Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Sukses Septrina, Berbisnis Skincare Merek Jarkeen Tanpa Modal

Kompas.com - 09/06/2022, 10:00 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengguna skincare mungkin mengenal produk dengan merek Jarkeen asal Bandung Jawa Barat.

Namun yang juga perlu diketahui, ada kisah menarik dari pemilik brand Jarkeen tersebut, hingga berhasil menjual 10.000 botol.

Mengutip Regional Kompas.com, Septrina Rams Chhetri (28 tahun) adalah sosok di balik suksesnya produk skincare Jarkeen tersebut. Dia mengisahkan strategi bisnis yang dipilih dalam menjalankan usaha ini.

Baca juga: Semakin Banyak UMKM yang Manfaakan Crowdfunding untuk Cari Pendanaan

“Saya mulai bisnis skincare tahun 2018, tanpa modal, karena sistemnya PO,” ujarnya beberapa waktu lalu.

Menurut Septrina, tak hanya sistem PO, produk serum yang dibuat banyak yang tertarik karena cocok dengan serum produksinya. Hingga antrean pun panjang dan viral di media sosial.

Berawal dari Beauty Vlogger

Septrina menceritakan, Jarkeen lahir secara tidak sengaja. Saat itu, profesinya sebagai beauty vlogger membuat kulitnya rusak. Selama enam bulan, wajahnya breakout dan jerawatan parah. Ia sudah mencoba berbagai dokter kulit di Indonesia dan Singapura, namun sulit sembuh.

Hingga suatu hari ia bertemu dermatologis yang memberikan serum buatan Indonesia. Setelah memakainya, kulitnya makin membaik dan terjaga dengan baik.

Pengalamannya ini ia bagikan kepada followernya tahun 2018. Niat awalnya untuk berbagi pengalaman dan siapa tahu bisa membantu orang dengan masalah yang sama.

Tak disangka, serum yang dibuat berdasarkan hasil diskusi dirinya dan dermatologis membawa keberuntungan.

Orangtua Bercerai

Namun tidak banyak yang tahu, pencapaiannya saat ini adalah buah kerja kerasnya sejak kecil. Mental pengusahanya sekarang, terbentuk sejak ia tinggal di Australia.

“Ayah dan ibuku cerai saat usiaku 12 tahun. Lalu aku ikut papah ke Australia,” tutur dia. Di Australia, Septrina hanya bisa menelpon ibunya seminggu sekali. Sisanya ia habiskan dengan menangis.

Untuk menyibukkan diri, ia memutuskan kerja part time sepulang sekolah. Uang hasil part time akan ditabung untuk pulang ke Indonesia. Segala jenis pekerjaan ia lakoni. Mulai dari baby sitter, membuat kopi di restoran, hingga bekerja di farmasi.

Baca juga: Kisah Mantan TKW yang Sukses Ekspor Kerajinan ke 17 Negara

 

Jam bekerjanya dari pukul 15.00-19.00, setelah ia sekolah pukul 08.00-14.00 WIB. Jika waktu gajian tiba, ia akan menyimpan semua uangnya di bawah bantal. Bukan hanya uang gajian yang ia simpan di bawah bantal. Sisa uang sakunya sebesar 5 dollar Australia ia simpan di bawah bantal.

Ia mengaku, dari uang jajan 5 dollar, hanya membelanjakannya 1 dollar untuk membeli jus. Ia kerap memanfaatkan makanan di rumah dan menahan lapar agar sisa uangnya bisa ditabung.

Suatu hari, uang di bawah bantal yang sudah penuh itu diketahui ibu sambungnya. Lalu Septrina bilang ke ayahnya dan dibilang tidak perlu diberi uang jajan.

Menginjak SMA, hubungannya dengan ibu sambung yang kurang baik ditambah kerinduannya akan Indonesia, membuat keinginannya untuk kembali ke Indonesia semakin besar.

Pulang ke Indonesia

Berbekal tabungan Rp 30 juta, nekat pulang ke Indonesia Ia kemudian pindah ke Indonesia saat kelas 3 SMA. Uang yang ia kumpulkan di Australia, ia tukarkan ke rupiah menjadi Rp 30 juta. Uang itu kemudian ia nikmati bersama ibunya.

“Aku beli TV, beli keperluan yang kamitidak punya,” imbuhnya.

Di Indonesia, jiwa wirausahanya terus tumbuh. Ia pernah berjualan di Cisangkuy atau bekerja sebagai admin, shipper, finance, dan lain-lain.

Sebagai alat transportasi ia menggunakan angkot, kemudian meningkat menjadi motor.

“Pas zamannya BlackBerry, aku pakainya handphone yang mirip BlackBerry karena enggak mampu beli,” imbuh dia.

Saat duduk di bangku kuliah jurusan Hubungan Internasional Universitas Parahyangan (Unpar), perempuan kelahiran Bandung, 6 September 1992 mulai merambah dunia modeling.

Baca juga: Manfaatkan Potensi Ekonomi Digital Rp5.400 Triliun, Mahasiswa Diajak Jadi Wirausaha

 

Dari berbagai kesibukan ini, rupiah demi rupiah masuk ke rekeningnya. Lagi-lagi, karena ia terbiasa menabung sejak kecil, tak terpikir olehnya untuk hedon. Semua proses itu ia nikmati.

Seolah tak mengenal kata lelah, ia menerima permintaan endorse dari berbagai merk produk kecantikan.

Rahasia sukses: nikmatilah prosesnya...

Pengalamannya ini pula yang membuatnya sukses membangun brand kecantikan, Jarkeen. Untuk itu ia berpesan kepada pemula, untuk menikmati semua proses. Sebab link yang didapat dari setiap pekerjaan, akan bermanfaat di masa depan.

Selain itu, kunci suksesnya adalah kualitas produk dan teruslah berinovasi. “Walau produk lokal, kami berikan kualitas terbaik. Kami gunakan teknologi Jepang dengan beberapa ingredient yang impor dari Amerika, Italia, dan Jepang,” ucap dia.

Rahasia kesuksesan lainnya adalah tim yang solid. Baginya, SDM merupakan aset perusahaan. Karena tim ini pulalah, Septrina berhasil melalui masa sulit pandemi dengan baik.

Meski penjualan sempat turun 20 persenan, namun ia berhasil melewatinya tanpa PHK karyawan. (Penulis : Kontributor Bandung, Reni Susanti | Editor : Aprillia Ika)

 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Kisah Sukses Septrina Jual 10.000 Botol "Skincare" Tanpa Modal, Ini Rahasianya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

7 Perbedaan Modern Trade dan General Trade dalam Bisnis Ritel

7 Perbedaan Modern Trade dan General Trade dalam Bisnis Ritel

Training
Tantangan yang Sering Ditemui Bisnis Inklusif dan Strategi Mengatasinya

Tantangan yang Sering Ditemui Bisnis Inklusif dan Strategi Mengatasinya

Training
Bisnis Inklusif: Definisi, Imiplementasi, dan Ciri-Cirinya

Bisnis Inklusif: Definisi, Imiplementasi, dan Ciri-Cirinya

Training
Modern Trade dalam Bisnis Ritel: Karakteristik dan Keunggulannya

Modern Trade dalam Bisnis Ritel: Karakteristik dan Keunggulannya

Training
Ikut Lestarikan Lingkungan, Pelaku UMKM Perlu Kembangkan Model Bisnis Inklusif

Ikut Lestarikan Lingkungan, Pelaku UMKM Perlu Kembangkan Model Bisnis Inklusif

Program
Inovasi dalam Industri Batik, CV. Astoetik Buat Kompor Batik Listrik

Inovasi dalam Industri Batik, CV. Astoetik Buat Kompor Batik Listrik

Jagoan Lokal
Wamen UMKM Dorong Gen Z jadi Entepreneur Tangguh

Wamen UMKM Dorong Gen Z jadi Entepreneur Tangguh

Program
CEO Ini Ungkap Peluang dan Tantangan Industri Produk Kecantikan Indonesia

CEO Ini Ungkap Peluang dan Tantangan Industri Produk Kecantikan Indonesia

Training
Apa yang Penyebab Merek China Bisa Dominasi Pasar Lokal Saat Ini?

Apa yang Penyebab Merek China Bisa Dominasi Pasar Lokal Saat Ini?

Training
CEO Hypefast: 6 dari 10 Orang Indonesia Tak Bisa Bedakan Produk Indonesia atau China

CEO Hypefast: 6 dari 10 Orang Indonesia Tak Bisa Bedakan Produk Indonesia atau China

Program
Kementerian UMKM Akan Buat Super Apps 'Sapa UMKM'

Kementerian UMKM Akan Buat Super Apps "Sapa UMKM"

Program
 Perpanjangan PPh Final 0,5 Persen, Menteri UMKM Sebut Sudah Sepaham dengan Menteri Keuangan

Perpanjangan PPh Final 0,5 Persen, Menteri UMKM Sebut Sudah Sepaham dengan Menteri Keuangan

Training
Menteri UMKM Minta PPh Final 0,5 Persen untuk UMKM Diperpanjang

Menteri UMKM Minta PPh Final 0,5 Persen untuk UMKM Diperpanjang

Program
Menteri UMKM Sebut Judi 'Online' Jadi Biang Kerok Turunnya Daya Beli Masyarakat

Menteri UMKM Sebut Judi "Online" Jadi Biang Kerok Turunnya Daya Beli Masyarakat

Training
Menteri UMKM Pastikan Program Entrepreneur Hub Dilanjutkan di Masa Pemerintahannya

Menteri UMKM Pastikan Program Entrepreneur Hub Dilanjutkan di Masa Pemerintahannya

Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau