama ini sangat berkaitan dengan industri bisnis yang kamu geluti, termasuk produk yang ditawarkan. Kamu perlu mengetahui pelaku-pelaku yang bergelut di bisnis yang sama seperti yang bersifat langsung maupun tak langsung.

Pesaing langsung adalah pesaing yang menghadirkan produk dan layanan yang sangat mirip dengan apa yang kamu tawarkan serta menyasar target pasar yang sama alias persaingan head to head. Sebagai contoh, jika kamu berjualan bakso, maka pesaing langsungnya adalah pedagang bakso lainnya.

Pesaing tak langsung adalah pesaing yang produk dan layanannya mungkin tidak mirip dengan apa yang kamu tawarkan, tetapi tetap menyasar target pasar yang sama atau bahkan bisa menjadi alternatif pengganti dari produk kita.

Contoh pesaing tak langsung misalnya dalam usaha bakso yaitu produk martabak, sate ayam, soto hingga nasi goreng. Produk tersebut tergolong sama-sama memberikan solusi yang untuk konsumen.

2. Pelajari produk dan layanan yang ditawarkan oleh pesaing

Setelah mengetahui siapa pesaing langsung dan tak langsung, kamu bisa pelajari produk dan layanan yang ditawarkan mereka. Kamu bisa mempelajari aspek-aspek seperti harga yang ditawarkan, cara distribusi produk dan layanan yang dimiliki, keunikan produk dan layanan yang ditawarkan, varian produk yang dimiliki, kapan pemberian diskon, dan lainnya.

Salah satu aspek yang penting kamu pelajari adalah harga. Harga nantinya akan sangat berhubungan dengan target konsumen yang dituju, apakah konsumen berasal dari ekonomi tinggi, menengah, atau bahkan rendah.

Jika target konsumen berasal dari ekonomi tinggi, harga biasanya bukan merupakan faktor penentu utama dalam membeli produk.

3. Pelajari strategi penjualan yang digunakan pesaing

Ada berbagai strategi penjualan yang dapat diterapkan, seperti memberikan layanan yang sempurna seperti mengutamakan kualitas bahan baku, dan lain sebagainya. Dengan mengetahui strategi penjualan pesaing, maka kamu dapat menentukan strategi apa yang akan kita gunakan untuk ke depannya.

4. Analisis cara pesaing memasarkan produk dan layanan

Langkah untuk menganalisis cara pesaing memasarkan produk dan layanan bisa dilakukan dengan cara menganalisis konten pemasaran pesaing. Konten-konten pemasaran bisa dilihat dari media apa yang pesaing gunakan seperti Whatsapp Business, website, atau berbagai media sosial lain.

Selain itu, kamu bisa menganalisis konten komunikasi yang mereka utamakan. Apakah pesaing lebih menonjolkan sisi harga, kenyamanan dan ambiance lokasi usaha, varian produk, atau hal lainnya.

5. Pelajari engagement konten pesaing

Langkah selanjutnya setelah menganalisis konten yang dimiliki pesaing, kamu juga dapat mempelajari seberapa tinggi tingkat engagement dari konten tersebut.

Kamu bisa melihat konten apa yang paling banyak mendapatkan like, comment, dan share; komentar yang diberikan apakah positif atau negatif; hastag apa yang biasa digunakan oleh pesaing kamu.

Jika pesaing menggunakan lebih dari satu media sosial, kamu dapat menganalisis sosial media mana yang memiliki tingkat engagement paling besar.

 

6. Coba membuat analisis SWOT

Metode analisis SWOT tentu tak asing dalam dunia bisnis maupun pengembangan organisasi. Analysis SWOT adalah analisis terkait kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), dan ancaman (threat). Jika disingkat ini menjadi SWOT.

Kamu perlu menganalisis pesaing dengan menggunakan metode analisis SWOT. Beberapa pertanyaan yang bisa membantu dengan analisis SWOT antara lain apa keunggulan yang dimiliki pesaing dibandingkan dengan produk dan layanan yang kita tawarkan.

Selain itu, apa kelemahan pesaing kita; komentar negatif apa yang biasanya dikeluhkan oleh para konsumen; apa ada peluang yang belum dioptimalkan oleh pesaing kita; kondisi apa ke depan yang bisa menjadi ancaman untuk usaha yang dijalankan oleh Sahabat UKM; dan lain sebagainya.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com