JAKARTA, KOMPAS.com - Kredit Tanpa Agunan atau KTA menjadi salah satu alternatif pinjaman favorit para pengusaha yang membutuhkan modal bisnis karena tidak memerlukan jaminan atau agunan barang berharga. Baik untuk membuka usaha, ekspansi, membayar utang, maupun modal kerja.
Namun hati-hati, saat ini berseliweran penipuan pinjaman KTA yang dilakukan oknum atau pelaku kejahatan untuk mendapatkan data dirimu sebagai calon debitur.
Berikut modus penipuan KTA yang kerap dipakai pelaku dan bagaimana cara menghindarinya, seperti dikutip dari Cermati.com:
Modus penipuan KTA melalui email sering digunakan. Tidak hanya mudah, tapi juga murah karena pelaku hanya membutuhkan sambungan internet untuk menyebar email penawaran pengajuan KTA kepada korban.
Agar korban percaya, pelaku secara ilegal mencatut logo bank, alamat kantor, dan nomor telepon. Untuk mempermulus aksinya lagi, pelaku akan menggiring korban untuk mengklik link yang sudah disematkan di badan email.
Link tersebut mengarah ke sebuah formulir untuk mengisi data diri, termasuk nomor CVV kartu kredit, nama ibu kandung, dan data pribadi lainnya.
Jika kamu mengisi data diri secara lengkap dan mengirimkannya, maka sudah pasti pelaku mencuri data dirimu dan memakainya untuk menguras dana dari tabungan dan menimbulkan tagihan besar di kartu kredit kamu.
Cara menghindarinya:
• Jeli melihat logo perusahaan dan alamat email yang digunakan untuk mengirimkan email yang bukan menggunakan email resmi. Misalnya seharusnya cs@bankabc.co.id, tetapi justru cs@bankabc.gmail.com yang merupakan email pribadi
• Tidak sembarangan klik link untuk menghindari phishing
• Tidak membuka email yang mencurigakan atau abaikan saja.
Salah satu cara penipu mendekati korban adalah dengan melakukan penawaran yang mudah dan murah, yakni melalui SMS. SMS? terbilang modus lama, namun hingga saat ini masih sering digunakan dan masih banyak yang menjadi korbannya.
Penipu menawarkan pinjaman KTA dengan syarat relatif mudah, misalnya cukup dengan menyerahkan KTP dan informasi rekening bank. Setelah syarat diberikan, maka pinjaman KTA akan langsung cair kurang dari 24 jam.
Padahal, pencairan dana KTA bank umumnya paling cepat tiga hari dan maksimal dua minggu setelah proses verifikasi selesai. Siapa yang tidak tergiur? Makanya ada saja yang terjerat penipuan ini.
Cara menghindarinya:
• Mengabaikan SMS tersebut, tidak perlu meladeni SMS tidak dikenal dengan kemudahan yang tidak masuk akal
• Sebaiknya langsung hapus SMS tawaran pinjaman KTA tanpa syarat
• Cek kebenaran penawaran pinjaman KTA melalui situs atau nomor telepon resmi bank.
“Halo selamat siang, saya A dari Bank X ingin menawarkan produk KTA plafon besar dengan suku bunga sangat ringan.” Kalimat pembuka menarik yang diluncurkan dari oknum atau pelaku kepada korban. Tapi waspadalah karena bisa jadi itu penipuan.
Pelaku menyamar sebagai telemarketing untuk memudahkan aksinya. Orang awam yang tidak tahu tentang modus ini sudah pasti menjadi korban penipuan.
Diladeni teleponnya, dan menjawab seluruh data pribadi yang diminta pelaku, seperti detail kartu kredit dan kartu ATM (nomor kartu, kode CVV, expiry date), sampai kode OTP dan PIN atau password.
Perlu diketahui, telemarketing atau petugas bank resmi tidak akan meminta data pribadi nasabah tersebut. Hati-hati juga, biasanya nomor telepon yang menghubungi korban hampir mirip dengan nomor telepon bank resmi.
Cara menghindarinya:
• Waspada jika menerima telepon dari nomor yang tidak dikenal
• Jangan berikan kode OTP, kode CVV, PIN atau password kepada siapapun termasuk pihak yang mengaku sebagai telemarketing atau petugas bank
• Menggunakan aplikasi pembaca nomor telepon, sehingga kamu bisa langsung memblokir nomor tersebut bila meminta data pribadi lengkap.
Baca Juga: Pinjaman KTA Buat Dana Darurat, Boleh atau Tidak?
Seiring dengan semakin canggihnya teknologi, penipuan berbasis online pun kerap kali terjadi.
Salah satunya dengan menggunakan website palsu sebagai wadah untuk mendapatkan identitas korban. Tentu dengan iming-iming pinjaman besar, suku bunga rendah, persyaratan mudah dan proses cepat.
Alamat website ini biasanya disematkan di email atau SMS. Ketika diklik, maka kamu akan diarahkan menuju website tersebut. Kamu diminta untuk mengisi data pribadi dan tergoda memberikannya demi ‘janji manis’ tersebut.
Trik paling banyak digunakan penipu adalah membuat situs webnya sangat mirip atau meniru alamat merek atau perusahaan besar. Seperti website bank atau fintech besar yang menawarkan pinjaman KTA.
Cara menghindarinya:
• Cek alamat situs web dan nama domain, seperti Yah00.com atau Amazon.net, padahal alamat sebenarnya adalah yahoo.com (menggunakan huruf O bukan angka nol) dan Amazon.com.
• Ada juga yang seharusnya menggunakan domain (.com), namun website palsu malah menuliskan (.co.id) atau menggunakan (.blogspot dan .wordpress) sebelum penulisan (.com). Situs ini mencurigakan karena merupakan blog pribadi seseorang.
Modus penipuan ini langsung, yaitu dengan mendatangi korban. Pelaku biasa mengaku sebagai kreditur atau pihak bank yang sedang mencari debitur untuk mencapai target penyaluran pinjaman KTA.
Waspada terhadap kreditur bodong tak dikenal, apalagi jika tidak memakai tanda pengenal. Sebab, ada kreditur yang menggunakan KTP dan berhasil mendapatkan mangsa. Namun ternyata, dana pencairan KTA bukan diterima korban, melainkan ditransfer ke rekening pelaku atau kreditur abal-abal ini.
Cara menghindarinya:
• Lebih waspada terhadap orang yang tidak dikenal, terutama jika menawarkan pinjaman KTA dari rumah ke rumah
• Sebaiknya tolak penawaran secara halus
• Tidak memberikan data diri apapun kepada orang asing.
Mengajukan Pinjaman KTA Ada Prosedurnya
Siapapun pasti butuh uang, apalagi jika kondisinya sangat mendesak. Namun bukan berarti langsung percaya dan termakan iming-iming pinjaman KTA yang secepat kilat, bunga rendah, dan plafon kredit besar.
Perbankan maupun fintech sudah memiliki prosedur masing-masing tentang pengajuan KTA. Jadi, ikuti prosedur resminya agar kamu tidak menjadi korban penipuan KTA yang dapat merugikanmu.
Artikel ini merupakan hasil kerjasama antara Kompas.com dengan Cermati.com. Isi artikel menjadi tanggung jawab sepenuhnya Cermati.com
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.