Salah satu pengunjung dari Kota Probolinggo, Retno Yulianingrum, mengaku tertarik datang dan mencicipi pecel khas Kota Madiun itu.
"Ke Kota Madiun niatnya mau silaturahmi dengan saudara. Lalu dapat info di grup keluarga kalau ada festival pecel pincuk, langsung kita ke sini. Saya suka sambal pecel yang dipadukan dengan nasi porang. Baru tahu itu dan rasanya enak," kata Retno.
Sekretaris Disbudparpora Kota Madiun Sri Marhaendra Datta menyatakan Festival Pecel Pincuk berhasil menjadi magnet wisatawan di Kota Madiun pada musim libur Lebaran tahun 2022.
Sajian pecel pincuk dari belasan pedagang UMKM tersebut selalu habis setiap harinya. Menariknya, kebanyakan pengunjung berasal dari luar kota yang sedang mudik di Kota Madiun dan sekitarnya.
"Kami targetkan setiap hari harus habis. Pecel yang tersisa akan dibeli panitia untuk dibagikan ke warga. Tetapi jumlahnya tidak banyak. Seperti kemarin, dari para pedagang hanya tinggal menyisakan sepuluh porsi," kata Sri Marhaendra Datta.
Marhaendra menyebutkan, lokasi festival pecel di Pahlawan Bisnis Center (PBC) selalu penuh pengunjung, baik pagi maupun malam.
Pihaknya bahkan sampai menambah karpet untuk tempat duduk pengunjung karena meja dan kursi yang disediakan panitia telah penuh.
Setidaknya, ada 12 meja dengan puluhan kursi yang disiapkan. Itu belum termasuk kursi taman yang juga dibawa ke lokasi.
"Kebanyakan dari daerah sekitar. Bahkan, kemarin ada teman saya dari Papua yang juga berkunjung. Kebetulan memang sedang mudik di Jawa Timur," katanya.
Dia menambahkan adanya hiburan musik mulai dari grup musik keroncong, jazz, angklung, dan lain sebagainya. yang setiap hari selalu berganti menambah daya tarik tersendiri. Pihak panitia dari Disbudparpora Kota Madiun juga menyediakan spot menarik di lokasi tersebut yang bisa dimanfaatkan pengujung untuk berswafoto.
Banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Kota Madiun selama libur Lebaran 2022, disambut hangat Wali Kota Maidi. Peningkatan tersebut dilihat dari indikator produksi sampah di Kota Madiun yang naik sekitar 30 persen dari biasanya 110 ton.
Hal tersebut bisa diartikan tingkat konsumsi masyarakat meningkat. Peningkatan volume sampah tersebut tentu dipengaruhi banyaknya wisatawan yang berkunjung.
"Orang datang itu kan tentunya belanja. Apa yang mereka beli ini sebagian pasti meninggalkan sampah," kata Maidi.
Indikator lainnya dilihat dari jumlah permintaan barang. Permintaan barang kebutuhan juga meningkat. Selain itu, kemacetan lalu lintas hingga keramaian di sejumlah titik destinasi wisata di Kota Madiun juga bisa menjadi indikator.
Pihaknya terus berupaya untuk menggelar agenda menarik di Kota Madiun yang bertujuan mendongkrak tingkat kunjungan wisatawan dan juga perekonomian warga lokal. Tentu, kegiatan digelar dengan menerapkan protokol kesehatan ketat, utamanya pemakaian masker yang benar dan penyediaan fasilitas pencuci tangan.
"Setelah ini kita gas (pacu) lagi. Kota ini ladangnya di jasa dan perdagangan. Karenanya, kita harus menarik dulu agar orang datang," kata Maidi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.