Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jurus Bisnis UMKM Tahan Banting dan Awet Sepanjang Masa

Kompas.com - 22/05/2022, 08:00 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah maupun Bank Indonesia (BI) menyerukan bahwa kondisi ekonomi global maupun Indonesia masih dibayangi ketidakpastian. Ini sebagai dampak perang, serta pandemi Covid-19 yang berpengaruh pada pemulihan ekonomi tahun 2022.

Bisnis UMKM selama ini telah menjadi tulang punggung ekonomi nasional. Pemerintah memberi perhatian khusus kepada sektor informal tersebut, seperti menghujani dengan berbagai insentif agar UMKM tetap bisa ‘bernapas’ dan berkontribusi bagi perekonomian Indonesia.

Sebetulnya, ada resep agar bisnis UMKM kamu tahan banting, awet sepanjang masa. Berikut caranya, seperti dikutip dari Cermati.com.

Kelola keuangan secara profesional

Seringkali UMKM menjadi tidak berkembang bahkan bangkrut bukan karena produknya tidak laku, tapi disebabkan oleh pengaturan cash flow yang tidak bagus. Hal ini dapat menyebabkan lahirnya beberapa masalah terkait dengan ketersediaan kas dalam bisnis.

Pengelolaan keuangan bisa kacau jika tidak ada pemisahan yang jelas antara uang pribadi dan dana untuk usaha. Tindakan investasi dan pengambilan utang harus cerdik, jangan sampai saat utang jangka pendek jatuh tempo justru untuk membiayai investasi jangka panjang.

Catatan pengeluaran dan pemasukan yang baik membuat siklus usaha menjadi terkontrol. Dalam mengelola keuangan, hal yang terpenting adalah mencatat transaksi keluar masuk barang, membuat catatan pemasukan, tertib dalam mengelola utang usaha.

Catatan keuangan ini dikenal dengan nama laporan laba rugi, neraca, dan laporan arus kas. Tiga laporan penting ini wajib untuk dipahami pemilik usaha dan bisa dibuat dalam bentuk sederhana sesuai dengan skala usaha yang dimiliki.

Untuk membuatnya juga tidak terlalu rumit, dan bisa dipelajari secara otodidak. Laporan neraca menunjukkan catatan semua harta dan kewajiban yang dimiliki.

Laporan rugi laba berisi catatan pemasukan dan pengeluaran usaha, sehingga bisa menunjukkan usaha tersebut untung atau rugi pada periode pencatatan. Laporan arus kas mencatat transaksi keluar masuk dana perusahaan yang penting untuk dimonitor supaya tidak terjadi arus kas negatif yang bisa membuat usaha berhenti.

Ingat, bahwa arus kas adalah nyawa sebuah usaha. Tanpa kas positif, usaha akan berhenti. Di sini pentingnya bagian keuangan mengawal dan mengatur posisi arus kas supaya tetap positif.

Selalu menghasilkan produk terbaik

Meskipun skala bisnis masih UMKM, kamu tidak boleh abai dengan kualitas produk yang dijual. Pastikan membuat produk terbaik yang dibutuhkan dan menjawab masalah di masyarakat ataupun target pasar yang dibidik.

Oleh karena itu, sebaiknya sebelum menciptakan produk, terlebih dahulu lakukan riset pasar. Tujuannya untuk mengumpulkan serta menganalisis data yang berkaitan dengan target konsumen.

Idealnya, semua bisnis harus memahami kebutuhan pelanggan dan berusaha memenuhinya melalui produk atau jasa yang dijajakan. Dengan kata lain, saat menciptakan suatu produk, kamu mampu menyasar target pasar atau konsumen yang tepat.

Baca Juga: UKM Terima Pembayaran Kartu Kredit? Simak Untung dan Ruginya

Efisien dalam operasional usaha

Dalam praktiknya, bisnis UMKM akan mendapatkan cash inflow dari penjualan produknya. Dari situlah, sumber pendapatan perusahaan berasal. Karena itu, penting sekali untuk memaksimalkan penerimaan kas tersebut dengan cara yang tepat.

Termasuk melakukan efisien dalam pengeluaran biaya operasional. Beberapa kegiatan usaha yang dihemat, seperti anggaran pemasaran. Gunakan alat pemasaran gratis, di antaranya melalui platform media sosial YouTube, Facebook, Instagram, TikTok, Twitter, dan lainnya.

Selain itu, menghemat penggunaan listrik ketika tidak dipakai, serta mengganti pemakaian kertas untuk pencatatan usaha, dan transaksi ke data elektronik atau digital. Untuk komunikasi pun bisa dalam bentuk grup chat internet messaging atau mailing list karena saat ini pelaku bisnis UMKM pun harus melek teknologi.

Cepat beradaptasi

Bisnis UMKM akan langgeng apabila kamu sebagai ‘nahkoda’ nya memiliki kemampuan beradaptasi dengan cepat. Adaptasi dengan perubahan yang terjadi mengikuti perkembangan zaman.

Contohnya sekarang ini di era digital, kamu harus memanfaatkan teknologi untuk menjalankan proses bisnismu, seperti pemasaran online, promosi online, dan sebagainya. Jika tidak cepat beradaptasi, misalnya hanya mengandalkan pemasaran offline, bisnis UMKM kamu perlahan akan mati.

Penting Juga Melakukan Analisis Kompetitor

Bisnis UMKM kamu pasti tak terlepas dari ketatnya persaingan. Apalagi di tengah kondisi ketidakpastian ekonomi dan masa pandemi, kamu tetap harus memaksimalkan penjualan dengan berbagai cara.

Dalam hal ini, penting untuk melakukan analisis kompetitor. Amati kualitas dan kuantitas produk pesaing, harga yang ditawarkan, sampai promosi dan kegiatan yang akan dilakukannya.

Hal ini akan memungkinkan kamu memahami kelemahan kompetitor. Kemudian, memanfaatkan kelemahan pesaing sebagai peluang untukmu dalam merebut hati konsumen dan memenangkan persaingan dengan menciptakan produk yang tidak dimiliki kompetitor, termasuk pelayanan yang tidak disediakan mereka.

 

Artikel ini merupakan hasil kerjasama antara Kompas.com dengan Cermati.com. Isi artikel menjadi tanggung jawab sepenuhnya Cermati.com

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Si Emas Hijau dari Desa Loha, Kecamatan Macang Pacar, Kabupaten Manggarai Barat

Si Emas Hijau dari Desa Loha, Kecamatan Macang Pacar, Kabupaten Manggarai Barat

Jagoan Lokal
Menteri Ekraf Tinjau 300 Emak-Emak di Kota Malang Belajar E-Commerce

Menteri Ekraf Tinjau 300 Emak-Emak di Kota Malang Belajar E-Commerce

Program
Kembangkan Potensi Ekonomi NTT, YDBA Beri Pendampingan bagi Petani Vanili dan Mete

Kembangkan Potensi Ekonomi NTT, YDBA Beri Pendampingan bagi Petani Vanili dan Mete

Program
BNI Jejak Kopi Khatulistiwa Dukung Kopi Garut Swasembada Pangan dan Go Global

BNI Jejak Kopi Khatulistiwa Dukung Kopi Garut Swasembada Pangan dan Go Global

Program
TikTok Latih 600 UMKM Indonesia untuk Hasilkan Konten menarik

TikTok Latih 600 UMKM Indonesia untuk Hasilkan Konten menarik

Program
DPMA IPB Gali Potensi Ekonomi di Desa Sejahtera Astra Tegal dan Pemalang

DPMA IPB Gali Potensi Ekonomi di Desa Sejahtera Astra Tegal dan Pemalang

Program
Berbisnis di Luar Negeri, Restoran Hingga Minimarket Peroleh Diaspora Loan BNI

Berbisnis di Luar Negeri, Restoran Hingga Minimarket Peroleh Diaspora Loan BNI

Program
Ratusan Pengusaha Mikro Ikuti Pendampingan Kewirausahaan di Kota Batu

Ratusan Pengusaha Mikro Ikuti Pendampingan Kewirausahaan di Kota Batu

Program
Menteri Dikti: Kampus yang Punya Program UMKM Harus Punya Keunikan

Menteri Dikti: Kampus yang Punya Program UMKM Harus Punya Keunikan

Training
Kementerian UMKM dan Kementerian Ketenagakerjaan Kolaborasi Berdayakan UMKM

Kementerian UMKM dan Kementerian Ketenagakerjaan Kolaborasi Berdayakan UMKM

Program
1.000 UMKM Ikut BRI UMKM EXPO(RT) 2025, BRI Targetkan Penjualan Rp 38 Miliar

1.000 UMKM Ikut BRI UMKM EXPO(RT) 2025, BRI Targetkan Penjualan Rp 38 Miliar

Program
Mahasiswa KKN UGM Latih Strategi 'Branding' bagi UMKM di Temanggung

Mahasiswa KKN UGM Latih Strategi "Branding" bagi UMKM di Temanggung

Program
Pelindo Siapkan Gerai UMKM di Terminal Penumpang Tanjung Priok

Pelindo Siapkan Gerai UMKM di Terminal Penumpang Tanjung Priok

Program
UMKM Mitra Program Makan Bergizi Gratis Akan Dapat Modal Awal hingga Rp 500 Juta, Ini Syaratnya

UMKM Mitra Program Makan Bergizi Gratis Akan Dapat Modal Awal hingga Rp 500 Juta, Ini Syaratnya

Program
Pemkot Malang Fasilitasi Ekspor Produk Makanan Olahan UMKM ke Australia dan Selandia Baru

Pemkot Malang Fasilitasi Ekspor Produk Makanan Olahan UMKM ke Australia dan Selandia Baru

Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau