MAGELANG, KOMPAS.com - Pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di sekitar Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah mulai perlahan bangkit di tengah pandemi Covid-19. Hal ini dinilai berkat adanya kunjungan wisatawan dan Balkonjazz Festival 2022 yang hadir di sekitar Candi Borobudur.
Direktur Utama PT Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (Persero) Edy Setijono mengatakan, pelaku UMKM di kawasan dalam Candi Borobudur mulai kembali berjualan. Ia menyebutkan, telah terjadi transaksi ekonomi lewat pelaku UMKM di dalam Candi Borobudur.
"Dengan adanya musim libur Lebaran ini, mulai menggeliat lagi ekonomi UMKM (di Candi Borobudur)," kata Edy saat ditemui Kompas.com di kawasan Balai Ekonomi Desa Perusahaan Gas Negara (PGN) Karangrejo, Borobudur, Magelang, Jawa Tengah pada Jumat (13/5/2022) sore.
Ia mengatakan, sekitar 2.000 dari 3.600 pelaku UMKM di kawasan Candi Borobudur sudah kembali berjualan dan menawarkan produk ke wisatawan. Edy menyebutkan, ada sekitar 27.000 wisatawan yang berkunjung ke Candi Borobudur.
"Setelah lewat 9 Mei, ini turun di angka 10 rb. Angka ini 10.000 ini sudah merupakan angka positif yang bisa menggerakkan (UMKM). Waktu pandemi kunjungan sangat rendah itu di bawah 1.000, ketika weekend paling 3.000 wisatawan," ujar Edy.
"Tapi angka 3.000 wisatawan itu buat Borobudur itu sangat kecil, tak bisa gerakkan UMKM. Ketika sudah 10.000, apalagi sudah sentuh 20.000 wisatawan, itu sudah bisa gerakkan UMKM," tambah Edy.
Pada libur Lebaran dua tahun lalu, Candi Borobudur tak membuka kunjungan untuk wisatawan. Edy menyebutkan, tak adanya kunjungan wisatawan ke Candi Borobudur karena ditutup lantaran pandemi Covid-19.
"Kami destinasi tutup (dua tahun lalu ketika Lebaran). Orang kalau datang ke sini pertama pasti ke Candi Borobudur. Kalau Candi Borobudur tutup, mereka gak akan datang, dan enggak ada pergerakan sehingga enggak ada transaksi, baik di dalam kawasan maupun di sekitar Candi Borobudur. Paling hanya transaksi lokal bukan wisatawan," lanjut Edy.
Edy mengatakan, pihaknya senang kunjungan wisatawan ke Candi Borobudur membuat pelaku UMKM bisa mulai berjualan. Menurut Edy, banyaknya kunjungan wisatawan membuat aktivitas ekonomi bisa mulai bangkit dan kembali bergerak.
"Bagi kami yang penting, musim liburan ini menjadi exercise. Tak hanya buat pengelola destinasi tapi ini juga untuk pengelola jalur, pengatur lalu lintas agar tak macet. Meskipun sekali lagi belum kembali seperti dulu tapi ini sudah titik-titik positif.
"Kita berharap sektor pariwisata ini bisa pulih. Salah satu kuncinya (pulihnya pariwisata), pandemi ini harus selesai. Karena selama masih ada status pandemi, pembatasan ini pasti masih akan ada," tambah Edy.
Sementara itu, Pemilik Jamur Borobudur, Puput Setyoko (29) mengaku libur Lebaran kemarin sangat berdampak pada usahanya. Puput sendiri mengelola obyek wisata edukasi dan oleh-oleh jamur di Desa Wanurejo, Borobudur.
"Kunjungan wisata libur Lebaran tahun ini beda jauh dibanding dua tahun lalu. Kan dua tahun Candi Borobudur ditutup," kata Putut kepada Kompas.com, Sabtu (14/5/2022) siang.
Putut mengatakan, ada sekitar 500 orang per hari yang datang ke obyek wisata Jamur Borobudur pada periode libur Lebaran. Selain itu, omset penjualan oleh-oleh jamur miliknya pun meningkat dibanding periode libur Lebaran selama dua tahun lalu.
"Dari Lebaran sebelumnya, bisa naik sekitar 50-70 persen," ujar Putut.