Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Unand Siap Cetak 100.000 Pelaku Usaha Dukung Penciptaan Sejuta Wirausaha Mapan

Kompas.com - 02/07/2022, 08:00 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Editor

PADANG, KOMPAS.com - Universitas Andalas (Unand) siap untuk mencetak 100.000 pelaku usaha baru dari generasi muda atau kaum milenial di lingkungan kampus. Komitmen tersebut dilakukan untuk mendukung program penciptaan Sejuta Wirausaha Mapan yang terus digenjot Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) tahun ini.

“Saya dengar di Universitas Andalas, mata kuliah kewirausahaan merupakan mata kuliah wajib yang harus diambil setiap mahasiswa, ini adalah sebuah terobosan yang baik,” kata Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki saat memberikan Kuliah Umum & Diskusi Interaktif Kewirausahaan di Kampus Universitas Andalas, Padang, Sumbar, Jumat (1/7/2022) dalam siaran pers yang diterima Kompas.com.

Target Sejuta Wirausahawan Mapan merupakan langkah dalam rangka memenuhi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pengembangan Kewirausahaan Nasional. Program Sejuta Wirausahawan Mapan bertujuan untuk menumbuhkembangkan wirausaha yang berorientasi pada nilai tambah dan mampu memanfaatkan teknologi.

Dalam kuliah umum tersebut, sekaligus dilakukan Peluncuran Program Kerja Sama KemenKopUKM dengan Universitas Andalas, terkait program Peningkatan Kapasitas Startup, serta Mini Expo Produk Universitas Andalas.

Kegiatan ini juga dihadiri Deputi Bidang Kewirausahaan KemenKopUKM Siti Azizah, Anggota DPR RI Nevi Zuairina, Wakil Rektor I Mansyurdin, Ketua Senat Akademik Universitas Andalas Syafrizal, dan Kadiskopukm Provinsi Sumbar Nazwir.

Teten menyebut, Universitas Andalas menyediakan seed funding kompetitif sebesar Rp10 juta untuk setiap start-up mahasiswa. Yang saat ini sudah menghasilkan 300 mahasiswa wirausaha dalam dua tahun terakhir.

Produk UMKM di Universitas Andalas.Dok. KemenKopUKM Produk UMKM di Universitas Andalas.

Universitas Andalas juga membina 350 UMKM super mikro (kerja sama Kemensos), 87 BUMDesa (kerja sama BRI), 51 Start Up Teknologi, dan 30 UMKM Agroindustri (kerja sama Badan Sawit).

"Saya keliling kampus dalam rangka mencari 1 juta wirausaha mapan baru. Karena pemerintah ingin melahirkan The Future SME berbasis pendidikan dan teknologi tinggi. Ke depan, persaingan kita di level global dimenangkan oleh yang punya inovasi. Di mana kekuatannya ada di SDM-nya. Dan Unand siap menyumbang 100.000 wirausaha," ucap Teten.

Dalam kesempatan tersebut, Teten juga bertanya kepada para mahasiswa terkait siapa saja yang ingin jadi pengusaha. Mayoritas mahasiswa yang hadir di acara tersebut mengangkat tangan.

Kenyataan tersebut menurut Teten, sesuai dengan laporan Penelitian Asia Pacific Young Entrepreneurs Survey 2021, yang menunjukkan sebanyak 72 persen generasi Z dan milenial bercita-cita menjadi wirausaha.

"Tiap tahun ada sekitar 1 juta sarjana baru. Dari jumlah itu, paling hanya 1 persen ekonomi kita atau sekitar 400.000 yang bisa menyerap tenaga kerja. Sisanya dari mana? Tentunya pilihan yang baik adalah dengan menjadi wirausaha. Mulai hari ini kita harus ubah pola pikir, kurikulum kampus jangan lagi mencetak sekadar sarjana mencari kerja. Justru mencetak wirausaha menciptakan lapangan kerja," kata Teten.

Sementara, terkait naik turunnya perkembangan industri startup anak muda, menurut Teten, merupakan hal yang biasa dalam bisnis.

"Startup ini suatu ide bisnis, bisa tumbuh tapi ada yang mati. Dari 10 telur misalanya ada yang menetas itu sudah biasa. Begitu juga yang terjadi di Silicon Valley," kata Teten.

Untuk itu sambungnya, KemenKopUKM terus menggandeng berbagai universitas yang ada di Indonesia. Kerja sama penting dalam mengembang kewirausahaan yang terkoneksi langsung dengan riset perguruan tinggi.

Bahkan di Kemendikbud ada program matching fund yang nantinya hasil riset mahasiswa atau produk dari startup muda bisa dikomersialisasikan. Dengan begitu, Teten optimistis target Sejuta Wirausaha Mapan tahun ini bisa terwujud.

Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki saat memberikan Kuliah Umum & Diskusi Interaktif Kewirausahaan di Kampus Universitas Andalas, Padang, Sumbar, Jumat (1/7/2022)Dok. KemenKopUKM Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki saat memberikan Kuliah Umum & Diskusi Interaktif Kewirausahaan di Kampus Universitas Andalas, Padang, Sumbar, Jumat (1/7/2022)

Saat ini, rasio kewirausahaan di Indonesia baru mencapai 3,18 persen yang masuk kategori Wirausaha Mapan. Angka ini rendah jika dibandingkan dengan Singapura yang mencapai 8,6 persen, Malaysia 4,74 persen, Singapura sudah 8,76 persen, dan Thailand mencapai 4,26 persen.

Sementara untuk menjadi negara maju, minimal 4 persen dari total populasi penduduknya adalah wirausaha. Dan rata-rata di negara maju, sudah mencapai 10-14 persen.

"Target kami pada 2024 rasio kewirausahaan di Indonesia mencapai 3,95 persen," kata Teten.

Wakil Rektor I Unand Mansyurdin menyambut baik kerja sama KemenKopUKM dan Universitas Andalas.

Pihaknya juga mendukung penuh agar target kewirausahaan hingga 3,95 persen terpenuhi. Lebih lanjut ia menegaskan, pihaknya berkomitmen untuk melahirkan wirausaha yang mandiri dari lingkungan kampus.

"Kami juga berharap, tahun ini program kewirausahaan melalui proses inkubasi akan ditingkatkan dengan proses perizinan usaha yang akan dibantu. Kuliah umum dari MenKopUKM ini bagai siraman ke tumbuhan yang kering kepada calon-calon pengusaha, sehingga ke depan makin tumbuh dan berkembang," kata Mansyurdin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kadin Sebut Digitalisasi Buka Peluang Baru dalam Bisnis

Kadin Sebut Digitalisasi Buka Peluang Baru dalam Bisnis

Program
Ini 3 Cara Membangun Kedekatan Emosional dengan Konsumen

Ini 3 Cara Membangun Kedekatan Emosional dengan Konsumen

Training
5 Tips Mengatur Karyawan Bisnis Anda

5 Tips Mengatur Karyawan Bisnis Anda

Training
Perjalanan Ratna Merintis Batik Handayani Geulis, Mulai dari Melahirkan Pengrajin Batik Bogor

Perjalanan Ratna Merintis Batik Handayani Geulis, Mulai dari Melahirkan Pengrajin Batik Bogor

Jagoan Lokal
3 Tips Memperoleh Review Positif dari Pelanggan untuk Bisnismu

3 Tips Memperoleh Review Positif dari Pelanggan untuk Bisnismu

Training
3 Penyebab Bisnis Tidak Berjalan Optimal

3 Penyebab Bisnis Tidak Berjalan Optimal

Training
Hadapi Pesanan Melonjak, Soes Surgawi Fokus Tingkatkan Kinerja Tim Produksi

Hadapi Pesanan Melonjak, Soes Surgawi Fokus Tingkatkan Kinerja Tim Produksi

Training
Belasan Warga Binaan Perempuan Malang Pamerkan Produk Fesyen

Belasan Warga Binaan Perempuan Malang Pamerkan Produk Fesyen

Training
Berdayakan UMKM Orang Asli Papua, Pemkab Sorong Anggarkan Rp1,7 miliar

Berdayakan UMKM Orang Asli Papua, Pemkab Sorong Anggarkan Rp1,7 miliar

Program
Dari Driver Ojek Online, Olan Sukses Jadi Juragan Loyang dengan Bantuan KUR

Dari Driver Ojek Online, Olan Sukses Jadi Juragan Loyang dengan Bantuan KUR

Jagoan Lokal
Wujudkan Passion di Bidang Fesyen, Frida Aulia Bangun Bisnis hingga Kenalkan Batik ke Mancanegara

Wujudkan Passion di Bidang Fesyen, Frida Aulia Bangun Bisnis hingga Kenalkan Batik ke Mancanegara

Jagoan Lokal
3 Cara Mengatasi Ulasan Negatif di Platform Online, Pelaku Usaha Harus Tahu

3 Cara Mengatasi Ulasan Negatif di Platform Online, Pelaku Usaha Harus Tahu

Training
Cara Soes Surgawi Manfaatkan Kuis Berhadiah untuk Strategi Promosi

Cara Soes Surgawi Manfaatkan Kuis Berhadiah untuk Strategi Promosi

Training
Pertamina Berdayakan Perempuan untuk Kembangkan Produk Ramah Lingkungan

Pertamina Berdayakan Perempuan untuk Kembangkan Produk Ramah Lingkungan

Program
Dinamisnya Industri Perkakas Logam yang Menghidupi Banyak Warga di Citeureup

Dinamisnya Industri Perkakas Logam yang Menghidupi Banyak Warga di Citeureup

Jagoan Lokal
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com